4. Hilang

249 124 100
                                    


Happy Reading:)

Sakha baru saja selesai memberikan laporan kegiatan hari ini pada para guru di sore hari nya ketika Disa tiba-tiba datang menghampiri, ia cukup tau gadis yang selalu ada setiap acara ini berlangsung dengan otak cerdasnya itu, lagi Genta juga sering membicarakan Disa yang katanya memang bermulut pedas.

"Ada apa Dis?" Sakha bertanya, rautnya terlihat datar.

Disa juga tak kalah datar, mungkin seharusnya mereka akan terlihat cocok, " Ini laporan siswi SMA Aruna yang ikut kuis nanti malem."

"Kenapa-"

"Ahh, kak Naya bilang langsung kasih ke lo aja, karena katanya lo yang ngurus bagian ini." Disa memotong cepat.

Sakha berdehem, " Lo lebih sadis dari yang gue kira, " Kemudian Sakha memberikan senyum tipis, "oiya, bilang ke Tiara, dia nggak perlu ikut dulu nggak papa kalo emang masih sakit."

Disa mendadak tertawa kecil, ia mengangkat sebelah alisnya menatap Sakha, " Gue curiga lo beneran suka sama Tiara?"

"Kenapa lo berkesimpulan kayak gitu? "

"Kak Sakha, Tiara itu yang luka cuma sikunya bukan otaknya. Lagi, ke goresnya cuma dikit, bukan berdarah-darah kayak orang habis kecelakaan."

Sakha mengangguk ringan, ia mendadak memberikan senyum mempesona, mungkin berfikir Disa akan terpesona dan melunak padanya, " Gue kan cuma ngasih dia kelonggaran karena dia luka tadi, tapi kalo emang tetep mau ikut ya udah, terserah dia."

"Terus, lo bakal tetep hukum Rani? Meskipun dia mendapat kan luka lebih banyak dari Tiara?"

Sakha tertegun. Bayangan  saat kejadian tadi pagi muncul kembali, saat gadis itu menyentakan tangannya dari genggaman Sakha, saat gadis itu menatap marah pada nya, saat gadis itu tertawa mengejek, juga saat gadis itu mengatainya bego.

"Rani... Luka juga?"

"Oh, jadi sekarang lo buta juga?" Disa menyahut pedas.

"Disa-" Sakha menjeda untuk mengambil nafas, mulut cewek didepan nya ini emang lemes banget, "mulut lo emang cukup berbakat, tapi Rania baik baik aja kah?"

Disa tampak berpikir sejenak, sesekali melirik kearah Sakha lantas menghela nafas kemudian, " Cukup parah."

Disa menunjuk sikunya sendiri, juga pada lututnya, " Disini dan disini berdarah semua, " Kali ini Disa mengacungkan jari jari tangan kanannya, "jarinya patah kena injek kaki Tiara."

"Keinjek? Kok bisa? Dan patah?" Sakha mengernyit heran.

"Kok lo kepo? Lo khawatir sama Rania? Lo suka sama siapa sih kak? Rania apa Tiara?" Disa malah nyasar ke pertanyaan lain.

"Gue nggak suka sama Tiara!" Sakha sewot.

"Ohh... Suka sama Rania ternyata."

"Lo-!" Sakha mendengus, menjahit mulut adek kelas dosa nggak ya kira kira?

                           🐾-🐾-🐾

Dari dulu, jika di tanyakan apa yang Sakha pikirkan, sudah jelas ia akan menjawab bahwa ia tengah memikirkan bagaimana bisa menjawab soal soal sulit menjadi mudah, bagaimana ia bisa mempelajari semua pelajaran yang di berikan dengan cepat disamping ia yang harus mengikuti Olimpiade sains seperti biasanya.

Tapi malam ini, entah mungkin karena otaknya yang sudah bosan memikirkan bermacam macam pelajaran, yang terus saja muncul justru sesosok gadis pendek berambut sebahu dengan mata berbinar. Betapa pun ia berusaha fokus dengan persiapan kuis malam ini, yang terbesit hanyalah raut muka gadis itu.

After Meet You  [LENGKAP√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang