Bulghat

1 0 0
                                    


 Pukul delapan malam. Shina mengetuk pintu kamarku dari luar.

"Kakak...Apakah kau masih tidur?" Ia berseru.

"Aku sudah bangun, Shina. Kau duluan saja menemui mereka." Aku mengubah posisi tubuhku yang semula terbaring menjadi posisi duduk di atas ranjang, sesekali mengucek kedua mata. Malam ini kami memiliki sebuah pekerjaan penting yang harus di selesaikan.

Tanpa menunggu lama lagi. Aku berdiri membuka lemari dan mengenakan pakaina serba merah. mengambil katana di meja dan keluar menemui anggota timku di lapangan pusat mala mini. Sepanjang perjalanan aku hanya terdiam menatap kosong ke depan.

"Kau baik-baik saja, Rapael?" Lanang menepuk bahuku.

Aku mengganguk. Untuk saat ini aku hanya memikirkan kemungkinan yang akan terjadi nanti.

Di depan sana telah berkumpul puluhan orang berpakaian hitam-hitam, mengenakan rompi anti peluru serta membawa senjata api laras panjang. Mereka telah menunggu kedatangan kami satu jam lalu di lapangan ini. Di tengah kerumuhan mereka berdiri seorang berpakaian formal berdasi merah serta pistol colt yang menggangtung di pinggang kanan kirinya.

"Akhirnya kau tiba Iblis merah." Ia menjabat tanganku. "Aku telah menyiapkan semua pasukan yang kupunya saat ini. Mereka sudah dilengkapi alat tempur dan tak lupa mereka juga ahli bela diri."

Aku mengganguk, tersenyum tipis.

"Kami siap menerima perintahmu Iblis merah. Berikah kami perintah!" Ia menatapku dengan rasa respect tinggi.

"Baik segerah masuk ke dalam bus pariwisata di sana. Kita kan menyerang mereka dari segala penjuru."

SIAP!!

Mereka menjawab mantap.

"Dan kau Misaka, mala mini kau akan bertemu dengan pimpinan Bulghat membawa koper ini. Aku akan menemanimu."

Misaka mengganguk, mengerti dengan maksud dan rencanaku.

Lima menit kemudian Aku dan Misaka menaiki sedan hitam, menuju Hotel Leveller. Hotel itu merupakan salah satu property milik organisasi Bulghat. Mereka juga memanfaatkan hotel itu sebagai modal bisnis, berawal dari pinjam meninjam hingga perdangan senjata api illegal mereka lakukan demi memenuhi hastrat. Kini mereka menampakkan diri ke pemerintah, mereka telah menjadi organisasi terbesar di negeri ini.

Namun itu hal yang keliru bagiku. Mereka lupa kalo ada sebuah Iblis yang tengah ingin menghancurkan bisnis mereka mala mini.

"Chek Shina, di mana posisimu?" Aku menghubungi adikku lewat headset yang terpasang di telinga kananku.

"Kami di basement Hotel, dan juga semua di ruangan ini telah kami bereskan. Tinggal menunggu perintah selanjutnya darimu." Shina menjawab mantap.

Dalam urusan menyelinap Shina sangat mahir. Ia telah di latih oleh paman Zuma sejak dini untuk menjadi mata-mata dan pembunuh wanita paling mematikan. Hanya membutuhkan waktu lima belas menit Shina berhasil menguasai Basement dan di bantu oleh teman-teman terpercaya Shina. Kini kami telah menguasai pusat keamana Hotel Leveller.

Sedan Hitam yang kami tunggangi melaju pesat di atas flyover kota ini. Hujan gerimis menyelimuti kendaraan yang tengah melintas. Dua kilo meter lagi kami akan sampai di depan Hotel.

"Check Tuan misaka. Kami telah sampai di lokasi yang di tentukan." Salah seorang anggota pasukan Misaka menghubungi.

"Bagus, sekarang parkir di sana dan tunggu konfirmasi selanjutnya dariku." Misaka menjawab.

Jiwa yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang