| 02 | Pak Andry dipecat!

597 160 105
                                    

Sesampai di kantor Keinan dan Fanny langsung ngacir secepat mungkin ke ruangan agar tidak ketahuan oleh atasan mereka.

"Untungnya kita bisa sampai tanpa ketahuan huh...," kata Keinan sambil menghela nafas pendeknya karena capek berlari.

"Lu benar, kalau sampai Pak Andry tahu entah bagaimana nasib kita," sahut Fanny sambil menghela nafas dengan keadaan yang sama seperti Keinan.

Semuanya terlihat normal pagi ini sebelum kekacauan datang.

"Pak Andry di pecat!"

Sontak semua orang di dalam ruangan kerja menatap kedatangan Raihan dengan terkejut. Menyadari keterkejutan semua orang Raihan berusaha memelankan suaranya dan tetap tenang. Namun, dia tidak bisa menahan tubuhnya untuk bersikap biasa, dia terus saja terlihat heboh.

"Apaan sih Han gak usah bikin gosip deh!" tegur Andre tidak percaya.

"Aku eggak menggosip," balas Raihan membela diri."Tadi presiden direktur memanggil semua direkturnya keruang rapat."

"Terus?"

"Aku denger kalo bos kita Pak Andry di pecat dengan sangat tidak terhormat," jelasnya dengan sangat heboh, semua orang tercengang. "Parahnya lagi dia terbukti menggelapkan dana perusahaan!" mendengar hal itu semua orang sampai menganga.

"Dasar itu orang tak tau malu, untungnya cepet ketahuan," kata Seila.

"Akhirnya bapak tua diktator itu dipecat juga, aku sudah menduganya," sela Sonya.

"Sumpah gua bahagia banget," kata Keinan sedikit berbisik kepada Fanny.

"Apalagi gua! Akhirnya kita tidak akan mendengar crocosan suara iblis dari mulutnya lagi."

"Terus kalo Pak Andry dipecat siapa yang gantiin dia?" tanya Andre

"Denger denger sih anaknya Pak Presiden Direktur sendiri," balas Raihan

"Sumpah? Yang bener?" semuanya terkagetkan.

"Beneran deh swear."

"Semoga aja bos baru kita laki-laki dan ganteng ya hehehe," kata Keinan dengan nada pelan dan cengingisan kepada Fanny.

"Husss mikir apa lu. Ini kondisi lagi heboh kayak gini lu malah mikir yang enggak-enggak."

"Bercanda lah 'hahaha' gitu aja dibuat serius."

Semua orang terlihat senang. Tiba tiba Pak Andry lewat dan mengagetkan seluruh ruangan. Buru-buru semua orang kalang kabut dan kembali duduk sambil bekerja kembali. Pak Andry lewat dengan wajah murkanya yang tak tau malu, lalu langsung masuk ke dalam ruangannya sambil membanting pintu.

~~~

Seminggu setelah kehebohan yang tercipta, semua orang sudah tidak lagi melihat wajah tua Pak Andry yang menjengkelkan. Tak lama Pak Arnold selaku Presiden Direktur Perusahaan mengumpulkan semua orang untuk mengadakan pertemuan.

Semua orang terlihat keheranan.

"Tumben sekali Pak Presiden Direktur mengumpulkan semua orang," tanya Seila.

"Mungkin ada meeting, karena bos baru kita kan udah datang," sahut Raihan.

Ditempat meeting Pak Presiden Direktur memperkenalkan seseorang

"Jadi ini anak saya Arsen Arga Darmawan yang akan menggantikan posisi Pak Andry di perusahaan ini," kata Pak Presdir. Disambung dengan Arsen yang berdiri dengan gagah dan mulai memperkenalkan dirinya.

Itulah Arsen Arga Darmawan sesosok cowok ganteng, muda, cakap, tinggi, dan rupawan. Banyak cewek kantor dan tidak luput pula termasuk Keinan yang menatap sesosok bos barunya dengan seksama. Mereka terlihat seperti terhipnotis oleh kharisma yang dimiliki Arsen sewaktu ia berbicara di depan pada meeting tersebut.

Meeting pun berlangsung lama dan tidak seperti biasanya karena yang memimpin adalah bos besar baru mereka.
Akhirnya selesailah sudah meeting yang lembam itu. Semua orang keluar dari ruang meeting. Hanya ada Arsen dan seseorang pria yang merupakan teman lama Arsen yang juga bekerja di perusahaan itu.

"Hallo Pak," sapa seorang pria dengan nada agak cengingisan.

Arsen yang masih fokus melihat dokumen-dokumen tidak memperdulikan orang itu dan hanya diam.

"Eumm jadi bapak lupa sama teman sendiri ya!"

Arsen pun mendengar langsung menutup dokumen dan melihat ke arah pria itu.
"Daris? Apa kabar?" sambil berdiri lalu memeluk teman lamanya itu.

"Kabar baik Pak"

"Lah jangan panggil gua bapak, gua kan masih seumuran sama lu"

"Hahaha kan ini dikantor. Jadi panggil apa ini? Bro? Pak? Om?" candaan temannya.

"Ya enggak lah gua kan masih muda, panggil Arsen apa Sen aja lah seperti dulu."

Sambil meringis Daris berkata, "Ehh penyakit lu dah sembuh belum Sen?"

"Huh? Penyakit apaan?"

"Masa gak tahu sih, halah dulu."

"Beneran gua kaga tau apa yang lu omongin."

"Penyakit anti perempuan lu 'hahaha'."

"Bercanda lu enggak lucu tau gak! Udah lah gak usah dibahas soal itu"

"Hahaha maaf pak bos. Dah lama enggak ketemu ya Sen, Emmm By The Way hari ini ke bar yuk lanjutin ngobrol sambil ngopi."

"Duh... sorry ya Ris hari ini gua sibuk parah nih, lain kali aja ya."

"Wah... wah... udah jadi bos muda sibuk ya lu," sahut Daris dengan candaanya.

"Bisa aja lu."

TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
Thank u sudah mampir

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. Big Boss [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang