04 Jabat tangan

154 33 1
                                    

Suasana kantin di jam istirahat ramai seperti biasa, meja panjang di belakang di penuhi laki-laki tampan tingkat dua, termasuk Jungkook. Dirinya duduk sambil meminum sekotak susu rasa pisang dengan tenang mengamati suasana sekitar.

Matanya bergulir kesana-kesini melihat keramaian siswa siswi dengan gaya angkuhnya melebarkan paha berotot miliknya. Tatapannya pun tak kalah seram dari guru BK saat menatap murid-murid yang terlambat.

Sampai pandangannya jatuh pada pemuda berambut hitam yang duduk di sisi kiri kantin, siapa lagi jika bukan musuhnya, Taehyung. Cowok satu itu memakan makanannya tapi sesekali melirik ponselnya.

Jungkook berdecih kecil, kalau tidak ingat dia baru saja mematahkan tulang hidungnya, mungkin dia sudah mengajak Taehyung baku hantam lagi.

Jungkook perhatikan, Taehyung sebelum ini memang hanya sendirian. Bahkan sering Jungkook amati Taehyung tak begitu akrab berbaur dengan teman-temanya, teman sekelas pun tidak.

"Lo liatin apa?" Tanya Eunwoo yang sewaktu itu ada di samping Jungkook.

Jungkook menoleh sekilas dan kembali menatap Taehyung yang masih betah di posisinya, dagunya terangkat menunjuk Taehyung di sisi kiri kantin.

Eunwoo mengulir matanya, menemukan orang yang sedari tadi di amati oleh Jungkook, "Taehyung?" Tanyanya memastikan.

"Siapa lagi." Balas Jungkook singkat.

Eunwoo terdiam sebentar, "Taehyung populer banget sih, wajar ada yang ngefans." Kata-katanya menghadirkan delikan tajam dari Jungkook.

Eunwoo terkekeh, "canda bro." Katanya, "tapi emang beneran Taehyung populer, jangankan sekolah kita, luar sekolah aja ada yang ngefans dia." Katanya.

Jungkook melirik, "segitunya?" Tanyanya tak percaya.

"Ya lo liat aja mukanya, ganteng kan? Hidungnya mancung, alisnya, matanya, bibir tebelnya, dagunya, rahangnya, sama sekali gak ada kecacatan." Eunwoo menjeda kalimatnya, "banyak yang suka sama dia, bahkan cowok-cowok yang gue kenal pun rela belok cuma buat dapetin Taehyung, emang udah gak waras."

"Belok?" Jungkook melotot ngeri, "amit-amit. Sehebat apa sih anjir? Galak gitu."

Eunwoo menoleh ke arah Jungkook, "mana gue tau lah anjir, kan bukan gue yang belok. Kata temen gue sih dia itu imut, apalagi kalau udah manyun, terus ya itu... Bokongnya."

Jungkook menatap sinis, "gedean juga bokong si Eunha."

"Eunha aja teros, kapan jadiannya?" Sindir Eunwoo.

"Kapan-kapan." Sahut Jungkook kesal, "kenapa jadi bahas Eunha?" Lanjutnya bingung.

"Mana gue tau." Eunwoo terkekeh, "tapi serius, kata temen gue bokongnya Taehyung tuh beda, lebih gede dari punya cowok."

"Gak percaya." Jungkook membalas spontan.

"Belum juga lo liatin, njir!" Eunwoo mendengus kesal, "lo ngapain penasaran banget sama Taehyung?" Tanyanya.

Jungkook menoleh, "hah?" Terdiam sebentar sebelum melanjutkan, "gak tau." Balasnya cuek.

"Lama-lama lo mirip Mingyu, gak jelas." Eunwoo berdecak.

•🌈•

Keadaan rooftop sunyi, di bawah pancaran sinar matahari penuh dan awan putih. Dari atas sana mampu melihat area halaman, lapangan outdoor sampai taman sekolah dengan jelas.

Jungkook mendengus menyadari posisi Eunha sekarang yang tengah berbicara dengan Taehyung di taman. Percakapan itu tak berlangsung lama karena Taehyung segera menjauh dari sana.

Jungkook menghela nafas pelan, tengah bergulat dengan pikirannya.

"Kalau lo beneran suka sama Eunha, tembak dia aja." Mingyu menghampiri Jungkook dan berdiri di sampingnya.

"Gak gitu Ming, lo tau dia—"

"Jangan tunggu dia noleh ke lo Kook. Lo gak mikir, gimana kalau selama lo nungguin Eunha si Taehyung ternyata udah ada rasa duluan ke Eunha?" Mingyu menoleh ke arah Jungkook, "lo bakal terus pura-pura dukung dia seolah-olah lo korban penganiayaan? Gimana lo mau maju kalau lo sendiri gak ada peningkatan?!"

Jungkook terdiam, menghela nafas sebentar, "jadi, gue kudu gimana?" Tanyanya menoleh ke Mingyu.

Mingyu menepuk bahu Jungkook pelan, "bilang suka ke Eunha, mau gimanapun jawaban dari dia seenggaknya lo udah nyatain perasaan. Kalau dia tau kan lo tinggal cari cara bikin dia suka sama lo." Jawabnya.

Jungkook berfikir cukup lama, bahkan tidak sadar sewaktu Mingyu meninggalkannya sendirian. Tersenyum kecil, "ya, gue harus."

"Makasih Ming—" Jungkook menoleh ke arah kanannya dan hanya menemukan dirinya sendiri.

Jungkook terdiam kikuk, "Mingyu mana?" Tanyanya bingung, menengok kanan kiri seperti orang linglung.

Entah mengapa Jungkook merasa ngeri dan memilih turun ke bawah.

Next Chapter→

Burung KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang