Ep.1

57 11 5
                                    

...

United Kingdom, 2020.

Rombongan mahasiswa keluar dari kampus tepat pukul 3 sore. Tetapi, masih ada sebagian mahasiswa yang memilih perpustakaan menjadi tempat menghabiskan waktu. Namun, bagaimana pun Cafè menjadi tempat tujuan setiap mahasiswa. Free wifi, tempat aesthetic, full ac sembari mengerjakan tugas dan sekedar meminum kopi.

Tetapi, ada yang berbeda dengan mahasiswa bernama Theodore Styles itu. Dia seorang part timer di sebuah Cafè bernuansa horror yang tidak begitu jauh dari kampus.

Dia sering sekali menghilang. Dia begitu misterius.

"Ms. Murphy, 1 hot chocolate and cheese croissant, right?" sebut Joey menebak pesanan perempuan ini.

"You know me, Joey." balas Elloise. "Dimana, Grace?"

"Ada sesuatu yang penting. Ini pesananmu, dan ini receiptnya."

Elloise mengambil receipt itu dan beranjak mengambil tempat duduk di dekat tumpukan buku-buku. Ini spot favoritnya. Disinilah tempat dia membaca buku dengan nyaman.

Ada tumpukan buku yang dia sukai, yaitu mythology. Dia suka mempelajari kembali mitos-mitos lama yang jarang orang ketahui. Dia percaya semua mitos.

"Percaya mythology?" tanya seseorang pada Elloise yang tengah sibuk membaca buku.

"Ah, ya. Aku suka mythology." balas Elliose.

Elloise menutup bukunya dan melihat orang yang datang menghampirinya. Ternyata dia seorang pelayan yang datang mengantarkan pesanannya.

"Thank you. Kau pelayan baru?"

"Sebenarnya aku pemilik cafè ini. Tapi, aku juga ikut sebagai pelayan disini." jelas pria itu menata pesanan Elliose diatas meja.

"Oh ya? Aku tak pernah melihatmu."

"Aku hanya datang sesekali." balas pria itu dengan sedikit smirk.

Elloise menganggukkan kepalanya. Lalu, membuka bukunya kembali dan menyesap hot chocolatenya. Dia sangat penasaran dengan buku-buku ini.

"Buku-buku mythology milikmu sangat banyak. Cafè milikmu sangat menarik." puji Elloise dengan senyum yang mengembang.

"Thank you. Semoga pelayanan kami tak mengecewakanmu."

Pria itu pergi membawa nampan yang dia bawa tadi. Elloise memandangi punggungnya. Bahkan, punggungnya terlihat tampan. Elloise menyadarkan dirinya. Apa yang telah dia pikirkan?

Elloise membalik bukunya kembali. Melanjutkan membaca bukunya sampai makanannya habis. Sepulang dia kuliah, dia selalu berada disini. Sebelum dia pulang untuk beristirahat. Selanjutnya esok pagi dia harus bekerja mengantar roti-roti ke tiap rumah.

"The loathe? Aku sudah lama tidak mendengar ini lagi." ucap Elloise pada dirinya sendiri.

Elloise membuka bab terakhir dari buku itu. Tetapi hanya terdapat 3 lembar saja. Terlalu singkat. Membuat hal ini waras dan masuk ke dalam logikanya, dia harus berpikir dengan jernih.

"Do you believe the loathe exists?"

Pria itu kembali lagi. Ya, dia yang mengaku owner cafè dan pelayan tadi. Padahal baru saja dia akan menandai bab itu sebagai halaman yang terakhir.

"Hm... I do. Aku hanya tertarik dengan dunia mythology." jawab Elloise.

Begitu Elloise menjawab pertanyaannya, pria itu pergi meninggalkannya begitu saja. Apa ada yang salah? Tetapi, ada kertas yang dia tinggalkan di atas meja Elloise.

'Aku Theodore. Senang bertemu denganmu. Mau menjadi teman mythology ku?'

...

Hi! Sorry karena update sependek ini hehe. Aku sedang salam proses melanjutkan pervert. Aku akan tamatin itu dulu kayanya. Terima kasih atas vote dan komennya. Semoga cerita ini bisa berlanjut sesuai ekspektasiku sendiri 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

loathe | H.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang