21. Kekalahan Atau Kemenangan

21 2 4
                                    

WARNING!!!

"Sebelum mendekati Ratuku, langkahi dulu mayatku" ucap pria itu.

Ren sangat terkejut tapi bukan karena melihat senjatanya yg tampak mengerikan melainkan wajah dari orang yg menantangnya itu.

"Koyama san? Jadi... Kau... Kau mengkhianati kami semua? Kau mengkhianati Takeru san? Apa kau sebenarnya sama dengan temanmu yg meninggalkan Yonjuushi?" Ren tidak percaya bahwa yg berdiri di hadapannya adalah salah satu orang yg sangat dipercaya Takeru, Koyama Keiichiro.

"Aku tidak berkhianat, sejak awal memang aku adalah pelindung ratuku" ucapnya.

Ren masih tidak percaya dengan apa yg dilihatnya, bagaimana mungkin tangan kanan Takeru sendiri adalah pengkhianat. Dan bagaimana mungkin ia tidak menyadari hal itu. Namun di tengah kebingungannya ia mendengar seseorang berlari ke arah mereka berdua dengan cepat. Ren bisa merasakan aura kemarahan yg kuat padanya.

"HI-RO-I-CHI!!!!" teriak seseorang yg berlari ke arah mereka itu. Ternyata ia adalah Koyama, ya Koyama Keiichiro orang kepercayaan Takeru.

"Sonna!"

"Ren! Cepatlah dekati Fumika! Biar aku yg akan mengurusnya" ujar Koyama.

"Ha... Haik" Ren segera meninggalkan mereka berdua walaupun dia sebenarnya masih tidak memahami apa yg telah terjadi.

"Hoya hoya... Keiichiro, bukannya kau selama ini selalu menghindariku agar kau tetap hidup? Tapi kenapa sekarang kau malah muncul di hadapanku?" ucap orang yg menghadang Ren tadi. "Yak! Aku tidak peduli sih, aku hanya harus melindungi ratuku" iapun berbalik dan berusaha mengejar Ren.

"Hiroichi!" Koyama menghalangi jalan kembarannya yg bernama Hiroichi itu dan menghunuskan salah satu pedangnya. "Tidak akan kubiarkan seseorang sepertimu menghalangi Ren, Hiroichi!" bentak Koyama.

Hiroichi menangkis serangan Koyama dan melemparkan salah satu pedangnya. "Kau masih payah dalam bertarung jarak dekat ya, Keiichiro" ejek Hiroichi.

"Biarpun aku payah, aku akan tetap membunuhmu disini" Koyama kembali menghunuskan pedangnya.

"Mau kau membunuhku atau tidak, kita akan tetap mati... Karena kita bukan lagi pain melainkan doppelganger" Hiroichi menangkis serangan Koyama.

"Aku tidak mempercayai itu, dan aku tidak peduli"

Fumika memperhatikan pertarungan sengit itu dari salah satu balkon istana. Ia nampak ketakutan menyaksikan para pasukannya yg dibantai oleh pasukan khusus terpidana mati Dominion.

"Ara ara... Nampaknya ada yg sedang ketakutan disini" ucap Ren yg membuat Fumika terkejut dan segera berbalik.

"Dengan tubuh penuh luka itu kau masih bisa bergerak ya, Putra Mahkota Avalon" Fumika menyembunyikan rasa takutnya dibalik senyuman liciknya.

"Kesalahan yg kau buat adalah..." Ren menyarungkan pedangnya dan mengelilingi Fumika. "Mengurungku di penjara Avalon" Ren berjalan mendekati Fumika.

"A-apa maksudmu" Fumika berjalan mundur untuk menghindari Ren yg terlihat menyeramkan dengan beberapa luka di tubuhnya dan bekas darah yg entah milik siapa.

"Seperti kau ingin membunuh seekor ikan dengan mengurungnya, tapi kau mengurung ikan itu di kantong plastik dan mengisi plastik itu dengan air yg banyak" Ren mengkabedon Fumika dan menatap matanya dalam dalam.

Fumika hanya diam, perasaannya benar benar campur aduk antara takut, dan berdebar debar karena menyadari jaraknya dan Ren sangat dekat.

"Harusnya wanita sepertimu tidak melakukan ini, kau harusnya hidup bahagia bersamaku di Avalon" Ren mengusap pipi Fumika dengan lembut sambil tersenyum lalu mencium bibir wanita yg usianya 17tahun lebih tua darinya itu.

Love and Throne [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang