Bulan kala malam itu tak terlihat wujudnya, Jungkook tersenyum seperti orang bodoh sambil memegang sebuah kertas di tangannya.
Jungkook menoleh ke belakang menatap Mingyu yang masih asik bermain game, "bro, besok bantuin gue ya?"
"Yoi."
•🌈•
Jam menunjukkan waktunya istirahat, seisi kelas kosong karena banyak yang memilih menghabiskan waktu untuk menyantap makanan di kantin.
Pemuda berambut hitam legam yang masih mengenakan seragam olahraga itu berdiri dari duduknya dan ikut bubur kembali ke kelas setelah jam pelajaran selesai.
"Kak Taehyung!" Panggil seorang gadis manis dengan keras.
Taehyung menoleh ke belakang, menautkan alisnya bingung.
"Kak Tae—."
Bruk!
Ctak!
Sewaktu Eunha terjauh dua meter di depan Taehyung, Taehyung yang sebelumnya ingin membantu tetapi di kejutkan oleh satu origami burung berwarna merah muda dan batu yang terikat di sana terlempar kearahnya.
Taehyung mengernyit bingung menatap origami di depannya. Ia melihat sekitar sebelum akhirnya menyembunyikan lipatan origami ke saku celananya dan bergerak mendekati Eunha.
Sedangkan dua pemuda di balik semak-semak cukup jauh dari TKP saling membagi umpatan.
"Goblok kenapa yang kena si Taehyung." Pemuda berambut hitam itu menarik-narik rambut temannya
"Bengek anjeng jangan tarik-tarik rambut gua. Lo gak liat Eunha jatuh hah?!" Pemuda lain nampak kesal melepaskan tangan temannya dari kepalanya.
"Harusnya gue tadi suruh orang lain aja anjim." Degus pemuda itu.
"Bukannya makasih malah ngehujat." Temannya ikut naik pitam dan gemas sendiri.
"Lo salah sasaran babik." Pemuda itu menoleh siap dengan kepalan tangan.
"Kalau Si Eunha gak jatuh ya gak meleset sampe ke Taehyung anjim." Sang teman membuang mukanya marah.
Pemuda itu menggaruk kepalanya acak-acakan, "sekarang gimana caranya kita dapetin origami burung itu lagi?"
•🌈•
"Hoi Kim Taehyung, kita gabung sini gak papa kan?"
Taehyung menoleh, mendapati Lalisa Manoban putri dari pengusaha tekstil Thailand bersama teman-temannya. Taehyung mengangguk kecil sebagai balasan.
Keempat wanita itu akhirnya duduk berdampingan dengan Taehyung yang sebagai satu-satunya laki-laki di meja kantin saat itu.
Taehyung menyuap makanannya dengan tenang sesekali mencuri dengar pembicaraan.
"Lo udah di telpon belum sama kak Jaehyun, sa?" Gadis berambut panjang tanpa poni bernama Jennie bertanya.
"Udah, kemarin dia bilang nemenin Eunwoo beli skateboard." Jawab Lalisa tenang sesekali mencicipi makanannya.
"Gue sering liat tuh si Eunwoo sama Jaehyun barengan, kemarin-kemarin si Jaehyun di ajak jalan-jalan terus sama Eunwoo. Lo gak curiga Jaehyun belok ke Eunwoo?" Gadis manis bernama Jisoo itu menyipitkan matanya curiga.
"Mana mungkin lah, yang lo maksud itu mereka latihan bareng genk nya terus kebetulan motor Eunwoo lagi di service." Jawab Lisa.
"Hum, bagus sih." Gadis berambut pirang bernama Rose menanggapi, "kalau Jungkook... Menurut kalian belok gak?" Tanyanya.
"Hah? Bengek ya, kemarin Wonwoo udah ngaku belok jangan sampai kak Jungkook ikutan belok. Lama-lama populasi cowok-cowok ganteng straight berkurang anjim." Jisoo menggeleng tak suka.
"Akhir-akhir ini dia deket sama Mingyu kan?" Heboh Lisa.
"Ya kali lah Mingyu sama Jungkook, yang uke siapa?" Tanya Jennie.
"Mingyu ukenya." Rose tertawa di ikuti yang lain.
"Bengek, untung yang kita obrolin gak ada di sini." Tawa Lisa pecah.
Taehyung memutar bola matanya malas, tepat seperti apa yang ada di bayangannya.
Taehyung menyuap satu sendok sup lagi ke dalam mulutnya saat teringat lipatan burung origami tadi.
Taehyung merogoh kantong celananya dan mengeluarkan lipatan origami, sebelum sempat membukanya Lalisa yang duduk di sampingnya sudah heboh duluan.
"Woaaah apaan tuh?" Tanyanya.
Taehyung terdiam sebentar, " gak tau, gak jelas." Taehyung menggeleng kecil membuang kertas origami berbentuk burung itu ke belakang tanpa rasa bersalah akan kena denda.
"Woy, jangan di buang." Lisa memungut kembali kertas origami Taehyung, "gue buka ya?" Tanya Lisa yang mendapat anggukan kecil dari Taehyung.
Lisa memandang isi kertas sambil tertawa, "Wkwk anjer." Katanya.
"Woy, bentar gaes. Gue ada berita viral!" Teriaknya ke seisi kantin.
Seluruh penghuni kantin menoleh pada Lalisa termasuk teman-temannya dan Taehyung.
"Ini surat Taehyung, gue bakal bacain. Sabar wkwk gue juga masih gak percaya." Lisa masih terkekeh melihat isi lipatan burung origami yang sudah terbuka di tangannya.
"Buat Lo," Lisa menunjuk Taehyung, "buat lo yang paling sempurna di mata gue, buat lo yang selalu ada di saat gue butuhin, buat lo yang gue sayang, kapan lo peka? Gue sayang sama lo. Maaf gue baru bilang ini tapi.... Kalau lo mau bales perasaan gue, ayok jadian..."
"Hah?" Taehyung membeo bingung.
"... Jeon Jungkook." Tawa lisa pecah saat itu.
Rose menggebrak meja, "Hah?! Serius? Kak Jungkook belok ke Taehyung?!"
Seisi kantin yang sebelumnya ricuh semakin ricuh. Pasalnya Jungkook sebagai seorang most wanted tampan incaran semua perempuan belok ke Taehyung.
Sedangkan Taehyung hanya bisa berkedip bingung tidak mampu menyampaikan isi pikirannya yang kosong melompong.
"Tamat riwayat gue." Wajah Jungkiok berubah pias, ia bersembunyi di samping temannya Mingyu berusaha menyembunyikan wajahnya yang merah merona.
"Anjim, ini gimana woy." Bisik Mingyu di samping Jungkook.
"Gak tau, gak bisa thinking."
"Lo..." Mingyu mencoba menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba panik,"lo harus jadian sama Taehyung."
"Hah?!"
Next Chapter →

KAMU SEDANG MEMBACA
Burung Kertas
Fanfiction"... Gue baru sadar, percaya sama lo itu... Dosa." . . . Penasaran? Check ceritanya dan ikuti terus alurnya supaya kalian tahu apa maksud dari judul dan desk singkat di atas. See you next~