6. Parkiran Sekolah

17 5 1
                                    

Hai! Apa kabar kalian? Ada yang nungguin cerita ini nggak?😭😭

Nih ada salam dari cogan

Aksa Delvin Arion

Selamat membaca, katanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca, katanya.💓

***

Satu persatu bulir air turun dari langit membasahi pekarangan SMA Gardha Jaya. Ditambah dinginnya semilir angin yang menusuk hingga ke pori-pori, sukses membuat cowok dengan perawakan tinggi yang sedang berjalan di koridor menggigil kedinginan. Padahal ia sudah mengenakan sweater yang cukup tebal, tetapi tetap saja dinginnya angin pagi hari ini masih bisa ia rasakan.

Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling lapangan. Sepi. Tidak ada seorang pun yang berlalu-lalang disana kecuali dirinya. Ya, siapa juga yang akan datang ke sekolah sepagi ini, secara sekarang masih pukul enam, ditambah hari ini hujan otomatis banyak siswa yang bermalas-malasan masuk sekolah.

Mengingat hanya ada dirinya di sana, tiba-tiba saja suasana di sekitarnya menjadi terasa begitu mencekam, semilir angin meniup rambutnya serta dedaunan pun ikut tertiup membuat suasana saat ini terasa semakin meyeramkan. Ia bergidik ngeri dan mempercepat langkahnya menuju perpustakaan.

Setelah melepas alas kaki dan menyimpannya di rak, cowok tersebut masuk ke dalam perpustakaan yang bernuansa serba biru tersebut. Ternyata hawa di dalam sana tidak semengerikan dan sedingin di lapangan. Sudah ada beberapa siswa yang sedang membaca buku di sana. Mungkin mereka adalah beberapa dari siswa yang ambisius di sekolah ini.

Aksa mengambil buku yang ingin dipinjamnya dan segera mencari tempat untuk duduk. Ia melihat seorang gadis yang tampak familiar duduk di pojok ruangan. Sendirian. Tidak berkelompok seperti yang lainnya. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menghampiri cewek berambut panjang tersebut.

"Hai, gue boleh duduk di sini?"

Tidak ada jawaban. Apa jangan-jangan cewek di depannya ini bukan manusia? Ah, sepertinya ia terlalu banyak menonton film horor.

"Hai?"

Masih belum ada jawaban juga. Entah ilham dari mana, dengan sangat berhati-hati ia memegang pundak cewek tersebut.

Deg! Cewek tersebut berbalik menampakkan paras cantiknya dengan ekspresi terkejutnya, namun tidak mengurangi cantiknya sedikit pun.

"Aksa? Eh sorry gue pake headset jadi gak denger kalau lo manggil," ucapnya sembari melepaskan headset yang menyumpal telinganya.

Aksa tersenyum kikuk, ia pun sama kagetnya dengan cewek di depannya ini. "Gue boleh duduk di sini?"

Zanna tersenyum ramah serta mengangguk. Tentu saja ia memperbolehkannya, toh perpustakaan ini bukan milik nenek moyangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang