20. Akhir Perjuangan

25 2 2
                                    

"Putraku Sho... Akhirnya kau kembali pada ibumu" ucap Fumika bahagia ketika melihat Sho yg diikat dan berlutut di hadapannya.

"Lepaskan aku!" bentak Sho sambil berusaha melepaskan diri.

"Percuma memberontak... Ikatan itu jauh lebih kuat darimu"

"Apa maumu!"

"Ckckck Sho... Aku ini ibumu, wanita yg melahirkanmu... Bisa bisanya kau membentak ibumu ini"

"Cih!"

"Haduh... Aku sampai lupa, kau harus bersatu dengannya untuk menjadi anakku ya" Fumika berjalan memutari tubuh Sho. "Anakku! Sho! Kemarilah"

Kemudian seorang laki laki yg sangat mirip dengan Sho muncul dari balik tirai. Sho sangat terkejut melihatnya

'Dia... Oh tidak mungkin!' batin Sho. Iapun teringat perkataan Shige tentang pain.

"Jika kau bergabung dengan pain mu, maka ingatanmu akan kabur karena ingatanmu dan pain mu disatukan" perkataan Shige semalam terngiang ngiang di kepalanya. "Dan jika kau membuka matamu, kau hanya mengingat kenangan tentang siapapun yg ada di hadapanmu jadi berusahalah agar Fumika tidak bisa menangkapmu" 

Sho menatap sosok yg sangat mirip dengan dirinya namun berambut pirang yg tengah berdiri di hadapannya. Ikatan yg melilit tubuh Sho pun terlepas, namun ia tak bisa menggerakkan tubuhnya.

Sosok yg berdiri di depannya pun mengulurkan tangannya dan menyentuh dahi Sho. Sho hanya terdiam menyaksikannya hingga sosok itu mengeluarkan cahaya dan berubah menjadi debu.

Sho terhuyung dan memegangi kepalanya, ingatannya samar samar, pandangannya pun memudar namun perlahan kembali normal.

"Aku... Dimana? Kau.....?" tanya Sho sambil menatap Fumika kebingungan.

"Anakku Sho... Kau terlihat tidak enak badan ya, duduk dan minumlah dulu" Fumika menarik sebuah kursi dan mempersilahkan Sho untuk duduk.

Setelah mendengar perkataan dan melihat wajah Fumika, ingatan Sho tentang masa kecilnya pun pulih. Sebuah ingatan dimana ia dirawat oleh Fumika sejak kecil dengan penuh kasih sayang walau Fumika tau bahwa Sho bukanlah putranya.

Sho pun mengikuti perkataan Fumika dan duduk di kursi

Setelah Sho meneguk segelas air putih, Fumika pun berkata "sayang... Sekarang adalah saatnya membentuk pasukan untuk menyerang Kanna dan pasukannya di Hysteria"

Sho terdiam sesaat ketika mendengar nama Kanna. Ya, nama yg tidak asing di telinga maupun hatinya.

Seketika di kepalanya terlintas semua kenangan tentang Kanna, perjalanan Cinta mereka, mimpi dan tujuan mereka.

Sho pun tersenyum lalu melihat ke arah Fumika. "Menyerang mereka? Kenapa harus repot repot menyerang mereka kalau kita bisa membiarkan mereka kemari dan menghabisinya disini"

"Tapi sayang... Kita tidak tau apakah mereka akan kemari atau tidak"

Sho berdiri dan berjalan ke arah balkon istana lantai 2 itu. "Mereka pasti akan kemari dan menyerahkan nyawa mereka, pada saat perayaan kemenanganmu... Bersamaan dengan empat putra mahkota lainnya"

Love and Throne [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang