"Pagi mah! Pagi kak!"
Emily duduk di meja makan dengan senyuman yang mengembang seperti biasanya. Namun, hari ini ia lebih ceria dari biasanya membuat Leon dan Brady sedikit keheranan. Lain lagi dengan Reva yang sudah mengetahui anaknya sedang jatuh cinta.
Emily melahap makanannya. Begitupun juga yang lainnya. Dan tatapan Brady yang terus tertuju pada adiknya itu. Sedangkan Leon lebih memilih untuk fokus terhadap makanannya.
Baru setengah Emily menghabiskan sandwhich nya, ia sudah bangkit dan menggendong tas nya. "Emily? Kenapa ngak di habisin nak?" Tanya Reva yang heran kepada anaknya.
"Emily buru-buru mah. Udah janjian sama Kaila dan Alena." Jawab Emily sambil mencium tangan ibunya dan mengucapkan salam.
Baru Emily melangkahkan satu kakinya keluar, Leon memanggilnya. "Eh Emily! Lo ngak bareng gue?" Tanya Leon. Karena biasanya Emily selalu berangkat dengan Leon.
"Ngak! Emily naik bus kota aja!" Teriak Emily. Leon hanya mengangguk mengerti. Tumben adiknya berangkat sangat pagi sekali. Bahkan saat ini belum memasuki jam setengah tujuh.
Kini Emily berada di perpustakaan bersama Kaila dan Alena. Keadaan sekolah nya masih sepi karena belum memasuki jam 7. Sekolah mereka masuk jam 8, sedangkan untuk guru jam 7.
Mereka memang sudah janjian semalam dan berangkat pagi karena Emily sudah janji untuk menceritakan semuanya kepada sahabatnya itu.
Untung saja mereka bertemu dengan satpam patroli dan meminta untuk membukakan pintu perpustakaan. Satpam itu sudah terbiasa dengan kehadiran ketiga siswi yang rajin ini untuk membuka perpustakaan.
Sebelum berbagi cerita, mereka memilih-milih buku terlebih dahulu yang mereka ingin baca. Setelah itu mereka duduk di meja yang tersedia.
"Jadi gimana ceritanya? Kok lo bisa jatuh hati sih sama nerd itu?" Tanya Kaila yang sudah tidak sabar mendengar cerita dari Emily.
Emily menarik nafasnya panjang dan mengeluarkannya secara perlahan. Lalu ia menceritakan dari awal ia bertemu dengan Angga, sampai ia jatuh hati kepadanya. Kedua sahabatnya hanya terdiam mendengarkan cerita Emily.
Setelah ia selesai menceritakannya, kedua sahabatnya itu ber-oh ria dengan sangat kompak dan mengangguk mengerti.
"Eh tapi nih ya. Lo kan benci banget sama yang namanya nerd. Masa lo bisa sih jatuh hati sama nerd kayak dia? Bahkan dulu aja lo denger kata-kata nerd aja jijik." Ujar Alena berusaha menyadarkan Emily.
"Iya tau Emily. Lo tuh ngak ada cocok nya nih kalau lo sama si Angga. Perbandingan lo sama Angga itu-tuh jauh banget. Ibarat lo langit, dan si Angga itu dasar laut." Tambah Kaila memanas-manasi.
"Mendingan lo sama Chandra." Usul kedua sahabatnya dengan kompak. Emily memutar malas bola matanya dan menghela nafasnya dengan kasar.
Ia pun menatap kedua sahabatnya dengan malas. "Lo berdua ceritanya ngejodohin gue sama tuh ketua osis? Ngak mau gue. Mendingan gue sama Angga dari pada tuh ketua osis." Balas Emily membela diri.
"Gini ya Emily cantik, apa kata dunia kalau seorang Emily yang populer di sekolah, tapi jatuh cinta sama seorang nerd?" Kaila kembali mengeluarkan pendapatnya.
Emily kembali menghela nafasnya. Kedua sahabatnya ini tidak bisa melihat dirinya jatuh cinta. Ia memfokuskan dirinya untuk membaca buku yang baru ia pilih. Kedua sahabatnya pun sama.
Di sisi lain seorang pria berkacamata diam-diam telah mendengar percakapan mereka. Ia langsung berlari menuju ke kelasnya agar tidak di ketahui.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be a Nerd
Teen FictionMenjadi seorang nerd di bully? Tentu sering. Tapi bagaimana jika seorang siswi populer memilih untuk menjadi nerd demi seorang nerd yang ia sukai. Lain lagi dengan seseorang yang ia sukai. Siswa baru yang memang sudah berstatus menjadi nerd sejak d...