Part 11

764 88 3
                                    

"Jangan di situ!"

Ini sudah kesekian kalinya Jisoo harus berteriak setiap malam. Dia tak punya cara lain lagi selain menggunakan suaranya, tapi bukannya menurut, Yoongi malah pura-pura tidak mendengarnya. Sepertinya ia sudah kebal dengan suara Jisoo.

Jisoo rupanya telah melupakan perkataannya sendiri saat meminta Yoongi melepaskannya beberapa hari yang lalu bahwa dia tidak akan membiarkannya tidur dengannya jika tidak melepaskannya. Akhirnya Yoongi melepaskannya yang berarti ancamannya itu gagal. Itulah sebabnya Yoongi bersikukuh tidak ingin pindah dari tempatnya.

Jisoo mendengus kasar. Tubuhnya sangat lelah dan butuh istrahat tapi kini dia harus di sibukkan dengan tingkah laku Yoongi. Sudah berapa kali dia menyuruh rubah itu agar tidak tidur di ranjangnya tapi nyatanya, dia tidak mendengarkan dan masih melakukannya. Rubah itu akan naik kembali ke ranjangnya setelah dia memejamkan matanya dan keesokan harinya, dia harus berteriak lagi karena mendapatinya tertidur di sampingnya tanpa sepengetahuannya.

"Aku bilang turun sekarang juga!" Jisoo makin meninggikan suaranya.

Woof!

Rubah itu menggeleng lalu menghentak-hentakkan sebelah kaki depannya ke bawah dengan kasar.

"Kau sudah berjanji padaku kalau aku boleh tidur denganmu jika aku melepaskanmu!" Yoongi menggeram sambil memperlihatkan giginya, kelihatan marah. Dia tetap bersikukuh tidak akan meninggalkan tempatnya.

Jisoo tersentak kaget. Tak pernah terbayangkan binatang itu akan marah padanya hanya karena tidak ingin pindah dari tempatnya. Mulutnya langsung membentuk huruf O ketika mengingat perkataannya sendiri.

"Ughh." Frustasi, Jisoo mendelik tajam ke arahnya. Yoongi kembali meringkuk dengan nyaman di ranjangnya.

"Seharusnya aku tidak menjanjikan itu padanya," sesalnya. Yoongi yang tentu saja mendengar pikirannya, mengangkat kepalanya-menatapnya dengan tajam seolah berkata 'aku bisa mendengarnya'.

Jisoo memutar bola matanya. "Terima kasih telah mengingatkanku pada kemampuan menyebalkanmu."

la membiarkan pikiran sarkastiknya terdengar oleh Yoongi. "Siluman rubah brengsek!" dengusnya kesal.

Yoongi hanya memandanginya tapi Jisoo tak peduli. "Menyebalkan!"

Dengan merenggut kesal, dia membaringkan tubuhnya di sebelah Yoongi. Sepertinya memang tidak ada pilihan lain selain membiarkan Yoongi tidur disana. Jisoo pernah mencoba untuk tidur di lantai atau di sofa dalam kamar, tapi setiap pagi, dia selalu berakhir di tempat tidur. Tentu saja Yoongi yang telah menggendongnya.

Jisoo berbalik membelakangi Yoongi, menggeser tubuhnya sejauh mungkin dan dia hampir jatuh karena terlalu ke pinggir. Beruntung, sebelum tubuhnya sempat bertemu dengan lantai di bawah ranjangnya, sepasang lengan telah memeluknya dari belakang dan menariknya hingga ke tengah. Jantung Jisoo kembali tak terkendali, siapa lagi pemilik lengan itu selain Yoongi yang telah berubah menjadi manusia. Masalahnya, Yoongi sekarang tidak memakai baju hingga membuatnya takut membuka matanya. Mengerti sikap Jisoo, Yoongi tertawa kecil sebelum akhirnya beranjak dari ranjang untuk memakai bajunya. Setelah itu, dia kembali berbaring di samping Jisoo, tak lupa memeluknya seperti yang biasa ia lakukan.

Mungkin ini terlihat aneh karena Jisoo hanya diam membiarkannya. Jisoo bimbang, dia sendiri tak tahu mengapa setiap Yoongi memeluknya selalu membuatnya merasa nyaman. Dia merasakan rasa aman berada dalam pelukannya. Disamping dia lelah selalu berdebat dengan Yoongi yang selalubberhasil mendapatkan apa yang ia mau, tanpa ia sadari, pelan-pelan dia mulai menyukai tindakannya.

Jisoo menyadari, semakin ia membuka perasaannya, semakin besar kemungkinan dia akan jatuh cinta pada Yoongi. Meski dalam diam, Yoongi pasti akan mudah membaca pikirannya dan merasakan apa yang ia rasakan. Jisoo tetap ingin memberikan batasan terhadap perasaannya, kebimbangan dalam hatinya dan kebingungannya akan kehadiran Yoongi disisinya membuatnya takut pada perasaannya sendiri.

Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang