thirteen ▪ epilog yang hadir tanpa prolog

521 32 3
                                    

















Hai,

Apa kabar Kook? Aku harap kamu baik-baik saja. Apakah di sana angin masih berhembus dengan baik? Apakah bunga-bunga bermekaran dengan cantik? Apakah saat kamu membaca surat ini cuaca sekarang cerah? Aku harap iya, karena aku ingin alam menyambut kepergian ku dengan damai.

Hei kook, jangan sedih terus-terusan ya? Cerita hidup seseorang pasti selalu akan berputar, selalu ada sedih dan senang, selalu ada pertemuan dan perpisahan. Tapi mungkin saat kamu membaca surat ini, cerita hidup ku sudah tidak lagi berputar. Dan itu berhenti saat bersama mu, aku sangat senang.

Something we cannot have twice is love from the same person. Apa kamu sudah dapat itu dari aku sebelum aku benar-benar pergi? Makasih kembali kalau memang kamu menerima nya dengan baik. Tapi jika tidak, maaf aku tidak bisa kembali lagi, maybe you will get it from someone better than me.

Kamu tidak perlu menyesali apapun selama kita bersama. Mungkin memang Tuhan mengirimkan aku untuk kamu agar kamu berubah. Jangan nyebat lagi ya? Kamu gak mau kan calon istri kamu suatu saat nanti sakit dan kehilangan satu paru-paru dalam hidupnya seperti aku?

Ngomong-ngomong soal organ, aku diam-diam menyumbangkan organ yang aku punya ke rumah sakit! Aku hebat kan? Hahaha.

Bagaimana kabar Kak Irene, Kak Joy, Kak Wendy dan Kak Seulgi? Aku harap mereka juga baik-baik saja.

Kook, ingat gak waktu aku sadar aku bilang sama kamu jangan pernah nangis di hadapan aku? Itu karena hal pertama yang aku pengen lihat setelah sadar adalah senyuman kamu.

Sekali lagi, mungkin kalau kamu lagi baca surat ini, I'd become a butterfly like what I want! Someday, if you see a beautiful butterfly approaching you, that is me. Don't forget to say hi :)

Mungkin itu saja, tangan ku sudah lelah dan kepala ku sangat berat, jadi aku menyudahi surat ini. Aku juga takut infusku tidak menetes karena aku terlalu banyak bergerak, hahaha.

Semoga kamu selalu hidup dengan baik.

Salam cinta dariku,
Kim Yeri.

















Jungkook mulai menangis lagi membaca surat itu. Ah jangan, masa sehabis membaca surat Yeri, Jungkook harus selalu menangis? Apakah karena suratnya? Atau orang yang menulis nya?

Lelaki itu melipat kertas Yeri dan memasukkan nya ke dalam amplop cantik bergambar kupu-kupu.

Setelah menaruhnya di dalam laci, suara ketukan kamar terdengar.

"Papa!"

Jungkook langsung mengelap air mata nya dan membuka tangan nya lebar-lebar, menyambut kedatangan malaikat kecil nya untuk masuk ke dalam pelukan.

"Papa udah bangun? Papa habis nangis ya? Aku nakal ya?"

Anak kecil berumur tiga tahun itu memajukkan bibir nya merasa sedih dan bersalah. Jungkook tertawa dan mecubit pipi nya pelan.

"Tidak sayang, kamu tidak nakal, mata Papa tadi kemasukkan debu. Mama mana?"

"Dibawah lagi angkatin mainan aku"

"Kenapa gak bantu?"

Jungkook lantas melepas pelukkan nya dan menuju lantai bawah. Saat melihat orang yang dicari sedang mengambil tas belanja dari mobil, bukan nya membantu, Jungkook malah memeluknya dari belakang dan mencium pipi nya.

"Kamu kenapa gak bangungin aku tadi? Nanti kamu capek gimana?"

Sang istri membalikkan badan nya mendapati suami nya sedang memasang muka cemberut.

"Kamu mirip anak kita deh kalau kayak gitu"

Sudah empat tahun Jungkook menjalani rumah tangga nya. Hidup bahagia dengan sang istri dan anaknya. Jungkook bersyukur mendapatkan keluarga kecil yang hangat.

Sebentar malam bangtan akan datang bertamu di rumah Jungkook, karena itu istri nya membeli banyak bahan makanan agar mereka bisa makan besar.


















Sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Semua anak bangtan dan keluarga Jungkook berkumpul di halaman belakang rumah mereka.

"Gak nyangka kita semua udah ber-title 'daddy' sekarang" Mulai Jimin.

"Maaf bisa diulang Bapak Jimin? Semua?" Sahut Taehyung yang tiba-tiba sudah berada di samping Jimin.

"Lu sih solo mulu, coba bilang ke agensi, misi pak gue mau nikah juga gitu, udah dipaksa sama keluarga nih"

Seru Hoseok yang lagi menggendong anak nya. Anak Hoseok yang paling lucu karena baru berumur 10 bulan.

"Makanya muka tuh jangan ganteng-ganteng amat" Balas Yoongi.

"Anugerah masa ditolak" Kata Taehyung, yang akhirnya memilih  kabur karena gak mau gabung sama bapak-bapak rempong.

Taehyung memilih ke arah Seulgi yang terlihat kesusahan.

"Sini, anak nya biar gue yang gendong"

"Thank you! Jimin tuh lari kemana sih? Ini anak nya kok gak dipegang dulu malah ngerumpi"

Taehyung cuma tertawa mendengar ocehan Seulgi dan membawa perempuan kecil berumur tiga tahun itu ke dalam pelukan nya.

Namjoon dan sang istri gak bisa hadir karena masih ada kerjaan. Sekarang Namjoon bekerja sebagai CEO salah satu agensi sekaligus komposer lagu untuk anak-anak didikannya.

Sama seperti Namjoon, Yoongi masih sibuk memproduksi lagu dan collab sana-sini. Wajah nya masih imut jadi masih bisa collab sama rookie. Padahal sudah dikaruniai anak kembar.

Seokjin sibuk membuka restoran Korea-Western di Korea dan sudah memiliki banyak cabang. Istrinya kebetulan sangat suka masak, jadi terkadang Seokjin menambahkan nya dalam menu andalan restoran.

Jungkook dan istrinya sekarang disibukkan dalam acara The Return Of Spiderman dimana anak nya selalu syuting bersama anak Namjoon. Sekalian nitip mikir Namjoon.

Jimin dan Seulgi off dari dunia hiburan dan meneruskan usaha keluarga mereka.

Taehyung sudah pasti sibuk solo. Tapi dia tidak solo, sudah ada calonnya hanya saja waktunya belum pas.

















Semua bakal berakhir bahagia, hanya tinggal menunggu waktu nya saja. Seperti buku milik R.A. Kartini 'habis gelap terbitlah terang'. Sehabis keterpurukkan pasti ada kbahagian yang muncul.

Hidup selalu penuh cerita, jadikan itu sebagai pelajaran, bukan sebagai hukuman.

Cintai hidupmu, baca ff tiap hari :)

/gak usah bernada baca nya/







Itu aja.
That's enough.
Thank you.
Khamsahamnida.
Gomawo.
Terima kasih.

BUTTERFLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang