Part 14

763 89 13
                                    

7Eleven kampus terlihat lenggang dengan hanya beberapa mahasiswa yang duduk disana. beberapa diantaranya berbincang dengan teman-temannya dan sebagiannya lagi hanya untuk mengerjakan tugas atau membaca sambil menikmati waktu istrahat. Jisoo dan Myungsoo adalah salah satunya. Mereka berdua tengah mengobrol dan bercanda ketika Seulgi dan Nayeon menghampirinya.

"Ada apa denganmu hari ini? Apa kau kehilangan kalimat-kalimat sinismu?" tanya Jisoo begitu menyadari perubahan wajah Nayeon yang tampak tidak bersemangat.

Nayeon hanya menatapnya kosong kemudian duduk di depannya. Pertanyaan tadi hanyalah alasan untuk menggodanya, tapi dia sedang tidak suasana baik untuk menanggapinya.

Jisoo melirik Seulgi meminta jawaban.

"Dia baru saja patah hati," jawab Seulgi singkat tanpa ditanya.

"Patah hati?!" kedua mata Jisoo membulat lebar. Nayeon langsung melirik tajam ke arahnya. "Maaf, aku tidak tahu kalau kau sedang jatuh cinta pada seseorang."

Nayeon menghela nafas panjang. Dia merebahkan kepalanya dengan malas di atas meja kemudian bercerita. "Aku baru mengenalnya hari ini dan menyukainya pada pandangan pertama. Tapi, belum sempat aku menggodanya, dia sudah menolakku mentah-mentah dengan mengatakan tidak berminat denganku," jelasnya lirih.

Jisoo kaget. "Wawww."

Itulah kata pertama yang terlintas di otaknya. Seorang Nayeon yang tidak begitu peduli pada pria, kini malah berani mendekati seorang pria yang baru di kenalnya?

"Dan yang membuat hatiku semakin hancur berkeping-keping.." untuk kalimat ini, Jisoo dan Seulgi saling berpandangan. "lagi-lagi mendramatisir.."

"Pria itu ternyata sudah memiliki calon istri."

Jisoo merasa kasihan padanya. Ia tidak menyangka sahabatnya itu akan sesedih ini ketika menyangkut tentang pria. Ia menjadi penasaran siapa pria yang diceritakannya.

"Nasibmu buruk sekali." Seulgi bergumam.

"Ini bukan saat yang tepat mengatakan hal itu padaku!" Nayeon dengan kesal menatapnya.

"Jessie, kau benar-benar tidak membantu," Jisoo menggeleng-gelengkan kepalanya pada Seulgi yang langsung pura-pura menyeruput minumannya. Myungsoo yang berada disampingnya hanya diam mendengarkan seluruh pembicaraan mereka.

"Memangnya siapa pria yang berani menolakmu itu?"

Nayeon menegakkan tubuhnya kembali. "Dia mahasiswa baru masuk setelah cuti."

Jisoo mengangguk. Tapi, mendengar kalimat selanjutnya membuatnya tubuhnya seketika membeku.

"....namanya Yoongi. Dia bahkan masuk ke kampus kita karena ingin menemui calon istrinya. Menyebalkan!"

"Y-Yoongi?" Jisoo terkejut. Tenggorokannya tiba-tiba mengering hingga ia harus susah payah menelan ludahnya untuk membasahinya, wajahnya berubah pucat mendengar nama itu.

"Mustahil. Itu ti-tidak mungkin." Mendadak pikirannya menjadi kosong. Perasaannya berkecamuk. Bahagia, cemas dan panik bercampur jadi satu.

Tiba-tiba raut wajah Nayeon berubah serius. "Eh, apa kalian mengetahui seseorang yang bernama Mine di kampus ini? Satu angkatan kita atau senior kita?"

Tidak satupun dari mereka yang menyadari perubahan Jisoo. Gadis itu terus terdiam sementara jantungnya berdebar kencang karena nama Mine adalah panggilan khusus untuknya dari Yoongi. Jika Nayeon mengetahui nama itu, berarti Yoongi benar-benar ada di kampus ini. Tapi kenapa? Bagaimana bisa?

"Mine?" Myungsoo mengerutkan keningnya. Dia ikut mengingat nama itu.

"Kau mengenalnya?" tanya Nayeon antusias.

Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang