Mentari begitu menyengat hingga menyelinap masuk kedalam kamar tidurnya. Hari kesekian bagi Araina Alayda masuk SMA impiannya, tetapi kejadian besar baginya karna jam menunjukan pukul 06.30 sementara ia mandi saja belum.
"Ya ampun telatt nih" sembari bergegas bangun kekamar mandi.
Sebuah angkot berhenti didepan gerbang SMA Prima, ya SMA terbaik dikota. Araina turun dari angkot tersebut sembari menghembuskan nafasnya karna melihat gerbang yang masih terbuka lebar didepan mata.
"Araina!!" panggil seseorang dari arah belakang Ara. Araina pun menghadap ke arah suara tersebut.
"Apa?" jawab Araina jutek.
"Pagi pagi udah jutek gimana sih."
"suka suka, nih" sembari memberi buku tugasnya.
"tau aja lu ah"
"Udah jadi rutinitas lu Arian"
Bukan Arian namanya kalau tidak menyotek jika ia tidak bisa mengerjakannya.
"Kebiasaan lu tuh gak pernah di ubah, nyontek– Terus"
"Yah kan susah, Nanti kalo olahraga gue yang ajarin de–"
"udah ada gurunya, tangan lu kenapa" melihat kearah kain perban ditangan Arian
"Alergi" sembari membukukan badannya kearah Araina dan bernada bagai kata misterius. Langsung saja Araina mengusap wajah Arian "Sukurin". Mereka pun bergegas masuk kelas.
Araina duduk di belakang Arian ya, itu posisi yang sangat dekat hanya terhalang meja saja. Pelajaran pun dimulai seperti biasa.
Kring!!!
Bell pergantian jam belajar berbunyi
Lapangan begitu ramai di penuhi anak XI 1. "Shoot!!Bego" teriak Arian kesal, tentu saja mereka sedang bermain futsal kegemaran Arian. Araina hanya berdiam seorang diri di pinggir lapangan sembari melihat gocekan indah Arian.
"Ara kantin yok" sebut kenzia
"Kaga dah" jawab Araina
"Tumben" jawab Naya
"Ada yang di liat kali" sebut raya
"sapa si ra" tanya anjani
Arian istirahat dipinggir lapangan, duduk bersampingan dengan Araina.
"Keren kan gocekan gue"
"B aja, baju olahraga mana?"
"Lupa bawa gue"
"Sukurin!!"
"ARIAN SAPUTRA!!" Teriak pak supto (guru olahraha) sembari menghampiri Arian dan Araina
"Anjirr pak supto" Arian panik ditempat
"Kemana baju OR kamu?"
"Lupa bawa pak"
"Lupa mulu kapan ingetnya, minggu besok jangan lupa"
"siap pak"
Arian bernafas lega ketika pak supto beranjak pergi. Araina yang dari tadi hanya bisa tertawa kecil melihat tingkahnya ian yang begitu panik ditanya pak supto.
"Gak usah tawa"
"Terserah dong"
Tiba tiba sepasang mata saling bertemu dalam satu orbit lurus, mungkinkah Araina jatuh cinta pada Arian?
"pulang sekolah nanti sama siapa?" tanya Arian mencairkan suasana
"Abang"
"punya abang?"
"Ada abang angkot, haha"
Kring!!!!!
"Bacot tuh bell gak tau apa orang lagi–"
"lagi apa"
"lagi ngobrol" tuntas Arian "gamau gue anterin aja" tanya Arian "Gak usah ARIAN BERNAT!!" jawab Araina kesal
"Yailah bernat lagi cakep begini gu–", "dah ah gue pulang ya" jawab Araina sembari membawa tasnya***
Araina baru saja selesai mandi dan mendengar notif dari handphonenya berbunyiArian bernat:
Araina liat fisika dong
19.00Araina yang sedang melihat notif dari ian pun tersenyum lebar.
Araina:
Besok disekolah
19.04
Arian bernat:
Nanti kegep lagi
19.04Raina mengingat kejadian bu irma yang sedang memergoki ian yang sedang menyontek tugasnya.
Araina:
Biasanya juga disekola
19.05Arian bernat:
Ywdh d sklh, gue futsal dlu ya
19.06Entah kenapa sejak kejadian di pinggir lapangan tadi membuat Araina terus memikirkan Arian. Apa gue suka sama bernat? Tanya Araina dalam hati.
Araina pun mengeluarkan buku diarynya dan mengeluarkan penanya dari tempatnya.
Hai hati..
Siapkah engkau untuk menanti,
Menanti hati lain yang tak tau siapa yang mengisi.
Dan siapkah engkau untuk tersakiti.
Karna mungkin hatinya tlah terisi."Ara makan" panggil fania ibu Araina. "Iya ma" jawab Araina sembari merapikan buku diarynya dan bergegas keluar kamarnya.
"Gimana Ra sekolahnya?" Tanya luthfi ayah Araina.
"Seru kok pah" jawab Araina langsung melahap suapannya. "Ara ke kamar ya udah selesai juga makannya". "Tidurnya jangan malam malam ya" seru fania.
Araina pun masuk kedalam kamarnya dan mengintip sedikit ke arah jendela "Bulan selamat berjaga semoga malam ini ia berbahagia", ia siapakah yang di maksud Araina apakah Arian?
***
Berbeda halnya dengan Arian yang sedang sibuk dengan futsalnya. "Oper gue ren" Teriak Arian pada Rendy sahabatnya, gocekan indah di keluarkan oleh ian. "Shoot yan" teriak Rendy.
"GOOOLLLLL!!!" teriak tim pamungkas. 6-4 kemenangan untuk tim Arian.
Permainan pun berakhir Arian, Rendy, Bagus, Giranza, Harizal, dan Rahmat dan yang lain berkumpul di pinggir lapangan sembari istirahat.
"Yan ikut warkop kaga" tanya Bagus."Kaga pen balik gue" jawab Arian.
"Kaga solmet lu ah" sahut Rendy."Udah malem woi ngantuk gue" Terang Arian."Dah gue balik yo" Arian pun pulang dengan motor ninjanya.
Hayooo gimana kelanjutanny yaa....
KAMU SEDANG MEMBACA
ARIAN
Teen FictionDear Arian Jika mentari dan bulan bisa berbicara. Akankah ia memberitahu kepada seluruh makhluk didunia? Tentu rahasia kamu, aku dan mereka bisa terdengar di seluruh pendengar di belahan dunia. Arian Putra, aku mencintaimu sedalam palung mariana dan...