PROLOG📌

30 7 3
                                    


"Aku mencintaimu, Sa. Sungguh," ujar Lara menggenggam tangan seorang pria.

Pria itu memalingkan wajah, dia tidak merespon apa-apa. Dia melepas pelan genggaman Lara. Pria itu kemudian berlalu meninggalkan Lara yang kebingungan.

Baru tiga langkah pria itu pergi, tangannya sudah ditahan oleh Lara kembali. Tangan Lara basah—berkeringat. Raut wajahnya penuh kebimbangan.

"Sa ... kamu mau meninggalkan aku lagi?" Pria itu tidak bergeming. Dia tetap berdiri kokoh dan lidahnya tidak sedikit pun mengeluarkan kata.

"Kamu mau pergi?!" tanya Lara dengan suara yang mulai melantang dan tinggi.

"Kamu tau, Ra? tak ada barang sedetik pun aku tak mencintaimu. Sejak kau memelukku pertama kali saat itu, aku merasa ada ribuan kupu-kupu terbang dari perutku ...." Pria itu menjeda kalimatnya. Pelan-pelan dia menoleh ke belakang, "Tapi kamu egois."

Lara menaikkan sebelah alisnya. Dia sibuk menganalisis arti kata egois yang baru saja diucapkan pria di hadapannya itu. Dia sibuk mencari letak kesalahannya. Tiba-tiba, rintik demi rintik hujan jatuh membasahi trotoar tempat mereka berdiri dan sekitarnya.

"Iya, Ra. Kamu egois. Kamu masih terjebak kubangan masa lalu. Aku sarankan sebelum kau bilang cinta, pastikan dulu siapa yang ada di hadapanmu." Sekarang pria itu benar-benar meninggalkan Lara sendirian.

Hujan yang semakin lebat menambah rasa sesak di kedua hati insan tersebut. Lara kini menangis tersedu sedan, menunduk lemah di trotoar jalan. Pria itu benar.

"Argh! kau benar ... aku masih terjebak masa lalu," rintih Lara.

Tbc.
Gimana prolog nya? Udah langsung tertarik belum?
Jangan lupa vote dan koment ya😄

Story by : tiamaqrifah
Support by : Writinginlight__

Lara, back to NetherlandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang