Bel sekolah berbunyi aku pun segera meluncur keluar kelas menuju parkiran. Belum sampai di parkiran lagi-lagi aku bertemu dengan seorang laki-laki yang katanya super cuek, aku sendiri aja bingung kenapa mereka pada ngomongnya si Diego itu cuek padahal sama aku aja dia humble dan malah aneh banget. Aku pun langsung memalingkan wajah saat berjalan sebelahan seakan aku tak mengenalnya. "Kalo dipikir-pikir emang sih dia keliatan cuek banget kalo ketemu, tapi kok kalo di sms dia bisa se humble itu ya?,"gumamku. "Atau yang sms aku itu bukan dia ya?," lagi-lagi aku bergumam.
"Ish bodo amat lah, peduli banget sih aku sama hal begituan." Ocehku sambil berjalan menuju parkiran. Di tengah teriknya matahari aku pulang dengan mengayuh sepeda, haus sekali selama perjalanan, namun aku tak ada waktu untuk sekedar mampir beli minum karena setelah sampai rumah aku harus buru-buru berangkat ke tempat Les.Sesampainya di rumah, aku langsung bersih-bersih badan dan makan siang. Selang aku duduk beberapa menit di kasur kamar aku melihat jam dinding, ternyata udah tepat menunjuk pukul 2 siang. Aku pun langsung buru-buru berpamitan oleh Ayahku, lalu berangkat ke tempat Les dan lupa membawa hp. Aku les selama kurang lebih 2 jam. Entah kenapa aku sekarang merasa ada yang kurang kalo gak bawa hp. Padahal dulu aja aku gak peduli banget sama hp, bahkan hp itu jarang sekali aku sentuh dan hanya ku simpan di meja belajar ku.
🌻🌻🌻
Guru les ku telah mengucapkan salam, les pun selesai dan aku bergegas pulang. Entah kenapa selama di perjalanan aku bergumam dalam hati bahwa sesampai rumah aku harus langsung buka hp. Tak terfikir bahwa ada apa di dalam hp ku itu, sampai aku begitu ingin membuka hp sesegera mungkin.Terdengar suara hp berdering...
Aku yang masih di depan rumah, karena mendengar seperti suara hp ku berbunyi tadi, aku pun langsung buru-buru masuk ke rumah menuju meja belajar di dalam kamar ku sampai melupakan tas yang ku bawa tadi masih di dalam keranjang sepedaku. Ternyata benar ada banyak sekali panggilan tak terjawab dari Diego.
Aku pun gak tau Diego ada keperluan apa sama aku, sampai nelvon aku sebanyak itu. Dia pun gak ngirim sms ke aku sebelumnya, jadi aku juga mana tau dia ada perlu apa sama aku. Aku berniat untuk sms dia dan bertanya ada keperluan apa sampai dia menelvon ku sebanyak itu, namun niat ku terhenti karena aku berfikir "kalo dia ada perlu sama aku kan dia pasti sms aku juga ngasih tau maksudnya, nah ini kan gak. Ngapain juga aku sms dia duluan," oceh ku. "Mungkin aja dia iseng doang, gumam ku kesal".
🌻🌻🌻
Aku duduk di dalam kamar sambil mendengarkan lagu dari laptop, lagi-lagi hp ku berdering panggilan masuk dari Diego. Aku pun bingung harus aku angkat atau tidak ini telvonnya. "Kalo aku angkat, eh eh jangan-jangan ntar ini bukan Diego lagi, kali aja hp nya Diego lagi di pinjem kawannya terus iseng ngerjain aku," kata ku dalam hati. Aku pun mengabaikan telvon Diego itu. Terus menerus hp ku berdering ada panggilan masuk dari Diego tapi tetap aku abaikan, "aku gak mau menanggung resiko malu kalo nantinya aku cuma di isengin doang," kata ku."Entah apa maunya si Diego itu, aku gak ngerti," oceh ku.
Tepat saat aku lagi ngoceh, ada sms masuk dari Diego
Diego :
Rara, lagi apa?Aku pun bete, "gak jelas banget sih ini cowo" kataku.
"Bodo amat aku abaikan aja," ocehku lebih memilih untuk tidur karena sudah semakin larut malam.
Aku udah berusaha merem tapi tetep aja masih belum bisa untuk tidur, aku pun malah berfikir tentang Diego perihal tingkah anehnya akhir-akhir ini.
Hmmmm ada apa ya sebenarnya???
Gimana untuk part ini?
Greget kah?pengen lanjut kan pastinya?😁
Jangan lupa tinggalkan vote kalian ya😍😍😍
Supaya aku semangat lanjutin ceritanya🤩🤩🤩Terimakasih untuk kalian yang udah tinggalin votenya😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Four
Teen FictionSebelum aku pergi untuk pindah ke luar kota, Diego datang ke rumahku sambil membawa sebuah bingkisan untukku, katanya supaya aku terus keinget sama dia nantinya. Diego menangis dalam pelukku, tak ingin aku pergi meninggalkannya. Seuntai janji teruca...