Happy Reading 🤓
•
•
Hari dimana aku sedang melamun di taman,yaa aku sendiri tidak ada siapapun di sisi ku.Aku seperti nya canggung untuk menemukan teman bahkan pacar.Mustahil sekali kalo aku mempunyai kekasih.
Aaa ya aku hampir lupa,aku mempunyai teman yaa lumayan dekat dengan ku dia sering sekali berkunjung ke rumah ku atau mengacak-acak kamar ku saja.
Emm dia bernama Im Jiyeong.
Hahh dia pernah memberi ku saran agar aku segera mempunyai kekasih,tapi aku ragu akan hal itu.
Ya seperti itulah inti nya.
"Hahhh udara nya segar sekali"kata ku sambil menghembuskan nafas panjang.
Ohh ya aku tinggal di kota Seoul.
Entah kenapa aku sangat menyukai Seoul,yaa walaupun aku pernah di paksa pindah ke Busan oleh orang tua ku tapi aku tidak mau.
Saat itu aku masih libur sekolah minggu depan aku mulai masuk kembali ke sekolah.
••••O••••
Hari saat aku kembali ke sekolah seperti biasa,saat aku masuk kelas rasanya ada yang berbeda tapi ku lihat ² sama saja.
Sapaan dari teman kelas ku pun seperti biasanya.
"Hai Jina"sapa salah satu teman kelas ku.
"Hai"sapa ku balik.
Di situ aku melihat dan mencari sosok Im Jiyeong disini,aaa ya dia teman sebangku sempatnya dia terlambat dalam keadaan pertama masuk sekolah.
"Jeon Jina!"teriak seorang siswi.
"Aaa kamjagiyaa!"kaget ku.
"Gitu aja kaget lu"sambung nya.
"Anjir lu kemana aja si?!"kesal ku.
"Wey santuy dong"katanya.
"Aaa elaa"desis ku kesal.
Seperti itu lah tingkah seorang Im Jiyeong.
Sungguh aku lelah menghadapi orang satu ini.
"Btw Jina gua denger ada murid terkenal di sekolah kita"kata nya.
"Bodo amat"jawab ku.
"Yee denger dulu si"kesal nya.
"Iya apa?"kata ku.
"Nah gitu kan enak,katanya si mereka baru terkenal sebab kepintaran nya sama ke tampanan nya"katanya.
"Oh"aku hanya berohria.
"Anjir maemunah gua ngomong panjang lu cuman oh doang"kesal nya.
Disitu aku tertawa kecil melihat wajah nya yang tampak kesal.
Sungguh dia mirip burung hantu.
Saat kesal matanya hampir saja keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPERGIAN
Teen FictionHanya sebuah cerita kisah cintaku bersamanya yang tak seindah mentari ditelan oleh malam, namun kenangannya seperti kertas terbakar, mungkin hangus namun masih menyisakan abu.