Aku memarkirkan mobil tidak terlalu jauh dari kedai, dan kurasa aku masih akan mudah memantaunya dari dalam.
Ku edarkan pandanganku, memperhatikan sekeliling. Sepi dan tak ada satu orang pun yang terlihat lalu lalang.
Aku berjalan santai kearah pintu masuk, tulisan "Open" usang menyambut pandangaku.
"Selamat malam," sebuah suara lembut menyapa indraku dimalam yang sunyi.
Suara seorang laki-laki, namun terasa lembut saat menyentuh telingaku.
Ruangan kedai ini lumayan luas, kuperkirakan ada sekitar 5 sampai 7 meja yang ada didalamnya.
Alas sepatuku menjilat lantai ruangan itu lebih jauh lagi. Menggiringku pada sebuah kursi yang didepannya telah berdiri seorang laki-laki.
Sepertinya dia bekerja sendiri, tidak ada orang lain. Hanya dia yang mematung dengan senyum polos dibalik pantry.nya
"Apakah aku masih bisa memesan makanan?"
Laki-laki itu tersenyum ramah, anggkuan penuh semangatnya menerbakan beberapa helai rambunya yang terlihat seringan kapas.
"Tentu, tuan"
"Apa aku bisa melihat menunya"
"Sayangnya, kita tidak memiliki itu. Aku memasak satu set menu dan hanya itu yang aku sajikan"
"Hmmm, tidak apa. Berikan padaku"
Setelah percakapan singkat kami, dia kembali berkutat dengan alat-alat dapurnya. Dia terlihat penuh semangat dan lincah seperti anak kecil.
Penampilan laki-laki ini cukup unik, dia memakai setelan hitam dari atas hingga bawah, rambutnya dicat berwarna baby pink, dan baru kusadari terdapat choker yang terlihat pas membingkai lehernya yang putih.
"Apa, ada yang salah denganku?" laki-laki itu melirik kearahku
"Apa?"
"Kau terus menatapku, apa aku terlihat aneh?" dia menghentikan kesibukannya memasukkan nasi dalam mangkok dan beralih fokus kearahku.
"Ah.. Maaf"
"Siapa namamu?"
"Baekhyun, Byun Baekhyun"
"Aku chanyeol, dan kau bisa memanggilku terserah sesukamu, kau orang kedua berbarga byun, yang pernah kutemui"
"Benarkah?"
"Yup"
5 menit berlalu dan kini 1 set masakan telah tersaji didepanku. Disana terdapat semangku sup tahu pedas, daging bulgogi, telur gulung, acar lobak dan semangkuk nasi. Terlihat menggiurkan.
"Apa kau ingin aku pergi?"
"Apa aku bisa memintamu menemaniku?"
"Tentu" laki-laki bermarga byun itu kembali terlihat bersemangat menanggapi pertanyaanku
Aku meyesap sesendok sup tahu, rasa ghocujang nya sangat terasa begitu kuat. Membuatku sedikit harus memejamkan mata menahan sesasi menyengatnya.
"Kau memasak daging bulgoginya dengan baik, dia terlihat tidak terlalu matang ataupun mentah. Itu akan mencegak denaturasi proteinnya (1)"
"Tentu, aku ingin memberikan makanan yang bergizi untuk pelangganku"
"Kurasa kau cukup baik, memeperhatikan makanan orang lain"
Aku mengahabiskan satu set makanan itu dengan bersih, mengelap mulutku yang masih tertinggal jejak saus dari bulgogi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINNER LATE
RomanceDo you come when you are hungry or sad? "Rasa sedih sama seperti saat kau merasa lapar, kau tidak akan bisa mengendalikan perasaan dan otakmu, kemarilah duduk dan menikmati semangkuk sup panas, kurasa itu akan mengahatkan mu dimalam yang semakin din...