Chapter 22

123 26 20
                                    

Kekacauan besar, gema tangis Jason terlalu pilu untuk dijelaskan pada malam itu. Rena dan seluruh prajurit nya tak bisa berbuat lebih, mereka hanya bisa melihat punggung Jason yang bergetar sembari memeluk Rena.

Suasana yang kelam dan sedih. Iba yang tak terungkap, hanya bisa memberi penghormatan terakhir. Pada sang gadis yang telah dingin...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Derrian yang tertangkap di masukan ke penjara tahanan tentara. Dimana ia tak akan bisa keluar, dan tak akan pernah lagi diketahui keadaannya.

Sementara segala semua ilmuan dan orang-orang dalam yang dekat dengan Derrian di tangkap dan sedang dalam proses hukum.

Di sisi lain, Dr. Smile menemukan chip yang mengendalikan Jason di kotak musiknya. Awalnya Dr. Smile dan Lucy ingin meneliti chip itu, namun Jason segera menghancurkannya. Ia mulai depresi sejak hari itu...

Lucy sendiri, setelah insiden besar itu. Ia mengambil cuti untuk tetap bersama keluarganya, sembari menunggu bayinya lahir bersama Jeff.

Creepypasta yang hampir ter-ekspos kembali tentram. Karena tertutup sebuah cerita yang dibuat oleh Lucy dan manipulasi para prajurit nya, mereka mengamankan eksitensi para creepypasta. Sementara itu, khusus offenderman. dia mendapatkan kembali apa yang ia inginkan sebagai hadiah, meski sebenarnya slenderman masih marah.

Namun...

Sayangnya semua itu tidaklah menggembirakan bagi mereka...


Rena saravisa Camelia...

Telah meninggal...

Para dokter tak bisa menyelamatkannya, dan baik itu Jason maupun Gabriel harus menerima keadaan, bahwa orang yang mereka sayangi telah tiada...



Hari dimana Gabriel yang telah menyelesaikan tugasnya pada negara, ia memilih mundur dari militer. Keterpurukan karena kematian adiknya, dan tubuhnya yang sudah rusak sejak ia di Sandera dan disiksa selama 7 tahun membuatnya mengalami sakit parah. Maka, setelah ia menyerahkan chip yang menjadi tugasnya bertahun-tahun yang lalu itu. Ia meninggal dunia dengan tentram dirumah sakit, menyusul adiknya 1 tahun kemudian.


Sementara Jason...

Kematian Rena membuatnya hancur selama setahun penuh, ia murka dan lepas kendali. Membuatnya terpaksa harus di isolasi disebuah ruangan sempit... Dan satu-satunya hal yang mampu membuatnya tenang, hanyalah bunga Camelia yang diberikan oleh Rena, selendang, serta angsa kayu peninggalan Rena.

Ia menghabiskan 1 tahun di ruang isolasi menangisi semua yang terjadi....

Namun setelah ia keluar...
.
.
.
.
.

Derrian terbangun dalam kondisi tangan dan kaki terpasung di meja besi. Samar-samar ia mendengar suara anak kecil yang sedang bernyanyi. Namun semakin lama didengar suara nyanyian itu membuat bulu kuduk merinding.

Aneh, padahal seingatnya, ia tadi sedang berbaring di selnya. Saat bangun tiba-tiba saja ia ada di tempat ini, dan dalam kondisi terkunci.

"Urgh!! " Tangannya mencoba melepaskan pasung besi yang menahan nya. Namun besi itu terlalu erat dan kuat.

"HEY!! SIAPAPUN!! TOLONG AKU!!" Teriak Derrian keras.

Tak ada yang terjadi. Bahkan suara anak-anak yang bernyanyi tadi pun berhenti.

Derrian menatap sekitar ruangan itu terlalu gelap di sekitarnya, hanya lampu diatas tubuhnya yang terang. Namun di sekelilingnya pula gelap gulita. Tak lama suara derap langkah dan tawa anak-anak terdengar. Kemudian terdengar lagi suara pintu di buka, Derrian melihat siluet kepala anak2 yang masuk ke ruangan tempatnya ditahan.

"Ha...? Anak-anak, tolong bantu paman, akan paman kasih apapun yang kalian mau nanti, cepat bantu aku " pintanya. Namun jauh dipikirannya, ia akan kabur saja nanti jika sudah bebas, tak ada untungnya memberi apapun untuk anak-anak itu.

Anak-anak itu menatap Derrian di balik bayangan gelap yang membuat wajah mereka tak terlihat. Derrian berusaha memfokuskan pandangannya pada anak-anak itu. Ia mulai merasa ada yang tak beres, anak-anak itu nampak tersenyum lebar.

Serentak anak-anak itu tertawa, namun kemudian tawa mereka berubah menjadi tangis. Tangis pilu yang menyeramkan, namun Derrian melihat ekspresi anak-anak itu justru tetap tersenyum.

Suara bisikan diantara tangis dan tawa itu mulai terdengar. Semakin lama semakin mencekam, sedikit demi sedikit mereka mendekat. Sadar bahwa semuanya benar-benar tak beres, ia kembali berusaha melepas tangannya yang terpasung diatas kepalanya. Namun usahanya nampak sia-sia, hingga...

Derrian terdiam...

Anak-ah tidak... Mereka bukan anak-anak, melainkan boneka wax berbentuk anak-anak. Mereka semua menatapnya dengan mata yang berwarna-warni, dan senyum manis yang terkesan mengerikan. Mimpi buruk yang nyata. Membuat Derrian benar-benar merasa takut.

Ditengah kegelapan didepannya, Derrian melihat sepasang mata bersinar berwarna hijau. Ia tau siapa pemilik mata itu, dan saat itu pulalah. Derrian berteriak ketakutan. Pasalnya, pemilik kedua mata itu berjalan mendekatinya.

Mahluk brutal yang sempat ia tangkap dan ia kendalikan. Sebelum Derrian sempat untuk berkedip, Jason memukuli seluruh tubuhnya dengan balok kayu. Teriakkan kesakitan, dipadu tawa para boneka dan sorakan murka Jason menggema di seluruh ruangan.

"MANUSIA SAMPAH!! " Teriak Jason dan menghantam lutut Derrian dengan balok ditangannya, hingga terdengar suara patah diantara balok dan tulang Derrian.

Jason membuang balok kayu itu dan mencekik Derrian. Diantara dendam dan amarah yang tergambar di wajah Jason, sebuah kesedihan terselip didalamnya.

"You make me kill my doll!! My lovely doll!! My love!!!" Teriak Jason frustasi. Derrian terbatuk dan mulai kejang, namun Jason tak membiarkan Derrian mati dengan mudah. Ia berganti mencengkram kepala Derrian dan menghantamkannya ke ranjang kayu itu dengan keras berkali-kali.

"DIE! DIE!! DIE! YOU SON OF A B*TCH!!"

Jason melepas cengkramannya dan menatap Derrian yang sudah melemas nyaris pingsan akibat siksaannya.

"... Hh... Rena... "

Bruk!

Jason jatuh terduduk dan menutupi wajahnya. Tangannya gemetar, untuk sesaat terlihat kembali lumuran darah Rena di tangannya. Jason langsung menutup matanya. Ia tak sanggup untuk mengingatnya kembali.

"Rena... My doll... "

Panggilan itu kini terasa hampa. Jason tak bisa melihat Rena kembali, padahal ia sangat ingin memeluk Rena sejenak saja... Cukup sejenak...

Jika saja semua tak terjadi, jika saja ia membunuh manusia brengsek ini sebelum semua terjadi...

Dengan amarah membuncah kembali, Jason bangkit dan mengambil alat untuk menyiram wax panas. Ia meletakannya di kaki Derrian. Alat itu perlahan menyiram wax yang masih mendidih ke kaki Derrian sediki demi sedikit. Membuat Derrian bangkit dan kembali menjerit kesakitan.

Sementara para boneka wax doll mulai menyanyikan lagu anak-anak, yang jika didengarkan lebih seksama. Sangat menyeramkan. Mereka mulai mengambil jarum-jarum kecil dan menusuk-nusuk kan jarum itu ke tubuh Derrian.

Jason tak akan membiarkannya mati dengan mudah, semua karena pria ini. Dan dia akan merasakan akibatnya...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.









Puas?😀

Ehe sisanya silahkan di bayangkan sendiri😁

Okey🌚 ceritanya udah mau tamat nih. Ntar di prolog ada yang mau author tanyakan.

So, see you in next last chapter😉

Terimakasih pada para readers yang udah kasih semangat dan mendukung serta memotivasi author, makasih banget😄.

Don't forget to vote comment dan follow author ya😄

Bye~

My Lovely Doll (Jason The Toymaker X OC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang