Chapter 9

23 2 0
                                    

        Hyunjin pulang dengan lesu sembari menarik kopernya sampai ruang tengah dan merebahkan dirinya ke sofa. Ia enggan untuk peduli tentang penerangan di apartemennya, ia menutup matanya sekedar menenangkan pikirannya. Tiba-tiba bunyi notifikasi ponselnya berbunyi menyuruh untuk segera dibukanya, ia merogoh sakunya dan membuka pesannya, ternyata dari Lee Know. Tanpa pikir panjang ia membukanya dan ia masih harus meeting sore ini. Bagus, ia sudah akan bertemu Lee Know lagi saat ia baru akan membangun moodnya,   

        Tak lama dkemudian,  Ia mengganti pakaiannya dan pergi menuju agensi, Sebelum itu, ia mampir ke kedai minuman untuk membeli Americano. Tak lama ia pun keluar dengan membawa minumannya dan menuju agensinya. Tentu ia masih punya waktu beberapa jam sebelum meeting dimulai, ia hanya tak mau bersantai dan terus memikirkan  perasaannya. Ia perlu mengerjakan  sesuatu untuk mengalihkan hal itu, dengan pergi ke kantor tentunya.


*****


        Beberapa menit setelah makan siang dengan istrinya, ia baru selesai membereskan sisa makanan mereka. Karena Seolbi tak ada diruang tengah, ia masuk ke kamarnya dan melihat Seolbi sedang membereskan kopernya. "Kamu gak istirahat?"
        "Nanti, aku hanya mau memisahkan baju kotor ke tempat cuci." Seolbi keluar kamar dengan membawa keranjang cucian pakaian kotor untuk dibawa di tempat cuci dekat balkon. Lee Know tentu saja mengekor dibelakang istrinya sampai mereka duduk kembali di ruang tengah. "Kapan kamu berangkat ke kantor?"
       "Dua jam lagi."
       "Ok. Aku mau lanjut nulis..."
       "Nanti." cegah Lee Know. Ia memegang tangan Seolbi dan menyuruhnya duduk kembali ke pangkuannya seperti tadi. "Cuddling lagi." Seolbi duduk di pangkuan Lee Know tanpa bicara dan menatap manik suaminya yang menenangkan. "Mau apa?"
        "Kiss." Daripada menuruti ucapan suaminya, Seolbi malah memeluknya. "Aku pengennya meluk kamu."
        "Tapi aku maunya kiss." Seolbi melonggarkan pelukannya dan menatap Lee Know.
         Lee Know mulai menarik tengkuk Seolbi dan mencium bibirnya, meski diawal Seolbi memberontak, gadis itu akhirnya menyerah dan membiarkan Lee Know melumat bibirnya dengan lembut dan teratur. Lee Know mengecup bibir Seolbi sebagai tanda ciumannya telah berakhir, keduanya sibuk menetralkan nafasnya yang terengah. Seolbi menjatuhkan kepalanya di bahu Lee Know sambll menikmati elusan Lee Know di rambutnya. "Saranghae." bisik Lee Know.

        Setengah jam berlalu, Posisi mereka sedari tadi masih sama, Lee Know sudah bisa merasakan pahanya kebas karena diduduki Seolbi. "Sayang?" bisiknya. Tak ada jawaban dan pergerakan yang dilakukan Seolbi, ia tersenyum setelah berasumsi bahwa istrinya tertidur. Ia membenarkan pegangannya pada tubuh istrinya supaya tak terjatuh saat ia mulai berdiri. Setelahnya ia membawanya ke kamar dan membaringkannya ke kasur lalu menyelimutinya. Ia melihat jam di nakas, masih ada beberapa menit lagi untuk ikut berbaring sebentar sembari menikmati wajah damai Seolbi yang tertidur. Tangannya sesekali merapikan helaian rambut di wajah Seolbi. Tak lama, ia beranjak dari duduknya dan pergi menuju kamar mandi membersihkan tubuhnya. Kemudian berganti pakaian semi formal dan membawa tasnya, sebelum keluar kamar, ia menyempatkan dirinya untuk mengecup pipi dan kening Seolbi.        
 

        Dalam perjalanannya menuju kantor agensinya, ia menerima beberapa panggilan dari koleganya dan beberapa manager bisnis kecilnya. Ditambah panggilan dari atasan Seolbi yang menanyakan kabarnya istrinya karena tak mengangkat panggilannya tadi. Karena semua panggian itu, ia tak membawa mobilnya dan beralih naik taksi karena tak mau mengambil resiko untuk naik mobil dan menyetir sendiri.  

*****

        Hyunjin sudah sampai dimeja kerjanya untuk mengambil buku catatannya dan, kemudian keluar dari ruangan itu dan menuju lokernya untuk menaruh tasnya, ia sedikit mengecek video gerakan demonya di meja santai untuk karyawan, sesekali ia meminum Americanonya. Ia berusaha fokus  mengecek apakah gerakannya sudah pas sesuai irama music dan lirik yang dinyanyikan, dan ia hanya bisa mengoreksi setengah video, selanjutnya pria tupai yang sekamar dengannya tadi malam duduk dihadapannya yang membuatnya tertarik untuk melihat kearahnya. Tak perlu menyapanya duluan karena temannya itu sudah mengeluarkan suaranya, "Udah sampai aja di kantor. Jangan bilang kmau tidak beristirahat dulu."
        "Eum, kau sendiri juga udah sampai juga." timpalnya.
        "Aku langsung kesini tadi, koperku masih ada di studio. Karena haus,  aku keluar sebentar buat beli Americano dan menemukanmu duduk sendirian disini mellihat ipad dan menggunakan earpods."
        "Mengecek pekerjaanku." ungkap Hyunjin singkat, ia melihat kearah ipadnya tanda ia sedang tak mood untuk menanggapi obrolan temannya lebih jauh.
        "Ya! Kalau kamu sedang ada masalah bisa cerita padaku, kau seharusnya tahu menyimpannya sendiri dan mencoba menyibukkan diri itu tak bisa menyelesaikan masalah. Kamu perlu mendengar saran dari orang lain untuk jalan keluarnya menurut sudut pandang mereka, lagipula aku tidak suka ada teman yang sedih sendirian. Ya! Ingat dulu ketika kita tak bisa akur! Kita selalu memaki satu sama lain lalu oerang dingin, setidaknya kamu harus memaki jika sedang frustasi....."
        "Berhentilah berbicara." ucapnya dingin. "Bisa menghargai teman yang tak ingin berbagi masalah? Menyendiri dan berpiki sendiri itulah yang ingin kulakukan. Kembalilah ke studiomu, kau pasti sedang sibuk, jangan membuang waktumu untukku." tolak Hyunjin.
        "Okey man! Im so bussy now. Itu alasannya aku tidak menaruh atensi lebih banyak ke perempuan. Na ganda, sampai ketemu di meeting nanti." pamit Jisung sedikit terluka karena dirinya ternyata menggangu Hyunjin, lagipula ini bukan pertama kalinya.      
       
 

     Siang berlalu dengan cepat, ruang meeting sudah didatangi beberapa staff produksi untuk perencanaan comeback. Team produksi lagu sudah mengirimkan beberapa lagu kepada produser, dan hari ini mereka memutuskan lagu mana yang akan menjadi title tracknya, setelah diketahui, Hyunjin dan Lee Know yang bertanggung jawab membuat koreo pamit undur diri untuk membuat pencanan gerakan dan formasi. Mereka melakukannya sampai larut malam, mereka harus menyelesaikannya dalam dua hari. Tak hanya mereka berdua yang membuat koreo, salah satu lead dancer dari idol juga ikutan membuatnya, jadi mereka bisa meringankan tugasnya.   

      
        Dua hari telah berlalu dengan cepat dan sangat melelahkan, saat ini jam menunjukkan pukul 8 malam, sudah waktunya Hyunjin dan Lee Know pulang setelah selesai mengatur formasi koreo bersama member lengkap. Sebelum benar-benar kembali ke rumah, Lee Know mengajak Hyunjin untuk sekedar mengobrol di kedai minuman dan beristirahat sebentar. "Mereka bisa mengejar target kita, dua hari kita membuat gerakan dan formasi setelah diberitahu konsepnya, dan seharian tadi mereka sudah bisa menghafal koreo dan formasinya sampai setengah lagunya." celetuk Lee Know.
        "Semangat anak muda." 
        "Hyung tak pulang? Seolbi pasti menunggumu pulang."
        "Tak perlu dipikirkan, dia ada seminar di Gangnam, jadi dia belum pulang."
        "Oh begitu. Bukunya sudah terbit?"
        "Baru proses. Perasaanmu bagimana? Aku belum sempat bertanya sejak kembali dari jepang tiga hari yang lalu."
        "Gwaenchanha, tak usah khawatirkan aku, aku baik-baik saja."
        "Jangan berbohong! Aku mengkhawatirkanmu, kamu terlihat kurus, kamu jangan melewatkan makanmu." Hyunjin terdiam mengalihkan pandangannya selain ke arah Lee Know yang menunggu jawabannya. "Gwaenchanha, kau bisa mengatakan saat sudah siap." interupsi Lee Know.
        "Seolbi mengkhawatirkanmu, dia selalu ingin menemuimu tapi aku bilang padanya bahwa kamu sedang sibuk. Dia tak mau memutus hubungan denganmu secara total, tapi aku mengerti kamu butuh jarak dan waktu untuk sementara, jadi untuk sementara aku akan menahannya untuk tak bertemu denganmu."
        "Apa aku kekanak-kanakan, Hyung?"
        "Aku bisa mengerti, semua orang bisa berada diposisimu. Jadi jangan mengasumsikan dirimu seperti itu."
        "Aku minta maaf."
        "Berhentilah meminta maaf. Ini sudah terjadi, jadi aku tak bisa menyalahkan perasaanmu maupun dirimu."
        "Lalu aku harus bagaimana? Semakin aku ingin menghentikan perasaanku, tapi tidak bisa..." Hyunjin menunduk, tak berani menatap Lee Know, ia siap menerima pukulan karena pantas mendapatkannya namun...yang ia dengar malah, "Tak usah dipaksa, kita tak bisa mengendalikan perasaan, ikuti saja kata hatimu."
        Hyunjin mendongak meminta penjelasan, "Apa maksud Hyung?"
        "Temui Seolbi, ceritakan semuanya padanya, semua perasaanmu. Dan kecemasanmu. Aku tahu aku suaminya, dia tanggungbjawabku, seharusnya aku memukulmu dan menyuruhmu pergi sejauh mungkin, tapi aku tak bisa. Aku marah, namun aku tak bisa apa-apa. Kamu juga punya peran penting di hidupmu, aku berutang banyak padamu. Jadi, aku hanya bisa memberikanmu waktu berdua bersamanya, buatlah hatimu lebih tenang. Menyendiri tak akan membuatmu lebih baik. Karena aku pernah merasakannya dulu ketika kuliah." jelas Lee Know. Ia mengecek ponselnya yang ternyata istrinya mengirimkan pesan kalau dia sudah dalam perjalanan pulang.

        Hyunjin melihat punggung Lee Know yang pergi duluan dengan wajah sendu hingga orang itu hilang di telan pintu kedai. Masih terngiang dengan ucapan terakhirnya sebelum dia berpamitan. 'Aku akan mengabarimu secepatnya jika Seolbi ada waktu luang. Kencanlah dengannya sehari. Aku pamit dulu.'

        Ia mengusap wajahnya dengan kedua tangannya untuk menyadarkannya. Ia tentu tak salah dengar, mengetahui temannya tak memukulnya semakin membuatnya frustasi. Ia jelas tahu bagaimana ekspresi temannya pagi itu, saat check-out dari hotel di jepang. Dia menghindari kontak dengannya dan menyibukkan diri mengobrol dengan Seolbi. Pagi itu ia menjadi tak terlihat diantara mereka. Namun sore harinya, ia juga terkejut Lee Know bersikap biasa saja seolah tak terjadi apapun dengan mereka, dia bersikap profesional dalam bekerjanya. Sungguh, ia tak mengerti jalan  pikirannya Lee Know yang terlalu baik atau tak masuk akal.


*****

Tbc

Ada yang menunggu kisah selanjutnya?

I am You | LKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang