BINGKAI ITU PECAH

1.9K 123 7
                                    

Astha berdiri setelah merasakan suapan pertama dari semur daging buatan tangan Alivia. Dia menelisik perempuan yang ada di depannya. Tak ada yang menarik sedikitpun dari perempuan ini. Tapi ada satu hal yang membuat laki-laki yang selalu mengenakan topi dan kaca mata hitam ini penasaran dengan masakan yang dibuat oleh gadis berhijab ini.

"Uhhhh.." Astha menutup hidungnya manakala berdiri di jarak terdekat dengan Alivia.

"Kenapa, Tuan? masakannya tidak enak, kan?" tanya Alivia percaya diri. "Kalau begitu saya akan keluar dari sini ya, Tuan."

"Siapa kamu? berani lancang padaku ha?" Astha tiba-tiba menarik jilbab Alivia dengan kuat. Dan membuat gadis itu tercekik.

"Emhhhh." Alivia mencoba menarik tangan lelaki kekar itu. Bibir lelaki itu tersungging puas. Saat Alivia mengerang kesakitan.

"Makanya jangan lancang di depan saya. Jaga ucapan kamu. Mulai sekarang kamu akan tinggal di sini selamanya. Kamu mengerti? darimana kamu belajar masakan ini?" Astha mengibaskan tangannya sesaat setelah melepaskan cengkramannya dari jilbab Alivia.

"Uhuk uhuk. ba--ik, Tuan. Maafkan saya." Alivia menghirup oksigen sebanyak-banyaknya dari udara. Lelaki di depannya ini sungguh gila. Pikirnya.

"Jawab pertanyaan saya. Darimana kamu belajar masakan ini?"

"Dari ayah saya, Tuan."

"Ohh.. Mulai sekarang kamu tinggal di sini. Dan jangan harap kamu bisa pergi dari rumah saya!"

"Tapi, Tuan."

"Reza, antar dia tempatnya. Suruh dia mandi!" titah Astha tanpa melihat wajah Alivia. Bibirnya kembali mengunyah potongan daging yang ada di dalam semur. Pikirannya kembali melayang ke masa lalu. Saat dimana Ibunya selalu memasakkan untuknya dan.. Astha enggan untuk mengingat seseorang itu. Seseorang yang menjadi targetnya melakukan pekerjaan kotor ini.

**
"Ini tasmu. Cepat mandi dan bersihkan dirimu. Kamu bau sekali." ucap Reza saat mengantar tas ke kamar Alivia. Tas yang sudah dua hari ini dia sembunyikan.

"Apa alasannya aku tidak boleh pergi dari sini? dia tidak bilang masakanku enak. Tapi kenapa aku tidak boleh pergi?" gerutu Alivia sambil membuka tasnya dan memeriksa kelengkapannya.

"Itu artinya masakanmu cocok dengan Tuan Astha. Biasanya jika dia tidak suka, Dia akan mengguyurkan semur itu di kepala pembantu yang memasak. Tadi Tuan Astha tidak melakukannya. Berarti masakanmu enak." Reza bersandar di pintu sambil mengamati apa yang dilakukan gadis polos itu.

"Gara-gara kamu, aku jadi terperangkap di sini. Kenapa kamu harus culik aku sih? lagipula aku tidak cantik dan sexy. Matanya kelilipan ya waktu nyulik aku?"

"Aku bosan melihat wanita cantik dan sexy setiap hari. Jadi waktu melihatmu, aku pikir kamu unik. Kamu cantik." Reza menatap Alivia cukup lama. Via pun menghentikan aktivitasnya setelah mendengar pengakuan Reza.

"Kenapa? bukannya kamu memang ditugaskan untuk mencari wanita cantik dan sexy untuk dijual sama bosku?"

"Iya, tapi aku kadang ingin berhenti dari kegiatanku ini. Waktu itu aku pernah menjalin hubungan dengan salah satu wanitanya bos. Tapi dia akhirnya mati karena kecanduan. Kamu tahu kan dunia kami sangat gelap. Jadi menjadi hal yang wajar jika banyak aktivitas haram juga berada di lingkaran itu. Aku terpukul dengan kepergian kekasihku. Sejak saat itu aku selalu malas mencari wanita yang cantik dan sexy. Wanita seperti itu mengingatkan aku dengan kekasihku." Reza menerawang ke langit-langit kamar Alivia.

"Kenapa kamu tidak keluar dan bertaubat?kamu bisa lebih mudah keluar dari sini, kan?"

"Kamu tidak tahu seperti apa bos Astha. Aku adalah salah satu orang kepercayaannya. Jika aku pergi dari sini, dia tidak akan membiarkanku hidup."

KAU WANITAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang