Aku terbangun dari tidurku dan melihat ke arah jendela yang sudah terbuka, "pasti ibu yang sudah membukanya", kata ku sambil melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjuk pukul 9. Aku pun segera keluar kamar, mencari orang di rumah namun rumah tampak sepi sekali dan tak ku temui siapa-siapa. Sebenarnya aku ini 5 bersaudara namun saat ini yang tinggal di rumah cuma aku, karena kakak-kakak ku pada di luar kota ada yang sudah berumah tangga, kerja, dan bahkan sedang kuliah. Aku menuju ke meja makan untuk sarapan setelah selesai sarapan aku pun segera pergi mandi. "Aku pun gak tau ayah sama ibu kemana," gumamku. Terlintas di pikiran ku untuk membuka hp, "kali aja ibu sms," kata ku. Ternyata bener ibu mengirim pesan padaku.
Pesan
Ibu :
Ra ayah sama ibu harus pergi ke tempat om dadakan, tadi ibu mau ngajakin kamu tapi kamu gak bangun-bangun. Besok sore mungkin ayah sama ibu baru sampai rumah. Makanan udah ibu siapin di meja makan, untuk makan malam ada di kulkas ya tinggal di angetin aja, nanti kalo mau pergi kasih kabar ke ibu ya nak. I love you.Aku pun membalas pesan ibu,
"Iya ibu, love you too,"kataku dalam pesan.
"Huh sepi banget, bete", gerutuku.
Aku pun segera menghidupkan lagu yang ada di komputer dan menyambungkan di speaker biar gak sepi-sepi amat. Mendengarkan lagu sambil maen game di komputer untuk menghilangkan kejenuhan ku kala itu.Saat sedang bermain game aku mendengar suara motor memasuki halaman rumah ku. Aku pun segera melihatnya dari jendela, dan ternyata Lia yang datang ke rumah ku. Baru mau aku menghampirinya, Lia sudah menyuruh ku keluar dengan cepat melalui via telvon. Katanya mau pergi lanjutin nyari bambu seperti kemarin.
Aku pergi bersama Lia tak lupa juga aku membawa hp untuk memberitahu ke ibu. Sesampainya di tujuan, aku langsung menelvon ibu.
Ibu pun mengiyakan, dan hanya meminta agar aku tidak pulang terlalu sore.Mereka para lelaki sedang mengumpulkan bambu-bambu yang di cari kemarin, ternyata bambu yang berukuran kecil masih kurang jadi harus cari lagi siang ini. Beberapa laki-laki pergi mencari bambu yang kurang tadi, sedangkan yang perempuan dan lelaki yang tersisa latihan untuk pensi saat PSB nanti.
PSB (Penerimaan Siswa Baru)
Diego ikut mencari bambu tadi, dan aku hanya duduk melihat mereka latihan karena nanti aku gak akan ikut pensi.
Sedih banget melihat mereka begitu berbahagia sambil latihan untuk pensi, sedihnya itu karena aku bakalan kehilangan hangatnya persahabatan seperti ini yang mungkin nanti belum tentu aku temui orang-orang yang seperti mereka.
Hampir saja aku meneteskan air mata, para pencari bambu tadi sudah pulang dan seketika airmata yang mau jatuh tadi masuk lagi, gak jadi keluar.
"Diego ganteng banget,"haluku. "Ihh apaan sih Ra, aku mencoba menyadarkan diriku sendiri".
Akhirnya kita pun duduk membentuk lingkaran di halaman rumah Diego itu dan Diego duduk tepat di depan ku. Salting udah pasti, apalagi akhir-akhir ini aku dan Diego sering smsan walaupun sebenarnya kalo ketemu malah jadi canggung.
Duduk melingkar sambil berdiskusi masalah pengangkutan bambu untuk di bawa kesekolah.
"Ya udah pake mobil truk Bapakku aja,"kata Sarah.
"Seriusan?," kata Kak Danu si Rempong
"Iya seriusan lah," bales Sarah.Diego pun akhirnya bersuara,
"Ya udah fiks kan ini?," kata Diego
Semua menjawab oke dan Sarah langsung menyuruh Bapaknya untuk membawakan bambu ke sekolah. Kita pun semua ikut ke dalam truk pastinya.
Truk pun datang, mereka para lelaki menaikkan bambu nya terlebih dahulu, lalu mereka naik ke dalam truk dan bergantian perempuan yang naek ke dalam truk, susah emang buat para perempuan naek ke dalam truknya karena pintu belakang truk gak di buka, jadi aku dan yang lainnya harus manjat itu truk. Aku kesusahan banget buat naik truk itu sampai akhirnya harus dibantuin naek sama ibu mertua, eh maksud ku ibunya Diego hehe.
Saking asiknya bercandaan selama di jalan, tau-tau sampai sekolah aja. Kita semua pun akhirnya turun dan membawa bambu-bambu nya ke sekolah. Setelah selesai aku dan yang lain akan balik ke rumah Diego. Belum sampai mobil berjalan, ada suatu tragedi terjadi. Kaki diego mengeluarkan darah yang cukup banyak karena kena jari-jari ban yang terletak di dalam truk tadi. Semuanya pun pada bingung karena takut malah di marahin sama ibunya Diego. Tapi dengan santainya Diego mengatakan "Udah, bawa aku ke tempat kakak ku aja kan dokter." Aku pun jadi khawatir sama Diego, "sumpah keren banget si Diego gak kelihatan kesakitan padahal darah nya yang keluar banyak,"kata ku dalam hati.
Sesampainya di tempat praktek kakaknya aku gak berani liat Diego karena malu pastinya. Aku cuma liat aja dari luar sambil berdoa semoga Diego gak kenapa-kenapa.
Kaka Danu datang menghampiri ku yang sedang duduk dengan wajah khawatir.
"Hei dek," Kak Danu mengagetkanku.
"Apaan sih kak?ngagetin aja loh." Kata ku kesel.
"Kalo khawatir sana geh liat Diego nya," kata Kak Danu sambil menarik ku masuk melihat Diego.Aku pun akhirnya melihat Diego sebentar lalu langsung keluar dari ruangan.
Tak lama Diego meminta kami pulang duluan.
Gimana ya kelanjutannya???
Jangan lupa tinggalkan vote kalian ya😍😍😍
Supaya aku semangat lanjutin ceritanya🤩🤩🤩Terimakasih untuk kalian yang udah tinggalin votenya😘😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Four
Novela JuvenilSebelum aku pergi untuk pindah ke luar kota, Diego datang ke rumahku sambil membawa sebuah bingkisan untukku, katanya supaya aku terus keinget sama dia nantinya. Diego menangis dalam pelukku, tak ingin aku pergi meninggalkannya. Seuntai janji teruca...