1.Kemah dadakan

572 157 169
                                    

                    Happy Reading:)

Gadis mungil berambut sebahu itu berjalan riang sambil mengunyah permen karet di mulutnya. Terus berjalan sepanjang koridor sambil menatap ke arah lapangan yang kini terlihat begitu ramai oleh anggota kepramukaan yang tengah bersiap untuk berangkat ke arena perkemahan.

SMA ARUNA, itu nama sekolahnya. Yang selalu dengan rajin mengikuti even perkemahan yang diadakan dua tahun sekali, untuk mempererat hubungan antar sekolah.

"RANI!SINI KAMU!"

Merasa namanya disebut gadis itu menoleh dengan alis berkerut, pak Yoga ada disisi lapangan sambil menatapnya.

"Kenapa pak? Mau ngajak ke mall? Maap deh, Rani nggak mau di bilang jalan sama om-om." Rani nyengir, membuat pak Yoga mendadak ingin menjitak kepala siswi didepannya.

"Yeee... Ngawur kamu, saya juga pilih-pilih ya kalo mau ngajak orang jalan," Pak Yoga menyahut, "kamu nggak ada kegiatan kan?"

" Nggak ada pak, tapi belum tau kalo fans saya ngajakin meet and greet."

"Orang kayak kamu mana ada punya fans, pacar aja pasti cuma halu. "

Rani mendengus, tidak terima dengan perkataan gurunya yang terlihat masih cukup muda dan tampan tapi sayang udah punya pawang.

"Pak, saya ini seorang Rania Aruna. Cewek cantik, imut, dan menggemaskan, makanya harus pilih-pilih kalo cari pacar. Bukanya halu apalagi nggak laku." Jelasnya sambil tersenyum super lebar dengan mata melengkung.

Pak Yoga juga ikut tersenyum, namun juga menyeringai, " Nah nama belakang kamu kan Aruna tuh, sama kayak nama sekolah kita."

"Yaps, hubunganya apaan tuh pak?"

"Berarti kamu mesti ikut perkemahan, buat tanda keberuntungan."

"WHAT?!" Rani berteriak.

"Kamu berani teriak di depan saya?!" Pak Yoga melotot, sementara Rani mendadak nyengir.

"Hehe... Maap pak. Ini mulut emang suka mandiri gitu, main ceplos  aja gitu kek jarum," Lantas Rani memasang wajah memelas, "tapi itu bercanda kan? Ahh... Bapak suka lucu gitu sih."

"Saya serius, salah satu tim inti nya sakit jadi butuh pengganti."

"Kan ada tim cadangan?!" Rani masih sewot.

"Saya maunya kamu."

Rani kian melotot mendengar jawaban sang Bapak guru. Matanya juga mendadak menyipit, berusaha mencari sesuatu dari tatapan beliau.

"Bapak... Nggak lagi jatuh cinta sama saya kan? Terus nggak lagi berusaha deketin saya dan ngajak saya selingkuh kan?"

"Hah?" Pak Yoga cengo.

"Nih ya pak, meski pun saya cantik nya nggak kira-kira gini, jadi pelakor itu nggak ada didalam kamus hidup saya. Bapak paham?"

"Siapa juga yang ngajak kamu selingkuh? Nggak usah ge-er kamu ya, udah mending sekarang kamu ikut kumpul disana!" Pak Yoga mendadak kehabisan stok kesabaran.

"Ini saya pake OSIS loh pak, mana ada pramuka pake OSIS. Ngawur nih si Bapak." Rani masih berusaha ngeles.

"Semua nya udah dipersiapkan, jadi kamu tinggal ganti nanti pas udah disana. Buruan!" Pak Yoga pun segera kembali menuju lapangan.

Rani berdecak kesal, mulutnya mengunyah permen karet yang kini sudah terasa hambar dengan cepat. Demi melampiaskan rasa kesalnya.

Sebenarnya ikut kemah semacam itu bukan masalah bagi seorang Rania Aruna. Dia bukan tipe cewek yang takut kulitnya menghitam karena terlalu banyak kena matahari, atau cewek takut kotor saat menjelajah kedalam hutan antah berantah.

After Meet You  [LENGKAP√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang