--2 New Friends.

46 9 3
                                    

KRING!

Bel sekolah berbunyi 4 kali menandakan waktunya para siswa untuk kembali ke rumah masing-masing. Larissa nampak tengah membereskan buku dan alat tulisnya usai jam pelajaran terakhir. Saat ia tengah disibukkan dengan kegiatannya tersebut, seorang laki-laki berbadan tinggi dan berwajah tampan tiba-tiba masuk kelas dan menyapa teman laki-laki yang duduk di depannya, Fairuz.

“Hei bro! Yuk gas sekarang.”

“Iya, tunggu sebentar.”

"Sa, aku duluan ya." Ucap Rara, yang kini telah menjadi teman sebangkunya.

"Eh, iya, hati-hati ya Ra."

Gadis itu tak menjawab, ia hanya membalikkan badan dan mengacungkan jempol kanannya ke arah Larissa. Lalu ia melenggang pergi ke luar kelas.

“Eh ini ada anak baru ya?” Tanya laki-laki itu kepada Fairuz saat ia melihat Larissa.

“Iya, kenalin Reen, namanya Larissa.”

“Larissa, ini Dareen, temen SMP ku sampai sekarang. Dia anak XI IPA 4, kelas sebelah.” Sambung Fairuz.

DEG!

Mulut Larissa setengah terbuka karena terkejut. Ia hanya diam, berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia tidak salah dengar.

"Hei, kamu kenapa? Kok kaget?"

"E-enggak papa kok."

“Salam kenal, Larissa." Sambung Larissa sambil menyodorkan tangan kanannya ke depan.

“Dareen.” Balas Dareen menyambut jabatan tangan Larissa.

"Aku duluan ya."

"Oke, hati-hati ya." Ucap Fairuz.

Larissa hanya menggangguk pelan. Lalu ia melenggang pergi ke luar kelas menuju gerbang depan. Jangan lupakan, sebelum ia pergi ke luar kelas, ia sempat melirik name tag milik Dareen, ‘Dareen Nicholas A.’ Ia teringat sesuatu yang menjadi misinya sekarang. Jujur, hatinya sangat rapuh, ia tidak sanggup mengingat apa yang terjadi beberapa tahun lalu. Ia mulai gegabah, tidak bisa berpikir positif. Tatapan teduh Larissa mulai berubah menjadi tatapan dingin, tangannya mengepal sampai buku-buku kukunya memutih. Keadaan mulai memanas setelah ia dipertemukan dengan laki-laki tadi. Ia mempercepat langkahnya agar segera pulang dan sampai rumah. Dalam setiap langkahnya, pertanyaan terus berkecamuk di pikiran Larissa. Apakah memang benar, dia yang ingin Larissa temui di sekolah ini?

----
“Dia cakep ya Ruz.”

“Eh, lo naksir juga?”

“Gatau, kayaknya iya deh. Tapi kalo emang iya kenapa?”

“Mulai hari ini lo resmi jadi saingan gue. Tapi gue mau kita bersaing secara sehat.”

Belum mendapat jawaban dari Dareen, Fairuz sudah melenggang pergi keluar kelas menuju ke parkiran.

“Ck, anak itu.” Ia menghembuskan nafas kasar, lalu melenggang keluar kelas menyusul Fairuz.

----

Hai, ini aku up lagi ya. Soalnya setelah aku baca-baca lagi, yang kemarin itu agak gak nyambung gitu wkwk. Sambil ngantuk ngetiknya😂

Maaf kalo semakin sedikit setelah aku revisi. Tapi menurutku ini yang lebih nyambung untuk part selanjutnya daripada kemarin.

Jangan lupa votment ya!
💜!

F A L LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang