4

3.6K 378 30
                                    

Beberapa bulan ini aku memantapkan hatiku. Aku menjadi gila kerja hanya untuk melupakan rasa sesak di hatiku, melupakan raut wajah Seulgi pada malam itu.

Aku sampai sering bersuka rela menggantikan pekerjaan seniorku, itu adalah pengalihan yang sangat sempurna untukku.

Dan hari ini juga aku bertemu dengannya setelah sekian lama, aku melihat badannya yang terlihat kurus, pipinya menirus, tak ada lagi pipi chubby yang aku sukai itu.

Aku meringis melihat keadaannya.

Dia memberikanku single pertamanya, single buatannya sendiri, single debutnya. Aku memang yakin Seulgi bisa mendapatkan persetujuan dari agensinya itu, Seulgi selalu menjadi pekerja yang sangat keras.

Tuhan mengabulkan doaku yang ini,

Tapi kenapa Tuhan tak mengabulkan doaku untuk terus bersamamu?

Aku selalu berdoa agar hatiku tak goyah saat aku dicecar dengan pertanyaan-pertanyaan itu.

Aku selalu berdoa supaya aku bisa menemanimu sampai saatnya tiba.

Tapi kenapa Tuhan tak mengabulkannya?

Kenapa?

Aku tersenyum melihat album dan mixtape yang ada di tanganku ini, aku menatapnya dengan sendu karena kata Seulgi lagu itu ditujukan untukku. Dia memikirkanku saat mengerjakan lagu itu.


Always

SEULGI - 1ST SINGLE.


Aku tahu dia gila kerja hingga lupa akan kesehatannya, tapi kenapa semua ini membuatku merasa semakin berat.

Mataku mulai memanas, aku berusaha menahannya. Aku tak boleh menangis hari ini, aku harus menyelesaikan ini.

Aku tak boleh terlihat lemah di hadapannya.

Aku berbalik, merogoh isi tasku. Aku menatap itu sebentar sebelum berbalik dan memberikan kepadanya.

Undangan pernikahanku dengan Seungwan.

Dia menatap undangan itu sebentar sebelum tersenyum, aku melihat bibirnya bergetar.

Aku menggelengkan kepalaku. Tidak, aku tidak boleh lemah.

Dia mengambil undangan itu dan masih menatapnya, ia masih menunduk menatap undangan itu.

"Akhirnya, ya?" tanya Seulgi.

Aku hanya terdiam, memerhatikannya yang mengusap lembut undangan itu. Membuatku meneteskan air mataku, aku tahu apa yang ada di pikirannya.

Seulgi adalah salah satu orang yang sangat mudah ditebak dari perilakunya.

Aku berani bertaruh bahwa ia sedang membayangkan namaku dengan namanya yang ada di undangan itu, bukan namaku dengan orang lain.

Takdir benar-benar bisa berubah secara cepat dan mendadak.

Dia mendongak dan menatapku, matanya memerah. "Joohyun?"

"Hmm?"

"Congratulation."

Aku hanya bisa mengangguk, air mataku masih terus mengalir. Aku tak mengucapkan sepatah kata apapun, aku tahu bahwa tangisku akan pecah saat aku mengeluarkan suaraku.

Benjolan di tenggorokanku benar-benar terasa menyakitkan.

"Sekarang udah ada Seungwan yang gantiin posisi aku, aku berharap kamu bisa nerima dia sepenuh hati."

"Seulgi..." panggilku terisak.

Dia mendekapku dengan sangat erat, aku merasakan ada air yang jatuh di atas kepalaku.

Ending Scene - SeulReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang