Infused Water

51 8 0
                                    

Lorong rumah sakit ramai dengan beberapa keluarga pasien yang menjenguk keluarganya.

Beberapa terlihat bahagia, dan beberapa terlihat murung setelah keluar dari bangsal.

Rumah sakit bukan tempat tamasya yang membuatmu selalu merasa bahagia, tapi terasa seperti pengadilan yang dimana bisa memutuskan apa kau bisa menemui keluargamu lagi.

Aku berjalan kearah ruanganku. Meja kerjaku menjadi satu dengan meja kerja semua tenaga medis. Baik dokter, Perawat dan Bidan kita menggunakan ruangan dan meja yang sama.

Terkadang diruangan ini kami akan saling bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan pasien, dan disi juga kami dapat sejenak mengistrahatkan diri dari penat.

Ruangan ternyata masih sepi, tidak ada satu orangpun didalam sini.

Aku menaruh jacket di loker dan menggati pakaianku dengan mengambil jas kerja yang ku letakkan dibagian laundry.

"Sial... "

"Hyung apa yang kau lakukan disitu!! "

Aku terperanjat kebelakang, ternyata ada Minseok hyung yang tertidur dibawah tumpukan kain.

"Ah.. Channie, Semalam cuacanya buruk sekali. Dan disini terasa begitu hangat"

Mataku beralih pada jas biru yang digunakan Miseok hyung mengelap liurnya.

"Sial... hyung kenapa kau gunakan jasku untuk mengelap liurmu. Aku baru mencicunya kemarin"

"Hehehe.. Sungguh ini punyamu? Semalam sangat dingin Channie maafkan aku. Bukannya nyawaku lebih penting dari jas ini? "

"Sudahlah hyung, kau sudah mengacaukan pagiku. Dasar orang tua tidak mau kalah"

"Apa...."

Belum selesai Minseok hyung menuntaskan umpatannya, aku berlari keluar ruangan laundry. Aku malas jika harus berdebat dengannya.

Aku berjalan ke arah lokerku berharap aku masih menyimpan jas lamaku.

Aku baru ingat jas itu sudah bolong digigit tikus.

Disana ternyata sudah ada dr. Lisa, dokter koas tahun pertama. Dia sangat cantik, memilik wajah asia dari ibunya yang merupakan orang Thailand dan kulit putih dari ayahnya yang orang Korea.

dr. Lisa adalah salah satu dokter yang ramah dan baik, sama seperti miseok hyung. Tapi dia tidak sama gilanya.

"Ah... Chanyeol-ssi kau terlihat murung sekali"

Aku hanya memasang muka malas didepannya, berjalan dan duduk dikursi depannya.

"Apa kau ingin spaghetti carbonara ku? "

"Tidak mau!!, aku tau kau pasti memasak pastamu mu sampai al dente (1). Menurutku itu masih keras aku suka pasta yang lembek"

"Hahaha.. Syukurlah aku tidak perlu membagi makananku"

Aku hanya mendengus mendengar ucapannya, aku akan menarik kata-kataku kalau dia dokter yang baik.

"Channie... Apa kau masih marah padaku?"

Minseok hyung menyumbulkan kepalanya dibalik pintu, jangan berharap puppy eyesnya akan melemahkanku saat ini.

"Diam hyung, jangan mengganggu. aku sedang tidak ingin berbicara padamu"

Lisa malah tertawa dengan ucapanku, dia menyuapkan segumpal pasta dan segera beranjak karena ku pelototin

"Baiklah pakai saja snelliku (2) bukannya itu terlihat sama"

DINNER LATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang