#3 senyum yang kembali

13 3 0
                                    

Araina sengaja, sepulang sekolahnya ia tidak langsung pulang kerumah, ia ingin menenangkan dirinya dahulu ditaman.

Dengan menaiki Angkot Araina sampai depan Taman Bunga, ya taman itu selalu didatangi Araina ketika sedang ada masalah karna jika Araina melihat banyak bunga entah kenapa pikirannya seperti suci kembali.

Namun tetap saja Arian mengikutinya karna khawatir akan Ariana dan membawakan es cream kesukaan Ari bukan kesukaan Araina karna Ari tidak tahu es cream kesukaan Ara. Taman itu terlihat sepi pengunjung bahkan hanya Araina dan Arian saja yang berada disana.

Arian memarkir motor ninjanya diparkiran taman dan mengikuti kemana langkah kaki Araina tertuju. Araina pun duduk di kursi berantara bunga bunga yang berwarna warni.

"Aghhhhhhh, kenapa begini jadinya kalo gue tau lu suka sama dia gue ga bakal mau ngasih hati gue buat dia, gue bego gue bego, hiks hiks hiks" teriak Araina sembari menangis.

"Lu gak bego Ra" cetus Arian membuat Araina terkejut, untung saja Araina tidak menyebut namanya.

"Ngapain lu disini" sembari menusap air matanya. "lu yang ngapain Ra bukannya pulang". "Bukan urusan lu Ri".

"lu ngapa sih ra, kalo ada masalah bilang ke gue ada yang nyakitin lu siapa biar gue hadang". Kata menghadang itu membuat Araina tersenyum kecil

"Gue gapapa Arian" sembari tersenyum "ah boong ah males gak jadi bagi ekim ni". "ekim?". "nih dia ekim" sembari mengeluarkan es krim yang ia bawa.

"Ohh ini ekim" Araina tertawa kecil namun Arian tertawa seperti bernat.

"Yah bernatnya kumat deh". "Nih makan ekim kesukaan gue,cobain deh enak bett bett" sembari membuka kemasan es creamnya.

"yah coklat ya, alergi gue". "lu alergi coklat, yaudah gue beli dulu ya di sana" sembari menunjuk warung di sebrang taman.

"Gak usah Ri-". "Santai Ra"

Arian pun bergegas menuju warung tersebut, sesampainya disana Arian langung membeli es cream rasa vanilla. Ternyata di samping warung tersebut ada abang abang jual mainan dan ada topeng wajah bear. Arian pun segera membelinya dan langsung memakainya.

Arian menghampiri Araina dari belakang dengan menggunakan topeng wajah bear.

"Ini khusus buat orang yang lagi sedih katanya" sembari memberi Es cream vanilla. Araina membalikan badannya dan tertawa melihat topeng di wajah Arian.

"Eh bernat makasih ya" sembari tersenyum

"Makasihnya cuma sama bernat aja nih, Ariannya engga, kasian tau" ucap Arian seperti bicara pada anak kecil.

"haha iya deh makasih" sembari tersenyum tersenyum

"Nah gitu dong nanti kan aku dibayar banyak sama Arian hahaha". Merekapun tertawa bersama.

Mungkin ini jadi yang terakhir ri kita ketawa bareng gini, atau mungkin ini awal cerita kita- ucap Araina dalam hati.

Ra lu sehari gak senyum berasa seabad kita gak ketemu,- ucap Ari dalam hati.

Araina pun kembali tersenyum,

"Nah gitu kek dari tadi kan nih dunia berasa cerah gitu berbinar binar" sebut Arian

"Ilah berbinar binar gak tuh" jawab Araina sembari tertawa.

"Ra lu kenapa sih" senyum Araina memudar.

"Gue gapapa cuma ada something yang yah gitu deh".

"Oh iya btw lagi ada yang suka loh sama lu" cetus Araina.

Apakah Araina akan jujur kepada Arian

"Siapa, elu?" tanya Arian

"Gue? Gak lah Ri lu kan temen gue" tentu saja Araina berat hati mengucapkannya.

Arian menghembuskan nafas beratnya, apakah Arian kecewa dengan jawaban Araina?

"Terus siapa, kayaknya banyak banget yang suka sama gue" cetus Arian

"Naya" sembari tersenyum terpaksa.

"Ohh gue ngerti kenapa lu nangis-". " kenapa?"."Pasti lu cemburu kan Naya suka sama gue".

"Apa sih ri-" Araina menundukan kepalanya. "Iya kan Ra lu suka sama gue" sembari menatap wajah ara yang sedang menunduk.

"Gue gak mau punya cewe dulu ra, lu tau kan gue dari SMP kaga pacaran," sebut arian.

"Gue pengen fokus sama bola dulu" ucap Araina dan Arian bersamaan.

"Dari dulu sampai sekarang jawaban lu itu terus gak ada kemajuan" jawab Araina jengkel.

"Emang iya kan-" ucapan Ari terhenti. "Astaga udah sore, gue balik ya ri". " gue anter aja ra,". "Naik motor ninja lu itu,". "Udah ayo" sembari menarik tangan Araina untuk mengikutinya.

"Ri gue takut". "Ilah santai pegangan makanya biar gak jatuh" sebut Arian.

Arian menghidupkan motornya dan Araina pun menaiki motor itu.

"Pegangan sini" sembari memegang tangan Araina masuk kedalam saku jaketnya.

"Tangan lu dingin ra, kenapa gerogi?" pertanyaan Arian menyita pikiran Araina. "Gapapa ko ri dingin aja" Arian yang mendengar jawaban Araina pun tersenyum.

Apa Arian suka sama Araina? Tungguin yaa ceritanyaaa....

Happy reading...

ARIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang