Gebrakan keras pada meja yang ada di sudut belakang kantin terdengar keras mampu mengagetkan semua siswa seisinya. Banyak pasang mata menoleh ke belakang dimana rombongan tim football dari segala tingkat berkumpul.
Barisan anggota tim football yang sejak lima tahun lalu mendapatkan kejuaran nasional berturut-turut tengah berkumpul. Aura ketegangan mereka terasa begitu kuat di sekitarnya.
"Mereka udah kelewatan! Perlu di kasih pelajaran?!" Teriak pemuda berkulit tan bernama Kim JongIn setelah baru saja menggebrak meja.
"Itu cuma kecelakaan kali, Jong, jangan nethink dulu lah." Jaehyun, pemuda berambut klimis karena sering memakai Pomade menatap JongIn risih.
"Gak bisa! Lo gak liat korban mereka itu siapa? Kim Namjoon woy Kim Namjoon! Kapten klub angkatan kelas tiga." Tukas JongIn keras sambil menggeleng tak terima.
"Gini ya, Jong. Emang sih sekolah kita musuhan sama mereka tapi seinget gue mereka gak selicik itu buat pake cara busuk nabrak Namjoon." Pemuda ber topi terbalik ber-name tag Kim Mingyu ikut menjelaskan.
JongIn melotot, mungkin saking marah dan geram ia mengira Mingyu-Jaehyun serta komplotan anggota tim basket lain saling mendukung satu sama lain. Inti yang ia tangkap adalah, tidak ada yang mempercayai JongIn.
"Bisa aja kan? Mereka udah kalah lima kali berturut-turut sama kita, bukan gak mungkin kalau mereka coba pake cara busuk buat tim football kita lemah." JongIn masih kukuh menyangkal anggapan positif temannya.
Eunwoo—pemuda tinggi berkulir putih mirip artis luar yang dari tadi menikmati drama picisan di hadapannya—mengusap wajahnya kasar, total jengah menghadapi JongIn yang temperamen. Sikunya menyenggol pemuda berambut hitam yang sejak tadi acuh tak acuh main game.
"Kook, sebagai ketua tingkat dua. Jelasin!" Eunwoo menghela nafas menepuk bahu pemuda bernama Jungkook di sampingnya.
Jungkook berdecak, "bentar!" Menggerakkan bahunya untuk menepis tangan Eunwoo.
Eunwoo menggeram kesal, "Jong, gue bukannya gak mihak lo atau mihak mingyu sama Jaehyun. Gue golongan putih aja nih. Ya mungkin prediksi lo agak masuk akal, bisa aja mereka emang sengaja ngelakuin itu. Tapi kalau yang ngelakuin itu Hwang Hyunjin kayak yang lo bilang tadi... Gue agak ragu, soalnya kita semua udah deket banget sama Hyunjin, kan? Gak mungkin dia sampai ngelakuin hal begitu apalagi sama Namjoon." Jelas Eunwoo panjang lebar.
JongIn diam beberapa detik, "kalian gak inget kejadian dua tahun lalu waktu Hoseok di pukuli sama anak Elang dari sekolah tetangga? Kalian gak curiga kalau SMA Callien bakal pake cara itu juga buat ngelemahin tim kita?" JongIn bicara jelas cukup tegas membuat gerombolan anak laki-laki di depannya berfikir dua kali untuk menyanggah—kecuali ketua tingkat dua yang sibuk main game.
Jungkook akhirnya turun tangan setelah menyadari bawahannya terdiam mendengarkan kalimat JongIn. Jungkook meletakan ponselnya di atas meja sambil menatap sorot mata JongIn yang bersinggungan dengan matanya. JongIn serius, tatapannya memancarkan rasa tak gentar mengatakan tentang analisis spontannya.
"Santai aja suasananya, gak usah tegang. Lo juga, Jong, duduk!" Jungkook menatap anggota yang lainnya dan beralih menatap JongIn yang baru duduk setelah kejadian mengagetkan seisi kantin.
"Gue tahu lo peduli banget sama tim football kita, gue tahu banget lo sama yang lain juga pasti mikir ke arah sana soal kejadian kemarin. Tapi permasalahannya dari tadi itu cuma bingung antara bener atau gak di antara mereka pake cara busuk buat lemahin tim football kita." Jungkook menatap anggotanya satu persatu yang mulai diam membisu.
"Terus.... Kalau mereka beneran pake cara busuk kayak yang JongIn bilang. Kalian mau ngapain? Nyerang balik? Itu berarti kita sama aja kayak mereka!" Jungkook menghela nafasnya sekali lagi.
"Bukannya gue gak percaya sama lo, Jong, tapi apa yang Eunwoo, Mingyu, sama Jaehyun ada benernya. Pertandingan masih sekitar beberapa bulan lagi, masih lama. Kalau mereka mau lemahin tim kita harusnya beberapa Minggu sebelum pertandingan. Gue—." Jungkook terdiam ketika JongIn berdiri dari duduknya.
JongIn menatap tajam penuh amarah, "gak Kook, lo sama aja kayak mereka. Gue bakal tunjukkin sama kalian semua kalau apa yang bilang itu bener! Tunggu aja." Setelah mengatakan itu JongIn melangkah pergi meninggalkan gerombolan tim football sendirian.
Jungkook mendengus, "biarin aja." Katanya ketika merasakan pergerakan Eunwoo yang ingin berdiri mengejar JongIn. "Dia harus bisa berfikir pake logika dan perasaan, emosinya terlalu tinggi kalau lo mau ngajak dia ngobrol sekarang. Biar dia paham dan bisa ngendaliin emosinya." Sambung Jungkook.
Ponsel Jungkook berdering cukup keras, Jungkook memperhatikan layar ponselnya. Telepon dengan kontak nama Jangan Di Hubungi dan emoticon ayam. Jungkook menggeser tombol hijau dan meletakkannya di dekat telinga.
"Kook, cepetan ke lapangan basket! Sekarang?!!"
"Kenapa emangnya?" Jungkook membalas dingin sambil menyeruput es teh yang tersaji di atas meja.
"Eunha pingsan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Burung Kertas
Fanfiction"... Gue baru sadar, percaya sama lo itu... Dosa." . . . Penasaran? Check ceritanya dan ikuti terus alurnya supaya kalian tahu apa maksud dari judul dan desk singkat di atas. See you next~