10- Cemburunya Davon

664 59 18
                                    

"Cemburu. Satu kata yang sulit aku utarakan namun aku harap kamu bisa merasakannya."

- Davon Albern Alfabio


"Jadi ini kelakuan lo." Ucap seorang lelaki dengan lantang.

Albilla dan Reynand menatap ke arah orang itu. Namun, baru beberapa saat ia mengarahkan pandangannya ke arah seorang gadis yang tangannya melingkar di lengan lelaki itu.

"Siapa dia? Siapa yang bersama Kak Davon?" Tanya Albilla dalam hati.

Davon berjalan mendekat dan berdiri di hadapan Albilla. Sedangkan Dara masih setia di samping lelaki itu.

"Ikut gue." Ucap Davon menarik paksa tangan Albilla. Namun, Reynand mencegahnya dengan memegang tangan Albilla yang satunya.

"Dia pergi bareng gue jadi dia tanggung jawab gue." Ucap Reynand menatap tajam Davon.

"Lepasin tangan lo dari Albilla!" Perintah Davon. Reynand hanya diam tak mematuhi ucapan lelaki itu. Melihat itu Davon dengan paksa melepaskan tangan Reynand dari Albilla.

"Jangan ikut campur urusan gue dan Albilla." Ucap Davon membawa pergi Albilla dari sana.

"DAVON." Teriak Dara menatap kepergian Davon dan Albilla.

"Ngga usah teriak - teriak lo." Ucap Reynand kemudian berjalan meninggalkan Dara.

"AGHHHH SIAL."

"Siapa sih cewek itu sampai-sampai Davon ninggalin gue di sini." Ucap Dara dengan kesal sambil menghentakkan kedua kakinya di lantai.

*****

"Kak Davon lepasin tangan Billa." Rengek Albilla yang berjalan mengikuti Davon.

"Diam." Bentak Davon membuat Albilla terdiam.

Davon membuka pintu mobilnya dan memaksa Albilla masuk. Albilla duduk di samping kursi kemudi, tak lama kemudian Davon duduk di sebelahnya. Davon mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal membuat Albilla memegang sealbeltnya kencang.

"Kak Davon jangan kencang-kencang bawa mobilnya, Billa takut." Ucap Albilla namun diabaikan oleh Davon.

Dengan rahang mengeras dan tatapan tajam ke arah depan, Davon menginjak gasnya lebih keras lagi. Albilla memejamkan matanya takut, Davon tidak seperti biasanya.

"Kak Davon kita mau kemana?" Tanya Albilla dengan pelan.

"Rumah." Balas Davon singkat tanpa menatap Albilla.

"Kak Davon, Billa takut jangan kencang-kencang bawa mobilnya. Bahaya Kak." Ucap Albilla dengan nada takutnya.

"Gue ngga peduli." Ucap Davon.

"Kalau kita kecelakaan gimana Kak. Billa ngga mau Kak Davon kenapa-napa." Ucap Albilla.

"Gue mending mati daripada lihat lo sama orang lain." Ucap Davon. Albilla mencerna ucapan Davon.

"Maksud Kak Davon apa?" Tanya Albilla. Davon tidak menanggapi pertanyaan gadis yang duduk di sampingnya itu. Ia tetap fokus menyetir meskipun dengan pikiran kacau.

Beberapa menit Albilla menanti jawaban Davon namun tak ada satu katapun yang Davon katakan.

Davon menghentikan mobilnya di halaman sebuah rumah mewah. Albilla menatap ke rumah itu. Baru kali ini Davon membawa dirinya di tempat ini.

"Turunlah." Ucap Davon membuka pintu mobil Albilla. Albilla menurut dan turun dari mobil dengan tangan yang digenggam oleh Davon.

"Rumah siapa Kak? Billa kira kita pulang ke rumah mamah dan papah." Ucap Albilla menatap rumah mewah bernuansa putih itu.

DavAlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang