Arti Diriku

26 4 4
                                    

Theme: Jealousy
Fandom: Houseki no Kuni
Pair: Yellow Diamond x Zircon
Credits:
https://twitter.com/aicao119/status/950065830707961856?s=20
https://pin.it/5bpLp3B (aslinya di zerochan(?) tapi ku gatau cara nyalin linknya)

Special tags: -Liezyries- 07_Zeroseven Michin2k20

***

Apakah aku tidak cukup baik untuk menerima perhatianmu?

Helaan napas berhasil kabur dari mulut permata jingga itu. Ia berdiri di balik pilar raksasa aula. Kedua tangannya menggenggam erat tongkat sapu. Air mukanya pahit.

Lagi. Untuk kesekian kalinya di minggu itu, kegiatan bersih-bersihnya terhenti. Bukan karena permata lain atau Sensei, tapi karena fokus dirinya terganti. Bukannya fokus menyapu, tatapannya sekarang malah terpaku pada pasangannya. Tidak, rekannya.

Yellow Diamond.

Berlian kuning itu. Ia sedang duduk di tepi kotak kayu. Matanya menatap sosok yang tampak sedang tertidur di dalam kotak.

"Masih belum ada kemajuan, ya?" tanya Yellow Diamond, menghela napas sembari mengelus wajah putih itu.

"Belum, aku belum menemukan pengganti untuk lubang-lubang di badannya," jawab Rutile. Permata berprofesi dokter itu berhenti sejenak dan ikut menatap ke dalam kotak kayu, sebelum melanjutkan pekerjaannya.

"Begitu, ya …."

Tanpa Zircon sadari, ia terlampau erat menggenggam tongkat sapu. Kayu itu langsung patah, mengeluarkan suara yang cukup nyaring. Zircon segera berlari menuju sisi lain aula.

Yellow Diamond dan Rutile hanya bisa menatap permata junior itu dalam tanda tanya.

"Barusan itu nyaris sekali—" —Zircon mendudukkan diri di atas rumput, "semoga saja tidak ada yang menyadarinya."

Ia menghela napas panjang. Ia mengusap wajah, lantas menatap langit dari sela-sela jarinya. Apa yang barusan terjadi?

Entahlah. Tiba-tiba saja ia merasa geram. Ya, kau tidak salah. Ia geram melihat Yellow Diamond seperti itu. Seperti seorang istri yang sedih namun terus menanti kedatangan suaminya dari medan perang.

Ia tidak suka melihat senpai-nya tampak murung seperti itu. Beraninya sesuatu yang sudah tidak ada membuat Yellow Diamond tampak tidak bersemangat seperti itu. Zircon jadi sangat ingin membantai penyebab rekannya murung, sayangnya sudah mati dan itu berarti Zircon tidak bisa membantainya.

Lagipula, memangnya Zircon berani untuk membantai sesama permata?

Si permata jingga itu berdiri. Ia bisa melihat beberapa permata dari kejauhan yang berjalan ke aula. Ah, itu berarti sebentar lagi gilirannya dan Yellow Diamond untuk berpatroli. Ia harus mempersiapkan diri.

"Ah, Zircon~!"

Karena panggilan itu, Zircon urung membalikkan badan. Ia mendapati Diamond berlari ke arahnya, melambaikan tangan. Zircon balas melambaikan tangan.

Drowned in the Sea of Words [✅] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang