#2 Kecewa

9 3 0
                                    

Pagi harinya seperti biasa Araina menaiki angkot untuk ke sekolah, bukan karna ayahnya yang tidak mau mengantarkannya tetapi, Araina yang meminta Luthfi untuk tidak mengantarkannya karna sudah SMA.

Araina turun dari angkotnya.

"Bang kembali lima rebu"

"emang duitnya berapa neng" tanya abang angkot

"sepuluh rebu bang"

"yah saya juga baru keluar neng kaga ada kembalian"

"Pake duit ini aja bang-" terlihat seorang menjulurkan tangannya dan memberika uang lima ribu pada abang angkot

"Arian" Heran Araina. "Kenapa ganteng", "ntar gue ganti,nih" Araina memberikan buku tugas fisikanya.

"santai gausah diganti, gue udah kerjain tadi pagi" sembari melipatkan kedua tangannya didepan dada.

"Hah" Araina kembali di buat heran, "Ngapa gak suka" Arian kembali untuk menatap mata Araina yang masih bingung dengannya.

"Ayo kekelas keburu bell" Arian pun menarik tangan Araina.

Sesampainya mereka dikelas. Araina terus memperhatikan Arian yang ada di depannya.

"Ara!!" teriak naya memanggil Araina, raina pun mencari suara tersebut berasal.

"Eh berisik tau gak!" Arian merasa terganggu. "Yaudah maaf, Ara keluar yuk" ajak naya. "ayo".

Araina dan Naya pun keluar kelas dan duduk di kursi depan kelas mereka.

"Ra tau gak ada seseorang yang lagi gue suka sekarang" cetus Naya

"Siapa, Rendy?". "Bukan" jawab naya sembari menggelengkan kepalanya.

"Bagus-". "Bukan" lagi lagi Araina salah. "Arian" ucap Araina berat hati,

"Iya kok tau sih keliatan ya" ingin rasanya Araina menangis saat itu juga, kenapa teman yang selalu bersama dengannya menyukai lelaki yang sama pula.

"Gak keliatan kok, btw dari kapan sukanya" jawab Araina dengan senyum yang lebar.

"Baru hari ini tadi Arian nyapa gue"

"nyapa aja?" tanya Araina

"Iya, lu liat deh ari cool banget hari ini" sungguh kata kata itu tidak nyaman sekali ditelinga Araina.

Ko gue sedih sih kan seharusnya bahagia Naya suka sama ari, apa gue suka sama ari? Kenapa bisa Ara. Cakap hati Araina

"Araina, lu gapapa kan" tanya Naya memasikan Araina baik baik saja

"Gue gapapa kok gue ke toilet dulu ya nay". "ok sip"

Araina berlari ke toilet menahan air matanya agar tidak jatuh. Air mata yang tertahan kini mengalir deras saat ia tiba dalam toilet wanita sekolahnya.

"Kenapa harus lu naya hiks, kenapa harus lu yang suka sama ari hiks, dan kenapa rasanya sakit denger lu suka sama Arian hiks, apa mungkin gue harus jadiin ini rahasia ataupun gue harus tinggalin ari demi lu nay hiks" teriak Araina sekeras mungkin

Araina segera menghapus air matanya agar tidak terlihat jika ia habis menangis.

Oke gue simpan rasa ini sebagai rahasia ataupun gue bakal lupain lu ri, demi naya, cakap Araina dalam hati memastikan dirinya agar tegar.

Araina pun keluar dari toilet menuju kelasnya dengan wajah yang lusuh tapi tersenyum. Setibanya Araina dikelas Arian terus memperhatikannya Ari sadar jika Araina sedang dipenuhi masalah.

Araina pun duduk ditempat biasanya, ya di belakang Arian. Mudah sekali untuk Arian melihat wajah Araina yang lusuh itu.

"Araina?" cakap Arian memastikan Araina baik baik saja

"Kenapa?" sembari Araina duduk di tempatnya.

"Lu gapapa kan ra". "Gapapa" cetus Araina jutek.

Ara ngapa ya, gabiasanya- cakap Arian dalam hati

Pelajaran berlangsung Araina hanya terdiam dalam lamunnya.

KRINGG!!

Bell istirahat berbunyi, Ara tetap terdiam sampai teman sepergengannya mendekatinya.

"Ra lu ngapa sih?" tanya kenzia

"Kaga ngapa ayo ke kantin" jawab ara menutupi sakit hatinya.

Mereka berenam bersama kekantin. Mereka bercakap, tertawa, sampai terbahak bahak. Sesampainya dikantin mereka berpencar memilih makanan dan duduk di salah satu meja kantin.

"Eh lu lu pada tau gak gue lagi suka sama cowo" ucap Naya

"Siapa woi" jawab kenzia

"Eh lu kaga bilang bilang suka ama orang" sebut raya

"Arian" sebut Naya

"Eh gile lu suka sama Ari, dari SMP gue kaga pernah liat dia pacaran asli dah" sebut kenzia

"Kalo deket?"Tanya Naya

"pernah ama Araina" jawab kenzia

Burr!!

Araina yang sedang minum pun mengeluarkannya karna kaget dengan ucapan Kenzia.

"Ngapa lu Ra" tanya Safana

"Eh Fana tumben lu ngomong" ucap anjani.

"Araina?" ucap Naya. "iya kan Ra?" tanya Kenzia.

"Hah engga ko-" bantah Araina. "Araina" panggil seseorang dari belakang Ara.

"Arian" sebut Naya, dan Araina pun membalikan badanya. "Gue gak manggil lu" sebut Arian jutek. "Araina ikut gue". "kemana?"tanya Araina tidak di jawab namun ditarik oleh Arian.

"Eh kayaknya ada yang aneh deh dari Araina" sebut Raya

"Kayaknya Araina suka deh sama Arian" cetus Naya

"Udah eh jangan ngomong orang" sebut anjani

***

Arian dan Araina pergi kebelakang kantin, tempat biasa Arian berkumpul dengan teman segeng nya.

"Ngapain lu ajak gue kesini" tanya Araina curiga

"Lu yang kenapa Ra, lu kaya lagi ada mas-". "GUE GAPAPA ARIAN!" silang Araina sembari menangis.

"Kalo lu gapapa kenapa lu nangis ra" cetus Arian sembari mengetutkan keningnya.

"Privasi!" sebut Ara singkat,

"Gue udah bareng sama lu tiga tahun Ra gue paham sifat lu, lu inget dulu lu pernah bilang hidup itu kaya roda berputar kadang diatas kadang dibawah kita harus siap nerima keadaan dan siap juga untuk bahagia, dan gue-".

"Cukup Ri! Itu DULU bukan sekarang" sembari memberatkan kata dulu, dan pergi meninggalkan Arian namun, Arian mencegahnya.

"Cerita Ra cerita jangan pergi gini", Araina hanya bisa menangis.

"Dari kapan lu jadiin air mata sebagai senjata kecewa Ra dari kapan!" tegas Arian, dan lagi lagi Araina hanya terdiam dalam tangisnya.

"Gue kekelas dulu Ri, gue cuma butuh sendiri" Araina pergi meninggalkan Arian, dan Arian membiarkannya.

KRINGG!!!

Bell masuk berbunyi..

Arian dan teman sepergengannya tengah menaiki anak tangga dan disusuli Naya dan lain lainnya. Sesampainya di kelas Arian terus memperhatikan Araina yang sedangan menunduk.

Pelajaranpun berlangsung tetap saja Arian tidak fokus dengan pelajaran, sampai akhirnya waktu pulang tiba.

Naya gimana nih ya dia cemburu apa engga ya?

Jangan sampai ada part yang gak kebaca ni ya guyss...

Happy reading.....


ARIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang