𖧷
"taehyun? ahh iya dia tinggal sendiri, biar lebih deket kalo berangkat sekolah. tapi anaknya emang suka menyendiri."
mamah hyun terkekeh, menjelaskan dengan rinci perubahan taehyun saat tinggal sendiri. sangat baik, taehyun jauh mandiri meski sering bolak balik main sama temannya, wajar aja karena dia cowok.
sedangkan mamah aira terkekeh dengan nada yang beda. kalau taehyun, wajar, kalau aira, mana wajar? aktif kalau main sama temennya tapi kalau dirumah sikap aktifnya entah lenyap kemana.
"boleh gak bu, aira saya titipin sama taehyun? sebulaaan aja, saya fikir taehyun bisa bikin aira rajin juga."
"yaa, hm, boleh aja sih bu, tapi saya tergantung taehyunnya aja deh, mau apa nggak."
"wahh, akhirnyaa, jalan ke suksesan aira ku terbuka." mamah aira mengangkat tangan bahagia, menghirup nafas dengan hati riang.
mamah hyun ketawa. "rajin nggaknya anak itu tergantung niatnya mereka, kalau terpaksa, bakal jadi tekanan."
"iya sih, tapi sampai kapan saya tunggu anak saya punya niat, sampe krakatau punya cucu cicit mungkin dia masih aja begitu."
"sabar ya bu, yang kayak aira ga cuma satu."
para suami terkekeh saat menyimak percakapan istri mereka masing masing. papah aira juga papahnya taehyun kini saling menyeruput kopi.
"mantep juga anak lo." puji papah aira.
"ya, bersyukur aja sih taehyun inisiatif mandiri, biasanya gue nemu sifat anak cowok cuma nangkring di rumah."
"nurun kali dari sifat istri lo."
"lah emangnya, malesnya anak lo sifat turunan?"
"iye, dari gua HAHAHAHA."
papah aira nepuk nepuk kakinya sendiri, humornya pecah, papah taehyun ikut ketawa. saat pintu utama tiba tiba terbuka, mereka semua mengalihkan perhatian, menatap seseorang yang masuk ke dalam rumah.
"loh, taehyun? kok pulang nak?" mamah taehyun berdiri, nyamperin anak semata wayangnya.
"ya ini kan juga rumah aku mah...."
"eh iya, sini sini, ada mama aira nih."
taehyun beri salam dengan sopan ke mereka. lalu noleh ke mamahnya lagi, "aku kesini mau ngambil ps aku yang ditinggal disini."
"ohh, yaudah sana ambil."
taehyun naik ke atas kamarnya, ninggalin ke empat orang tua yang tertegun itu. mamah aira memekik girang. "waahhhh, cakep juga loh ya."
"oiya dong, siapa dulu bapaknya." papah taehyun senyum miring, menyenggol kawan disampingnya.
"anak gue juga cakepnya dari gue." papah aira gamau kalah.
"lah, kalo gitu anak lo ganteng dong."
"ya gak gitu, anak gua kan cewek brou."
mereka berdua saling lempar kekehan, atensi kembali teralih kearah taehyun yang turun dari atas kamarnya. "mah, aku beliin mamah martabak, ada di motor. aku ambilin ya," habis itu, taehyun melengos keluar. lalu kembali lagi dengan sekresek martabak enak.
"wah, bu, pak, ayo nih martabaknya." tawar mamah taehyun ramah. kemudian mereka berlima menyantap martabaknya bersama, mamah taehyun tersenyum simpul lalu menatap anaknya.
"taehyun, anaknya mamah aira mau dititipin ke kamu, sebulan aja, boleh ga?"
"hah?" taehyun berkedip kaget.
"iya taehyun, papah harap sih kamu mau, anaknya tante kim butuh dirubah rasa kemandiriannya."
"hah?" taehyun semakin ga paham apa yang lagi dibahas sekarang ini, "maksud papah? ini bukan acara perjodohan kan?"
"bukan, cuma— tante kim butuh kamu, buat rubah sifat anaknya."
"kenapa harus aku?"
"karena, semua yang disini yakin kalau kamu bisa."
taehyun bungkam, hela nafas lewat hidungnya, bersender ke sofa. "pah, mah, taehyun masih sekolah, masih ada kefokusan yang lain. taehyun gamau dunia taehyun yang udah nyaman ini kedatengan orang lain."
mereka berempat saling tatap. nafas mereka saling tertahan, berfikir rangkaian kata untuk membujuk taehyun.
"sebulan aja taehyun."
taehyun hela nafas lagi, natap papahnya.
"papah yakin?"
"yakin, asal kamu tetep bawa kebaikan, bukan keburukan."
"pah, aku ini cowok. cowok. karena papah juga cowok, papah faham dong? masa aku, papah suruh tinggal bareng sama cewek? ya memang tugasnya buat ngerubah dia, tapi kan sama aja jadi tinggal bareng? aira sama aku ga pernah ada ngobrol bareng. kenapa ga coba ke temen ceweknya aja? lagipula aku masih sekolah. masih— ahh banyaklah, aku mau dunia aku sendiri, gaada yang ganggu."
taehyun menarik nafas setelahnya. dia tak egois kan? ini jelas benar, sangat benar. jika dia tetap menurut untuk tinggal dengan aira itu, maka sangat salah.
mamah aira menghela nafas sambil tersenyum. "saya coba, deh, maaf ya taehyun."
"hm," sahut taehyun pelan.
. . .

KAMU SEDANG MEMBACA
change ft. taehyun
Fanfiction"tugas gua ngerubah sikap lo, bukan perasaan lo." © letelabis, 20.