04. Bintang yang Kesepian

40 4 0
                                    


Waktu makan siang tiba, Kanna berjalan menuju sebuah meja yang sudah ramai dengan gadis gadis berpangkat Chimera.

"Kanna... Lama sekali" sambut seorang gadis bersurai coklat.

"Maaf aku sedang mengambil minuman ini tadi" ucap Kanna yang kemudian duduk dan bergabung dengan mereka.

Saat Kanna berbincang dengan teman temannya, sudut matanya menangkap sosok Sho Hirano yang baru sampai dan duduk sendirian di dekat jendela. Ia kemudian mengalihkan pandangannya pada 4 orang laki laki yang sedang berbincang dan tertawa. Keempat laki laki itu tak lain adalah Kishi, Jinguji, Genki, dan Kaito.

Jam makan siang selesai, semua siswa segera meninggalkan kantin dan segera menuju ke kelas mereka untuk pelajaran selanjutnya. Kanna melihat Sho yang berlari cepat menuju belakang kastil Ordo Bintang.
"Ada apa dengannya? Apa dia mau melompat ke jurang?" batin Kanna.
Memang benar, 100meter di belakang kastil itu adalah jurang yang sangat dalam dan membatasi Avalon dengan Dominion.
"Teman teman... Jika ada yang bertanya katakan aku ada sedikit urusan" setelah berkata demikian, Kanna pun pergi mengejar Sho.

Kanna memperhatikan punggung Sho yang terbalut seragam akademi berwarna hitam.
"Kenapa mengejarku" tanya Sho dengan datar dan terdengar dingin.

Kanna baru akan membuka mulut, tiba tiba ia tak dapat bergerak dan menggerakkan tubuhnya, namun masih bisa melihat dan mendengar. Tiba tiba sosok berjubah hitam dengan rambut pink tiba tiba muncul dari tubuh Kanna dan berkata. "Ashval Dechmont... Sudah menemukan tubuh yang tepat ya...." ia adalah Vassago Rachkon, spirit kegelapan yang ada dalam diri Kanna.

Dari tubuh Sho pun muncul sosok berambut hitam panjang dan sepasang tanduk di kepalanya, matanya yang berwarna merah tampak menyala.
"Vassago-dono, dia adalah anak yang baik... Saya sudah melihat semuanya, dia dijadikan bidak oleh ibunya sendiri" ucap Ashval dengan penuh hormat.

"Dasar... Kau mengatakan hal itu di hadapan orang yang kau bicarakan" Vassago tertawa kecil.
"Jadi... Kau menyetujui saran Nagase?" lanjutnya.

"Tentu saja... Tapi akan sedikit sulit"   -Ashval.

"Tidak selama kau bisa menjauhkan anak itu dari pengaruh ibunya" -Vassago

"Saya akan berusaha..." hormat Ashval yang kemudian menghilang kembali ke dalam tubuh Sho.

"Kanna... Sho... Semoga kalian bisa melalui persimpangan ini" setelah berkata demikian Vassago pun kembali ke dalam tubuh Kanna.

Tubuh Kanna kembali seperti semula, ia berniat untuk berjalan mendekati Sho tapi... "Kau sudah tau kan mengapa aku membunuh Nagase? Sekarang biarkan saja aku mati" ucap Sho.

"Tidak!!! Kau tidak boleh mati!" cegah Kanna.

"Memangnya kenapaー"

"Apa kau tidak ingin mengetahui apa yang Ashval dan kakakku rencanakan?" penggal Kanna.

"Tidak ada hubungannya dengan...." Sho terbelalak mengingat percakapan Spiritnya dan spirit Kanna barusan, ia lalu berbalik menghadap Kanna.

"Dia tadi bilang... Aku dijadikan bidak oleh ibuku?"  -Sho

Sedangkan Kanna hanya mengendikkan bahunya.

***

Yoshizawa kembali ke istana sedikit terburu Buru, matahari hampir terbenam yang menandakan bahwa Kanna sudah pulang dari akademi.

"Darimana ayah?" suara Kanna mengejutkan Yoshizawa yang hampir membuka pintu kamarnya.

"Eh? Kanna... Sudah pulang?" bukannya menjawab Yoshizawa malah balik bertanya.

Love and Throne [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang