4 - Bad Habits

14 7 3
                                    

Seperti biasa , jalanin tradisinya . baca nya sambil dibayangkan , biar afdhol

Ingin ku donorkan saja jantung ini , Agar jika sedang berdekatan denganmu detaknya tak seperti lomba maraton .

- Ara Wilanten

|||

" Sahen ," Sapa Sakeena melihat sahen sedang membuka kulkas di dapur mencari sedikit camilan pengganjal perut di jam yang tidak diperbolehkan makan .

Sahen mendongakkan kepalanya. " Ada apa mah ? ,"

" Tadi Ara udah minum susu belum ? "

" Nggak tau dan nggak mau tau mah ." Ketus sahen lalu memposisikan pisaunya mengirisi apel merah yang telah ia dapatkan di kulkas .

" Sahen kok gitu , Tamu adalah raja ."

" Iya Sahen tau mah ,"

" Lalu ? Sahen kok kelihatan cuek gitu sama Ara ? ,"

Perdebatan singkat nampaknya telah dimulai hingga perbincangan berujung pada masa lalu Sahen.

" Sahen nggak cuek mah , Sahen cuma belum siap aja mengenal perempuan baru di hidup Sahen selain Mamah sama Darla ." Jelas Sahen sedikit merajuk , sahen ingin dimengerti karena beradaptasi itu tak semudah mencongkel upil di hidung pesek .

" Karena Mella ? ,"

" Jangan bahas dia mah , Sahen  berusaha lupain dia karena Sahen tau dia tercipta bukan untuk Sahen ."

Mella adalah gadis cantik yang lucu dimasa kecilnya , sifatnya sebelas dua belas dengan Ara bedanya Mella sedikit lebih dewasa dan terlihat menggemaskan . Dia telah pindah dari kehidupan Sahen sejak enam belas tahun silam , tanpa memberi sebuah alasan mungkin karena Mella masih kecil dan belum tau rasanya ditinggal pas lagi sayang - sayangnya .

" Jangan ngomong gitu , ucapan adalah doa ."

" Tapi maah itu kenya-,"

" Mamah minta tolong kasih kan piyama tidur dan Susu ini ke Ara ya , mamah mau istirahat ." Sakeena cepat memotong ucapan Sahen lalu meninggalkannya tanpa sebuah jawaban .

Sahen mengehentikan aktivitasnya , kedua bola matanya lagi - lagi harus diputar malas kemudian Sahen beranjak sesuai apayabg diucapkan mamahnya .

Ckleeekkk

Suara knop pintu kamar persinggahan Ara yang dibuka Sahen tidak terkunci , membuat Sahen tidak repot - repot mengetok pintu kayu yang keras itu .

Gadis berambut sebahu yang tengah duduk di meja rias itu membalikkan badanya terkejut lalu berdiri . " Sahen nyamperin Ara di kamar  tidur malem - malem , Sahen mau ngapa - ngapain Ara ya ? Ara belum siap , Ara ituu .. Ara belum mandi , Besok aja yaa ." Ucap Ara dengan segudang otak kotornya .

Sahen mendekat ke arah Ara , semakin mendekat hingga membuat Ara terpaku . Mata mereka saling bertemu hingga berjarak kira - kira hanya 5 cm , perlakuan Sahen membuat jantung Ara bergidik ngeri .

" Ingin Ara donorkan saja jantung ini , Agar jika sedang berdekatan denganmu detaknya tak seperti lomba maraton ." Ucap Ara lancar semulus jalan tol tanpa ketakutan sedikit pun .

Sahen menonyor kening Ara. " Anak kecil pikiranya udah sekotor ini kalo gede mau jadi Apa ? Dasar cabe - cabean rawit ," 

" Suka - suka Ara , masa suka - suka kamu . Kalau sama sama suka ayok nikah ! ."

Dory & Nemo [ On Going ] .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang