Hari sudah mulai gelap, Sarah pun memutuskan untuk pulang dari rumah Reva. Karena ia takut ibunya menunggunya di rumah.
Sebenarnya ia ingin pulang sedari tadi, tetapi tidak enak dengan Reva yang mengajaknya terus mengobrol, dan menawarkan Brownis miliknya.
"Tante, Sarah pulang dulu ya." Pamit Sarah menyalimi Reva. "Yah, ngak sekalian makan malam sama-sama dulu?" Tawar Reva membuat Sarah menjadi semakin tidak enak. "Ngak usah tante."
Reva mengelus pundak Sarah dan memeluknya. "Kapan-kapan main lagi ya." Ujar Reva sambil melepaskan pelukannya. Sarah mengangguk, "kan rumah Sarah deket tante. Jadi pasti sering ketemu." Reva terkekeh.
Saat ia ingin pergi, Leon menuruni anak tangga dengan ponsel di tangannya. "Leon! Sini! Sarah mau pulang nih!" Teriak Reva. Leon melirik ke arah Sarah yang sudah bersiap pergi. Sarah yang juga sedang melihat Leon sedari tadi, menundukkan pandangannya ketika tatapannya bertabrakan dengan Leon yang juga menatapnya.
Leon tersenyum kecil melihat Sarah yang langsung menunduk. Ia segera menghampiri Reva yang memanggilnya. "Ada apa mah?"
"Kamu anterin Sarah ya, ini udah gelap soalnya." Perintah Reva. "Ngak usah tante, kan rumah Sarah deket dari sini." Sela Sarah sebelum Leon menjawab.
"Udah ngak papa, ini udah gelap. Ngak baik cewek pulang sendiri malem-malem." Nasihat Reva. Sarah pun terdiam.
Sebenarnya, bukan masalah rumahnya yang dekat ia menolaknya. Tetapi tidak mungkin kan ia pulang dengan lelaki yang bukan mahram nya.
"Tapi tante..."
"Udah, ngak papa Sarah. Gue anterin lo." Ujar Leon membuat Sarah bungkam. Ia tidak habis pikir jika ayahnya yang overprotective melihat ia pulang bersama Leon.
Reva merangkul Sarah dan mengantarnya ke depan pintu bersama Leon. "Hati-hati ya!" Peringat Reva kepada mereka berdua yang sudah menaiki motor sport miliknya.
Jantung Sarah berdetak lebih kencang dari pada biasanya. Ini adalah kali pertamanya ia di bonceng oleh seorang laki-laki kecuali dengan ayahnya dan kakaknya.
Hanya kesunyian yang melanda selama perjalanan. Sarah berusaha menjaga jarak dari Leon dan tidak menyentuh sedikit pun dirinya.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah Sarah, karena rumahnya yang terletak tidak jauh dari rumah Leon.
"Mau mampir dulu?" Tawar Sarah turun dari motor Leon. Percayalah itu hanya sekedar basa-basi. Sebenarnya ia bahkan ingin mengusir Leon agar cepat pergi dari sini sebelum orang lain melihatnya. Leon menggeleng dan tersenyum. "Ngak usah, ngak enak malem-malem gini mampir." Jawab Leon.
Leon kembali memakai helm nya, tapi tiba-tiba seseorang memanggil Sarah dari dalam rumahnya. "Sarah!" Teriaknya sambil menghampiri Sarah yang masih terdiam di samping motor Leon.
Gawat! Kakaknya melihat dirinya pulang bersama Leon. "Kamu pulang bareng siapa?" Tanya kakaknya menatap ke arah Leon.
"Itu..."
"Hai! Gue Le- lo?" Leon membuka helm nya kembali dan memperkenalkan diri. Namun ia terkejut melihat kakaknya Sarah.
"Assalamualaikum dulu." Iqbal memutar malas bola matanya ketika mengetahui siapa yang mengantar pulang adiknya. Leon menunjukan giginya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Assalamualaikum... gue Leon yang anterin Sarah pulang." Iqbal terkekeh mendengar perkataan Leon dan menggelengkan kepalanya.
Sarah hanya terdiam kebingungan melihat mereka berdua yang tampak sudah akrab. "K-kalian udah saling kenal?" Tanya Sarah heran memasang wajah bingung nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/226197633-288-k677688.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be a Nerd
Подростковая литератураMenjadi seorang nerd di bully? Tentu sering. Tapi bagaimana jika seorang siswi populer memilih untuk menjadi nerd demi seorang nerd yang ia sukai. Lain lagi dengan seseorang yang ia sukai. Siswa baru yang memang sudah berstatus menjadi nerd sejak d...