༻Three༺

1.9K 243 115
                                    

Pemuda itu membuka matanya perlahan, sedikit terbatuk ketika merasakan sesak di dadanya. Pandangan nya terlihat kabur, kepala nya terasa begitu sakit. Namun, pikiran pertama nya adalah

Dimana ia sekarang?

Winwin menyandarkan dirinya ke headboard ranjang. tangannya melepaskan pelan oksigen bantuan yang menempel di hidung nya.

"Siapa yang mengijinkan mu melepaskan itu"

Dirinya tersentak. Matanya menatap orang di depannya bertanya tanya, namun mengingat kejadian malam itu membuat nya paham.

Nakamoto Yuta.

"Apakah kau tidak puas telah menyakiti onii-san? dimana dia sekarang?"

Yuta tertawa sarkas. Apa katanya? menyakiti sepupunya itu?  Apa perlu Yuta menyampaikan berita duka yang membuat nya bahagia ini?

Ah, nampaknya perlu.

"Aku sudah membunuh nya"

Mata Winwin membola kaget.

"kenapa? apa salah Onii-san  sehingga kau melakukan semua ini? apa salah keluarga ku?!"

Yuta tersenyum, kakinya bergerak pelan menuju Winwin. Tangannya membelai lembut pipi putih itu, hingga merambat ke leher mulus Winwin.

Yuta mencekik nya kuat.

"A-AKH! LEPAS!"

"Kau pikir siapa dirimu? berani berani nya kau memerintah ku" Yuta menatap wajah Winwin dengan tatapan datar nya. Tangannya mencekik leher itu hingga wajah Winwin memucat, barulah ia melepaskan nya.

"K-kenapa?"

Winwin menatap Yuta penuh tanya.

"Kenapa k-kau tidak membiarkan aku mati saja malam itu?"

Yuta tertawa. Mana mungkin dia melepaskan Winwin begitu saja?

Tangannya mencengkram kuat pipi putih itu. Matanya menatap nya tajam,

"Karena kau adalah sarana penyiksaan ku pada kenzao."

Yuta melepaskan cengkraman itu kasar, hingga wajah Winwin terbentur keras ke arah headboard ranjang. Pipi itu memerah, Winwin menahan air matanya.

Sebenarnya apa salahnya? Kenapa harus dia, yang menjadi orang yang di siksa Yuta saat ini?

Tiba tiba, Yuta mendapatkan panggilan dari seseorang. Dirinya dengan segera berjalan menuju pojok ruangan, menerima telepon itu dengan nada yang begitu tidak nyaman di dengar.

Datar, Kasar, begitu menusuk.

Winwin yang sedari tadi memperhatikan Yuta segera mengalihkan pandangannya ketika Yuta kembali berjalan ke arahnya. Dirinya menuduk, tidak ingin memandang lelaki di depannya.

"Dong sicheng," Yuta memanggil nya.

Tiba tiba, tangan Yuta dengan kuat menarik rambut Winwin hingga ia mendongak menatap nya. Winwin merintih, tapi Yuta sama sekali tidak iba,

Ia bahkan menyukai wajah tersiksa itu merintih kesakitan.

"Jaga dirimu. Aku tidak ingin kau mempunyai kekurangan saat melayani ku"

Yuta melepaskan tarikannya. Winwin tidak menjawab, dirinya hanya diam hingga Yuta berada di ambang pintu.

"A-apa maksudmu dengan melayani," cicit nya pelan.

Yuta berbalik, wajahnya menatap Winwin dengan seringai nya.

"Jangan menjadi munafik seperti sepupu sialan mu itu. Tentu saja melayani hasrat ku, kau jalang ku mulai sekarang."

Ineffable Of Nakamoto  | YuwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang