Dua

210 121 88
                                    

Selamat membaca, semoga kalian suka^_^

__________

KRINGG!!!

Bel yang sangat ditunggu para murid SMA 1 Garuda. Yap! Bel istirahat telah berbunyi.

"Woi kantin kuy, gue traktir deh," ajak Azni dengan wajah sumringahnya.

"Gaskeun atuh mamank," jawab Aletta dengan semangat 45. Aletta pecinta gratisan guise, kek author wkwk.

"Dasar kampret, giliran denger kata traktir semangat banget lo."

"Sirik ae lo setan," balas Aletta dengan santainya.

"Disini ada Dodo sama Doni, Ta? Anjir merinding gue," ucap Ale. Ale itu paling parnoan diantara mereka bertiga.

"Ga ada. Udah deh hayu ke kantin, kasian cacing di perut gue udah pada demo."

<<<>>>

Setelah makan di kantin, Aletta izin kepada 2 sahabatnya itu untuk pergi ke toilet.

Saat di toilet, Aletta terkejut mendengar suara pintu yang dibanting.

"Heh, Sini lo! Ngapain lo deket-deket sama Regan hah? Sok kecantikan lo! Genit banget sama pacar orang! Dasar dukun gila!" bentak Nella sembari menarik rambut Aletta secara paksa.

Tetapi, Aletta tidak pernah melawan. Ia hanya membalasnya dengan senyuman. Sebenarnya itu yang membuat Nella heran, sekaligus malu karena selalu menyiksanya. Tetapi, cinta memang bisa membuat yang waras menjadi gila. Ia hanya tak suka jika Regan dekat dengan Aletta. Nella sangat mencintai Regan, ia tak mau jika Regan menjadi milik orang lain, apalagi Aletta.

Brakk

Pintu toilet itu tiba-tiba dibuka paksa oleh seseorang yang tak lain adalah Regan. Emosi Regan memuncak ketika tau bahwa Nella sedang menyiksa Aletta di toilet,  karena cemburu dengan Regan. Menurut Regan itu sangat tak masuk akal.

Regan mengetahui berita itu karena banyak murid yang sedang bergosip ria membicarakan Aletta yang disiksa di toilet tersebut oleh Nella.

"LO GILA!" bentak Regan. Regan langsung menarik tangan Aletta, dan membawa Aletta ke rooftop.

"Arghhh!" Nella sangat tersulut emosi, ia juga takut. Takut Regan menghukumnya.

<<<>>>

"Lo ngapain bawa gue ke sini? Wah, lo jangan macem-macem ya sama gue," Aletta menampilkan wajah seperti orang ketakutan.

"Biasa aja kali mukanya, kek liat setan aja lo."

"Iya, lo setannya!"

"Bukannya bilang terimakasih, padahal udah gue bantuin tadi."

"Oh jadi lo ga ikhlas ya? Terus ngapain lo nolongin gue, hah?" Lelaki di hadapan Aletta ini sangat memancing emosi Aletta.

"Lo kalo marah makin cantik."

Blush

"Ngapa tuh pipi? Ko merah?" Regan semakin menggoda Aletta.

"Apaan sih lo! Udah ah gue mau ke kelas." Aletta jadi salah tingkah. Regan langsung menarik tangan Aletta sebelum Aletta pergi meninggalkannya.

"Lepasin! Ngapain lo pegang-pegang tangan gue? Dasar tukang modus lo!"

"Lo cantik."

Blush

Lagi. Pipi Aletta kembali memerah seperti kepiting rebus.

ALETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang