. lima

714 182 15
                                    

"Nar habis ini lo jadi ke ruangan Kak Surya?" intrupesi dari Lea.

Yang ditanya cuma ngangguk. Ini hari jumat dan sudah menjadi rutinitas Nara untuk menemui dosen terdekatnya itu.

Namanya Surya, umur 27 udah jadi dosen di Ekonomi. Kalau Nara bilang dulu, Kak Surya itu genius. Bisa menghadapi rintangan yang sangat sulit diterjang. Menjadikan angka-angka sebagai teman pagi dan siang, menjadikan teori demi teori sebagai penghantar pulang.

Nara kagum dan suka sama cara mengajarnya. Kalau diibaratkan, cara Surya menyampaikan materi seperti membuat orang jatuh cinta, mudah menempel di otak dan terus kepikiran kemana-mana.

Kalau kedekatan Nara sama Kak Surya sih udah lama, sejak ospek mula Nara udah kenal dan akrab sama Kak Surya. Manggil Kak Surya dengan embel-embel Kak dibanding Pak sih gak spesial, karena semua mahasiswa ekonomi manggil dia juga begitu.

"Gue udah di hubungin. Gue pergi ya. Dah,"

Habis ngomong gitu Nara beranjak ninggalin Lea yang masih beresin barang-barangnya.

Letak kelas dia sama ruangan Kak Surya nggak jauh banget. Jadi dalam waktu dekat gadis itu udah berdiri aja di pintu ruangan Kak Surya.

Tanpa diketuk, tanpa salam dan tanpa menunggu lebih lama, gadis itu masuk ke dalam. Disana pria jangkung memakai kemeja putih duduk di kursi sambil meniup kopi yang masih panas, baru dibuatnya.

"Kakkk!"

Begitu cara Nara memanggil Surya. Sudah seperti kakak sendiri tanpa rasa canggung dan malu. Nara udah gak peduli karena Surya adalah orang yang dia percaya selama ini.

"Duduk. Mau minum apa?"

"Heleh, sok nawarin minum. Paling yang ada kopi sama air putih."

Surya ketawa. Habis itu beneran ambil air putih buat Nara. Sengaja gak beli minum dari luar sana, Nara udah jarang minum air putih katanya.

"Kenapa lagi?"

Habis minuman dihabisin, Nara langsung sandarin badan di sofa. Matanya mandang ke atas sana, lihat langit-langit atap sudah kaya lihat Langit Arkana.

"Kak, pasti kenal sama Langit?"

"Dia kakak tingkat kamu bukannya?"

"Kakak ngajar dia juga kan?!"

Surya ngangguk. Nara senyum lebar.

"Cerita dong, dia gimana. Biar aku makin suka."

Surya menghela. Ini beda. Baru kali ini Nara nanyain seseorang secara pribadi kepadanya. Ada yang beda dari Nara. Kenapa? apa baru kali ini Nara yang duluan suka?

Iya, sepertinya memang begitu. Lihat wajah Nara yang berseri waktu tanya Langit, darisana Surya tau kalau Nara gak main-main sama ucapannya.

 Lihat wajah Nara yang berseri waktu tanya Langit, darisana Surya tau kalau Nara gak main-main sama ucapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
for : langitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang