"Aku selalu menyayangi mereka walaupun mereka hanya menganggapku bagai seorang pembantu"
~ADARA FREDELLA ULANI~
"Dara yakin mau pindah sekolah?" tanya Bram.
Dara tersenyum manis lalu mengangguk,"Iya,Dara mau cari suasana baru.Bosen di sekolah lama." Jawab Dara.
"Emang kamu rela ninggalin Reiki?" tanya Bram dengan nada menggoda.
Dara tersenyum malu,"Kami hanya teman biasa pa...."jawab Dara.
"Pacaran juga enggak apa-apa.Papa kenal Reiki dengan baik dan papa yakin dia bisa dipercaya buat jagain kamu."
"Papa gak usah terlalu muji Reiki.Papa gak tau aja sikap asli Reiki"
Bram terkekeh pelan,"Iya iya...Ya udah papa pergi dulu ya takut ketinggalan pesawat."pamit Bram.
Dara mengangguk lalu menyalim Bram,"Papa hati-hati"ucap Dara.
Bram teringat sesuatu,"Mama sama Cheryl mana?"tanya Bram yang sedari tadi tidak melihat istri dan Kakak dara.
"Emmm...mungkin masih tidur.Mama sama Kak cheryl pasti kecapean gara-gara liburan semalam."
Bram mangut-mangut,"Ya udah kamu jaga diri baik-baik.Kalau ada apa-apa kabari papa."
"Siap"Dara membentuk tangannya seolah-olah hormat.
Bram memasuki mobil dan setelah itu mobil yang dikendarai Bram berjalan meninggalkan perkarangan Keluarga bram.
Dara tersenyum tipis lalu menghembuskan nafas berat.Hari-Hari selanjutnya harus dilalui dengan banyak kesabaran dimana dirinya harus ditindas.
Gue gak boleh lemah gini
"Semangat Dar."ucap Dara menyemangati dirinya sendiri.
Dara menatap Mbok ratih yang baru saja keluar dengan koper ditangannya.
"Non adara...."
Dara tersenyum manis,"Mbok udah mau pergi?"tanya Dara.
Ekspresi Mbok ratih berbeda dengan Dara.Mbok ratih merasa sedih meninggalkan Dara dengan situasi seperti ini.Dara sudah terlalu sering berbuat baik kepadanya tapi ia tidak bisa berbuat apapun demi Dara.
"Non maafin Mbok ya...Mbok tidak bisa berbuat apa-apa untuk Non adara."nada bicara Mbok ratih penuh dengan rasa bersalah.
"Mbok bicara apaan sih?Adara rasa Mbok udah terlalu berbuat banyak untuk Adara."
Itulah sikap Adara yang selalu mengingat pengorbanan seseorang sekecil apapun itu.
"Tapi Non...."
Dara memeluk Mbok ratih,"Udah ya...Mbok gak usah khawatirin Adara.Sekarang yang terpenting adalah Mbok.Dara melepas pelukannya.
"Mbok akan selalu mendo'akan Non adara"
Dara tersenyum senang.Senyum yang biasa ia keluarkan ketika ia merasa penting bagi diri orang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADARA
Teen FictionIni kisah dimana kekuatan dan kesabaran hati selalu di uji.Tentang seseorang yang selalu berusaha menahan air mata untuk tidak keluar. Ini kisah Adara,Gadis ceria dengan segala masalahnya.Gadis yang selalu menganggap semua manusia itu penting.Walaup...