I just wanna say i love you guys so muchhhh. Kalian benar2 penambah mood aku. Suka bgt sama komenan kalian smua di chapter kemarin. Walaupun gk aku balas satu2, tpi percaya deh, aku bneran senang bgt dan baca semua komenan kalian. Skali lagi, makasih buat semua yg masih setia sama aku dan cerita ini 😘😘😘
Dapet salam hangat nih dari mas bucinnya Jeon Mina 😂😂
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Duhhh gimana mba ochie gak bucin sama masnya toh??? 😂😂
. . . . . . .
Club malam memang akan selalu ramai bahkan ketika waktu sudah menunjukkan tengah malam. Orang-orang berkumpul menjadi satu di tempat itu. Mau itu menari di tengah lantai dansa yang ada di sana, ataupun berkumpul bersama teman-teman mereka untuk merayakan sesuatu atau hanya sekedar bertemu tatap.
Tapi terkadang, club juga bisa menjadi tempat yang bagus untuk menghilangkan beban pikiran yang sudah menekan kepala hingga sakit. Mungkin melampiaskannya dengan mencari seseorang dan menghangatkan malamnya dengan bergumul di atas ranjang, atau sekedar meminum minuman beralkohol hingga tak sadarkan diri dan mabuk.
Itulah yang Rose lakukan saat ini. Ia tahu batas kemampuan dalam minumnya begitu buruk. Namun itu sama sekali tak menghentikannya, karena hal ini yang ia butuhkan untuk saat ini. Minum hingga mabuk hingga tak ada beban apapun yang ia pikirkan-setidaknya untuk saat ini.
Disaat ia akan kembali meneguk minuman pada gelasnya, gadis itu dihentikan. Menatap pada seseorang yang itu yang kini telah mengambil tempat di sampingnya sekaligus mengambil alih kursi di sampingnya, meneguk gelas minuman miliknya dengan cepat.
Rose mendecak, dengan begitu kesal mengeluarkan beberapa lembar uang di dalam dompetnya dan meletakkannya begitu saja sebelum beranjak dari duduknya.
Namun tubuhnya limbung begitu saja, mungkin karena kadar mabuknya kini sudah bisa ia rasakan. Beruntung karena pemuda itu dengan cepat pula menangkap tubuhnya. Namun bukannya ucapan terima kasih yang ia terima, Rose menepis pertolongan pemuda itu padanya dan mendorongnya menjauh.
"Ck, bagaimana bisa kau tahu aku di sini?" Kali ini, Rose memilih untuk duduk kembali. Benar-benar tak kuat dengan rasa pusing yang tengah ia rasakan saat ini.
Jungkook hanya tersenyum menanggapinya, menyuruh seorang bartender yang berada di sana untuk kembali mengambilkannya minuman baru. Kembali menatap pada Rose yang kini menumpu kepalanya dengan satu tangannya.
"Mudah sekali untuk menemukanmu."
Rose tak lagi menjawab, hanya malas untuk berdebat dengan pria itu untuk saat ini. Hah, padahal dia ingin sendiri. Tapi Jungkook menggagalkannya dan malah semakin membuat bebannya bertambah.
"Ada apa denganmu, hmm? Bertengkar dengan kekasihmu itu?"
Rose melirik ke arah Jungkook, dimana pria itu hanya mengendik sembari meneguk minumannya yang baru saja datang saat itu.