Gadis kecil itu menundukkan kepalanya. Tangan kecilnya mengetuk -ngetuk krayon 12 warna yang baru saja dibelinya. Kaki gadis itu gemetaran. Dia mengayun-ayunkan kakinya dikursi. Keringat dingin bercucuran di pelipisnya. Dia sangat takut. Belum pernah dia diuji seperti ini sebelumnya.
"Kepada Marabell March dan orang tua
silahkan masuk ke kelas tes." Guru penguji yang berada di dalam kelas memanggil gadis itu.Jantung gadis itu berdegup lebih kencang dari sebelumnya. Ini kali pertama dia melakukan test. Sudah pasti gugup sekali rasanya kan. Apalagi mendengar bualan dari tetangganya yang berkerja disana. Katanya walaupun masih di jenjang SD. Test penerimaan sekolah ini sama sulitnya dengan jenjang SMA. Memang Sekolah Ardilex ini adalah sekolah berprestasi. Sekolah termegah di kota Baapi-api.
Benar saja, ketika memasuki kelas test March langsung dihidangkan dengan guru yang wajahnya kelihatan sangar.
"Adek dan ibu disana silahkan duduk disini." Guru itu mempersilahkan March duduk dengan suara paraunya itu. Muka saja udah galak, apalagi suaranya.
"Nama adek siapa?" tanya guru itu dengan ramah. Tidak seperti wajah dan suaranya, guru ini sangat baik.
"Marabell March. Ma..march." jawab March dengan begitu gugup.
"Wah March bawak pensil warna ya. Ini warna apa March?" tanya guru itu mencairkan suasana yang canggung.
"Pe.Pe..Peing." March masih saja gugup.
"March jangan gugup lagi dong. Di sekolah ini kita diajarkan untuk menjadi pemberani, bukan menjadi pengecut. Tenang saja, test nya tidak sulit kok. Sama seperti pelajaran di Tk kok March." Guru itu menenangkan March dengan membelai rambut keriting March.
Test pun berlalu dengan cepat. Tetangga March ternyata berbohong. Test nya sama sekali tidak sulit. Menutupi itu sebenarnya March tidak pernah Tk sebelumnya. Makanya dia begitu takut.
"Testnya tidak sulit kan. Apa ibu bilang." Silvia yang merupakan ibu March mencoba menenangkan March.
March masih saja begitu stres. Dia dan ibu pun duduk di kursi tunggu kembali.
Sepasang anak dan ibu yang lain pun duduk di samping mereka. Mata March menatap anak ibu itu dengan antusias.
Ibu disana yang memperhatikan ananknya di tatap mencoba menyapa. "Oh ini namanya Vyan. Adek siapa namanya?"
"Ini namanya March." Bukan March yang menjawab tapi ibunya.
Mata March masih saja menatap Vyan. Wow ada yang aneh dengan Vyan. Bajunya bagus. Ibu nya bergelimang emas. Vyan seperti dimanja. Tangan ibu itu sigap membersihkan remah remah tanggo di baju Vyan
"Oooo. Vyan kasih March tanggo itu." Ibu itu menyuruh anaknya membagi tanggo yang sedang dimakan Vyan.
"Ini." Vyan membagi tanggo kepada March.
"Makasih" March menjawab pelan.
"Kepada Jiran Vyan Alexo dan orang tua silahkan memasuki ruangan test." Guru penguji itu pun memanggil Vyan juga.
"Oh, itu kami sudah dipanggil. Duluan ya March." pamit ibu itu dengan ramah.
March menatap punggung Vyan yang sudah menjauh. Ada yang berbeda dengan sosok Vyan dimata March. Dia seperti.....
.
.
.
.
.
.
Segitu dulu ya readers. Kalau suka silahkan Vote. Kalau ada masalah silahkan komen. Jika sangat suka silahkan follow akun ini. Tidak memaksa.
Dan jangan lupa promosiin cerita ini kalau begitu sangat suka.Kemudian jangan lupa follow ig ku juga ya
@itmuctk23
Bababay readers
KAMU SEDANG MEMBACA
It Is My Live Not Your live (Selesai)
Novela Juvenil1#romance (Proses penerbitan) Sebagian part mungkin dihapus untuk kepentingan penerbit . . . . . . Ini bukan kisah cinta yang biasa kalian baca. Ini berbeda. Tentang seorang gadis remaja yang jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi cinta itu lama...