Sesungguhnya Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan saat ini buka apa yang kita inginkan, karena yang kita ingin kan belum tentu itu yang terbaik untuk kita. Rencana Allah sungguh lebih baik dari pada rencana hambanya.
Hitam di Atas Putih
Rafiatul Ulum***
Sungguh tak pernah terbayang sedikitpun dalam hidup gadis berparas cantik yang bernama Syarifah Azzahra Malik harus menikah di usianya yang baru menginjak 19 tahun. Dan itupun dengan seseorang yang sama sekali ia kenal sebelumnya, bertemu pun ia yakin belum pernah.
Ia mulai berfikir tentang masa depannya setelah ini. Apa dia bisa hidup bahagia? Bagaimana jika suatu hal yang di takutkannya terjadi ? Sungguh pernikahan yang seharusnya menjadi momen yang sangat bersejarah kini serasa mencekam.
Ia mulai berasumsi yang tidak tidak. Bagaimana kalau pria yang menikahinya sudah tua atau cacat makanya dia mau menikahinya? Atau memang karena pria itu tidak tampan makanya dia mau mau saja menikahinya karena tidak ada yang mau dengannya. Tidak tidak jangan sampai hal tersebut terjadi.
Ia terus berdoa dalam hati semoga calon suaminya adalah orang yang sesuai dengan kriteria yang di idamkan oleh Zahra. Memiliki paras tampan, sholeh dan tentunya bisa membuat dia bahagia. Semua perempuan di dunia ini pasti mengharapkan pasangan yang sesuai dengan kriteria nya, dan pasti dengan modal tampan. Siapa yang tidak mau memiliki pasangan yang nyaris sempurna? Semua orang pasti sangat menginginkan nya. Tak terkecuali Zahra tentunya.
Semoga saja keberuntungan memihak nya kali ini.
Zahra meremas kuat gamis yang dikenakannya kini, Zahra terlihat cantik memakai gamis putih dan di balut dengan jilbab dengan warna senada dan tentunya sedikit polesan make up di wajahnya yang sungguh dapat memikat kaum adam, matanya yang coklat terang, hidung sedikit mancung, dan bulu mata lentik serta bibir tipisnya dan jika ia tersenyum akan terlihat lesung pipitnya. Zahra terlihat lebih cantik di hari bersejarah yang akan hanya di lalui satu kali seumur hidupnya.
Diluar sana terlihat acara ijab kabul akan dimulai, perasaan Zahra sungguh tak karuan, ia takut kalau suaminya tak sesuai harapannya. Zahra belum pernah sekalipun melihat bagaimana rupa calon suaminya, lewat foto pun ia tak pernah melihatnya. Bukan karena orang tuanya tidak mengizinkan ia bertatap muka tapi Zahra takut akan kecewa dan malah membatalkan pernikahan ini.
Ia tak mau melihat kedua orang tuanya sedih, karena Zahra dan calon suaminya yang terpaut tujuh tahun darinya itu telah di jodohkan oleh kedua orang tuanya sejak Zahra masih dalam kandungan.
Sungguh Zahra kini gelisah karena dalam hitungan menit lagi ia akan resmi menjadi istri orang. Rasanya ia baru saja kemarin di gendong oleh ibunya tapi sekarang ia akan menjadi istri orang. Dan artinya tanggung jawabnya bukan lagi kepada kedua orang tuanya melainkan suaminya.
Oh tidak. Jantung Zahra berpacu lebih cepat tatkala ia mendengar kata sah dari luar. Dan itu artinya kini ia telah sah menjadi istri yang setahu Zahra bernama Muhammad Ilham Hanafi.
Ia tak bisa membayangkan masa depannya setelah ini. Sungguh jantung Zahra berpacu lebih cepat sekarang.
Cklek
Mendengar suara pintu yang akan di buka jantung Zahra berpacu lebih cepat dan serasa panas dingin di sekujur tubuhnya. Bahkan di kening Zahra kini terlihat jelas ada keringat dingin disana, ia takut sungguh ia tak pernah merasa seperti ini. Apalagi sepupu yang tadi menemaninya kini telah keluar.
Zahra berdoa semoga semuanya baik baik saja setidaknya ia bisa bersikap di hadapan suaminya nanti. Ah suami? Zahra sungguh tak percaya beberapa menit yang lalu ia telah resmi menyandang istri Ilham.
Zahra yang kini menunduk dapat melihat langkah kaki seseorang yang ia yakini bahwa itu suaminya berjalan mendekat kearahnya. Zahra berusaha menetralkan kegugupan nya, Zahra menghela nafas kau perlahan mendongakkan kepalanya untuk melihat suaminya.
Setelah Zahra mendongak ia dapat melihat berapa nyaris sempurnanya paras suaminya yang kini tepat di hadapannya, sorot mata abu abunya yang sangat tajam, alis sedikit tebak dan hidung mancung nya dan jangan lupakan garis rahangnya yang tegas membuat ia terlihat begitu tampan.
Zahra sungguh tak percaya ternyata asumsinya tentang wajah suaminya tidak lah benar. Ia sedikit lega dan bersyukur kepada Allah karena jodohnya begitu tampa, Seperti yang ia idamkan.
"Sampai kapan kamu mau lihatin saya" Suara Ilham sukses membuyarkan lamunan Zahra.
"Maaf" Zahra segera menundukkan kepalanya kembali. Kemudian ia raih tangan suaminya untuk ia salim.
"Ayo kita keluar semua orang telah menunggu" Setelah Ilham mengatakan kalimatnya ia langsung berbalik arah dan berjalan keluar kamar Zahra. Zahra yang melihat itu segera menyusul langkah suaminya.
Satu tambahan untuk menilai Ilham selain tampan ia juga sangat dingin. Semoga Zahra bisa sedikit demi sedikit memahami suaminya. Mungkin di pertemuan pertama mereka Ilham terlihat dingin rapi semoga saja setelah terbiasa hilang.
Tbc.
Assalamu'alaikum readers 🤗
Selamat datang di cerita baru aku 😁😁 semoga suka.
Jangan lupa vote dan komentarnya yaa,
See you next part 👋👋
✍Rafiatul_ul
FaaKudus, 24 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Hitam di Atas Putih (Sebagian Ada di KBM App)
General FictionMengkisahkan kisah seorang gadis yang usianya beranjak 19 tahun yang terpaksa menikah dengan pria yang terpaut usianya tujuh tahun diatasnya yang tidak pernah ia kenali sebelumnya. Pernikahan ini terjadi karena perjodohan kedua orang tuanya sejak i...