Rahasia.

11 1 0
                                    

Hari ini hari bahagia, kenapa tidak? Naura Mukhtar seorang sahabat karibnya yang di temunya setiap hari di rumah sakit sudah sadar. Dengan tangan yang penuh dengan buah tangan serta senyum yang tidak pudar dari bibirnya.

Tepat di depan ruangan inapnya,sesaat sebelum ia membuka, terdengar suara dua orang yang di kenalnya.

"Ada apa dengan adik Yah..kenapa dia sedikit berbeda."tanya Kak Deon Suherman kakak dari Naura.

"Dia kehilangan sebagian ingatannya , Dokter bilang jangan terlalu memaksakan Nara untuk mengingat semuanya dengan cepat,ia akan mengganggu kesehatan dan juga nyawanya." Jelas ayahnya dengan muka sedu.

"Tap-"

Bruk!

Buah tangan yang tadinya di bawa sekarang jatuh berserakan, terlihat juga gadis yang sedang menguping pembicaraan mereka,ia terlihat menutup mulutnya dengan punggung telapak tangannya dan sesekali meneteskan air mata.

"Mutia...sejak kapan kau disini?!"tanya kak Deon yang terkejut melihat keberadaan Mutia yang menguping pembicaraan.

"Maaf tidak sopan paman,kak...permisi."pamit Mutia dan dengan cepat ia berlari menuju luar rumah sakit dan meninggalkan kedua orangtuanya yang sedang menjenguk Naura.

"Sekalipun lo lupa penghinaan yang lo dapet dari Dekha gue bakal bales semua itu dengan tangan ini." Batin Mutia memandang kedua tangannya dan tersenyum sinis.

______

Jenuh

Hari ini tidak seperti pertama masuk SMA. Naura mulai bertanya-tanya di dipikirannya, sebenarnya apa yang terjadi.

Mulai tatapan aneh dari semua teman sekelasnya kecuali Mutia, dan tatapan sinis dari seorang siswi yang duduk di pojok ruangan, dan kepalanya yang sering sakit saat memikirkan semua yang ia lihat.

"Emm Mut-"pertanyaan Naura terpotong karena bel pulang berbunyi.

"Iya...ada apa na.."

Mutia yang mendengarnya langsung berbalik dan menatap Naura dengan lekat, Naura yang merasa risih terhadap pandanganya memutus kontak mata dan berucap " nggak jadi hehe."sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" Mau pulang bareng?" Tanya Mutia untuk menghilangkan sepi yang menyelimuti suasana.

"Kapan-kapan ya Mut...kayaknya kak Deon udah jemput." Jawab Naura dengan nada dingin dan berdiri meninggalkan Mutia yang mematung.

_____

Naura keluar ruangan dan turun menuju lantai 1 ,ia mendengar suara teriakan meraung-raung di dalam toilet,bergegas ia menghampiri dan tidak pikir panjang langsung mendobrak pintu dengan paksa.

Pintu terbuka dan terlihat 4 siswi sekelasnya dan 1 siswi beda kelas yang sudah dalam keadaan basah kuyup dan rambutnya di jambak dan siap untuk di potong.

"HENTIKAN!" Tegas Naura dengan tatapan tajam.

"Pergi kamu!mau jadi pahlawan kesiangan hah?!"ucap seorang siswi yang berada di depannya,ia bersiap untuk menampar Naura dan di hentikan oleh seseorang.

"Dek..kha... kenapa ditahan nanti dia buka mulut gimana?!"

"Diamlah!kalian pergi...aku masih punya urusan dengan Nara."ujar Dekha dengan isyarat mengusir.

Setelah kawanan siswi keluar,Dekha mengangkat gadis yang tadinya jadi bahan bully-an dan menjatuhkannya.

"Pancingan gue berhasil ternyata." Gumam Dekha yang hanya di dengar oleh dirinya.

"Kamu tak-apa?....siapa namamu"tanya Naura dengan membantu gadis itu berdiri.

Ia menggelengkan kepalanya " Naomi ." Ucapnya singkat ia terlihat sudah menggigil kedinginan terlihat dengan bibitnya yang membiru dan kulitnya yang terlihat pucat.

"Sudah basa-basinya." Dekha tersenyum simpul dan menatap Naura dan Naomi secara begantian.

"Bisa nggak si kamu baik sama semua orang?!" Tanya Naura dengan nada tinggi dan tanpa berfikir, seolah kata itu terucap secara spontan.

"Ngga" jawab Dekha enteng.

"Tapi tenang gue gak akan nyakitin semua orang dengan satu syarat."tambah Dekha dengan menyatukan kedua alisnya.

"Apa...apa syarat untuk itu?"Naura tak kalah gentar.

Naomi hanya melihat dan sesekali mempertahankan kesadarannya,semakin ia memaksakan untuk membuka mata hanya suara bising yang terdengar dan cahaya semakin meredup.

Suhu dingin membuatnya menggigil dan mulai kehilangan keseimbangan lalu tersungkur sebelum ia mendengar syarat yang di ajukan oleh Dekha pada Naura.

_________






I am in DangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang