Bab 3

1.3K 56 0
                                    

Dua tahun setelah kosong akhirnya ada keluarga baru yang mengatakan berniat mengontrak rumah ini,

Hal ini di sampaikan kepada RT setempat.

Meski sempat di ingatkan kalau rumah ini tidak beres, keluarga baru ini bersikeras.

Katanya dia tidak perduli dengan hal ini.

Karena rumah ini sebelumnya selesai ala kadarnya keluarga baru ini harus sedikit menguras isi dompet untuk memperbaiki di sana-sini. Ia berkata kalau merasa berjodoh dengan rumah ini dan berniat membelinya kalau di rasa cocok dalam waktu berjangka.

Akhirnya,.... pak RT menyerah

Rumah yang sebelumnya terbengkalai kini terlihat lebih baik. Keluarga baru ini terdiri dari seorang lelaki muda, Sebut saja pak Ridwan bersama isteri dan kedua anaknya.

Anak sulung berusia 6 tahunan sedangkan si bungsu masih menyusui, malam ini adalah malam pertama bagi mereka.

Kebetulan kamar di sebelah utara menghadap ke rumah bu Rismoyo sedangkan ruang tamu menghadap rumah pak Ageng.

Setiap malam anak bungsunya tidak pernah berhenti menangis. Hal ini membuat pak Ageng dan isterinya tidak bisa tidur sementara anak sulungnya berlarian di ruang tengah.

Namun tidak ada yang lebih membuat pak Ridwan merasa heran saat menemukan pak Ageng berdiri di gerbang rumahnya mematung menatap kosong kearah rumahnya.

Hal ini terjadi setiap malam antara pukul 12 malam saat pak Ridwan menenangkan anaknya di ruang tamu.

Bersama isterinya mereka mengawasi pak Ageng dari kaca jendela ruang tamu. Takut terjadi hal-hal yang tak di inginkan.

Pak Ridwan keluar untuk mengingatkan pak Ageng tapi lelaki itu justru tersenyum sebelum melangkah mundur, melangkah mundur bukannya berbalik, aneh sekali....

Belum selesai dengan urusan pak Ageng,

Terdengar anak sulungnya berteriak menjerit yg membuat mereka akhirnya berlari untuk melihat apa yg terjadi. Anak sulungnya menunjuk-nunjuk kaca jendela yg ditutupi oleh gorden, pak Ageng memeriksa saat melihat di hadapannya ada bu Rismoyo.

Hal ini terjadi setiap malam membuat pak Ridwan akhirnya menyampaikan protes kepada pak RT.

Mereka akhirnya di kumpulkan di salah satu rumah warga, di sana bu Rismoyo menangis menggelengkan kepala seolah berkata itu bukan dirinya, hal yg sama yang di lakukan pak Ageng.

Pak RT menyarankan untuk memanggil kiyai untuk membersihkan seisi rumah, tapi pak Ridwan tidak percaya dengan hal-hal seperti ini.

Dia menolak lalu kembali ke rumah.

Hal yg membuat warga merasa geram.tapi ini akan menjadi penyesalan karena setelahnya, kejadian itu terjadi.

Malam itu, kedua anaknya sedang tertidur lelap.

Pak Ridwan melangkah keluar dari dalam kamar, ia merasa tenggorokannya kering.

Saat dia menuju ke dapur dan tiba-tiba dia mendengar suara seorang wanita sedang menangis,suaranya berasal dari dalam kamar mandi.

Pak Ridwan berjalan menuju ke sumber suara di mana dirinya menemukan bayangan seseorang dari bawah pintu, ragu bila benar-benar ada orang di dalam.

Pak Ridwan mendorong pintu melihat siapa yg berada di sana sebelum pak Ridwan sadar dirinya berhalusinasi, karena dia tak melihat siapapun ada di dalam kamar mandi,

Anehnya, ia masih saja mendengar suara wanita menangis, pak Ridwan melangkah masuk melihat isi di dalam bak mandi namun sekali lagi dirinya tak menemukan apapun.

OMAH JEJER TELUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang