5th Call 📲

1.1K 193 3
                                    

[name] memainkan ponselnya dimana banyak pesan dari orang tua dan temannya tentang statusnya sekarang yang masih setia menjomblo.

Lagipula dia tak peduli. Yang penting dia masih bisa menjalani hidup dan mengatur kehidupannya ke jalan yang benar.

Banyak juga pasangan muda yang selalu terjebak masalah. Jadi menurutnya dia belum siap untuk semua tentang membangun sebuah keluarga.


"hahhh... Bosan." meletakkan ponselnya di samping bantal, [name] menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal.

Menatap sejenak ponselnya untuk melihat jam di dalamnya, ia langsung bangkit dan berjalan kearah dapur untuk makan malam.

Wajar saja, dia tinggal sendiri di rumah atas permintaan orang tuanya.


"tapi yang dikatakan Kaa-san memang benar. Mana mungkin aku harus terus bergantung padanya."


Otaknya berusaha berfikir lebih dalam tentang hal ini. Sulit juga ia meninggalkan keluarganya.


"hmm... Biasanya semuanya berawal dari tipe pasangan yang disukai. Aku... Kalau aku... Argh!"


Mengacak pelan rambutnya, [name] kembali ke dunia nyata dan meninggalkan dunia khayalannya.


"mana mungkin ada yang mau denganku... Argh! Dasar diriku! Orang negativan!"

***************

Ponsel silver itu bergetar dan membangunkan mata yang sedari tadi terpejam. Bahkan sekarang baru jam 2 pagi.


Klik!...


"moshi moshi... Akaashi-san?"

"maaf membangunkanmu sepagi ini. Aku hanya ingin mengecek ponselku saja. Jadi tak ada yang penting. Maafkan aku."

"iie. Tak apa. Aku baru saja dari kamar kecil."


'tepatnya aku ingin kesana sekarang! Mana mungkin aku membawa ponsel ini ke toilet, kan?... Jika sampai jatuh ke-... Argh! Jauhkan pikiran itu!...'


"jadi ada yang bisa kubantu?"

"ti-tidak ada. Aku hanya begadang melanjutkan karya baruku. Dan kebetulan aku kesepian dan tak bisa tidur."

"umh. Aku mengerti. Pasti melelahkan juga, ya? Dulu aku juga sempat mengirimkan dokumen mangaku pada perusahaan xxxxx tapi mereka menolak mangaku."

"souka..."

"sebaiknya kau beristirahat saja. Terlalu kelelahan bisa menurunkan imun tubuhmu. Hanya untuk beberapa jam saja."

"ah. Satu hal lagi."

"hm?"

"bisa kutahu namamu? Rasanya aku tak sopan dengan menghubungimu terus menerus padahal kau sudah menjaga ponselku."

"namaku [name]. [fullname]. Tapi kau bisa memanggilku [name] jika kau mau."

"ya. Aku dengar kau sudah mengetahui namaku. Aku Akaashi Keiji. Terima kasih karena sudah menjaga ponselku."

"ya. Tak masalah."

"aku akan berusaha menyelesaikan pekerjaanku dan mengambil ponselku dengan cepat agar tak merepotkanmu terus."

"ahaha! Tidak merepotkan sama sekali. Tenang saja."

"ya. Sekali lagi terima kasih. Kalau begitu aku akan berusaha untuk beristirahat sekarang. Selamat malam, [first name]-san."

"ha'i. Malam juga, Akaashi-san."


Piiip!... Piiip!... Piiip!...


"fyuuh! Barusan adalah percakapan yang terpanjang antara aku dengan Akaashi-san. Sepertinya dia sangat kelelahan. Argh! Aku lupa! Aku harus ke toilet!"


[name] dengan cepat berlari keluar dari kamarnya dan menuju ke toilet di lantai bawahnya.


Tring!...


Satu pesan masuk ke nomor ponsel Akaashi. Tepatnya Akaashi sendiri yang megirimnya.


_________________________________________

From: xxxxxxxxxxxx
02.25

"terima kasih atas waktunya, [name]-san."

_________________________________________


Dan sekarang laki laki di sebrang sana kini dapat sedikit lega setelah kesepian hampir membunuhnya benerapa menit yang lalu.

Berbaring di ranjang empuknya dan berusaha untuk memejamkan mata, pikirannya masih membayangkan bagaimana rupa wanita yang akan mengembalikan ponselnya nanti walau bukan sekarang atau besok. Karena di situlah waktu waktu sibuknya.

Matanya kembali terbuka dan menatap langit langit kamar yang gelap hingga sebuah senyuman tipis terangkat dan membuatnya kembali tenang.


"[name]... [fullname]... Nama yang bagus..."

Love-Transceiver [A. Keiji x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang