Tiga

189 124 74
                                    

Selamat membaca, semoga kalian suka^_^

__________

"Ngapain pulang?"

Deg.

"Maaf mah, tadi Letta makan dulu diluar jadi agak telat pulangnya"

"Agak telat kamu bilang?! Ini tuh udah sore banget! Kalo papa kamu tau, nanti dikira mama yang ngurus kamu ga becus Letta! Pulang sekolah itu langsung pulang! Jangan main dulu! Dasar anak gatau diri!" Bentak Maya.

"Halah boong tuh mah! Jelas jelas si Aletta tadi pergi makan sama cowo kayanya sih bukan sekedar teman. Ga usah boong lo! Gue tau!" Kompor Aletto yang membuat suasana semakin panas.

"Bener bener anak gatau diuntung ya kamu! Sini kamu!" Maya menarik paksa tangan Aletta untuk dibawa ke kamar Aletta.

"Ma pelan pelan, tangan Letta sakit ma" ringis Aletta karena ia merasa sangat sakit akibat tangannya dicekal erat oleh Maya.

"Letto, kamu jaga di depan, kalo papa pulang, kamu langsung bawa air hangat dan handuk kecil ke kamar Aletta." Bisik Maya pada Aletto.

"Iya ma"

Saat sampai dikamar Aletta..

Plakk

Maya menampar pipi kiri Aletta "Ini buat kamu yang pulang terlalu sore!"

Plakk

Maya menampar pipi kanan Aletta "Ini buat kamu yang berani bohong sama mama!"

Aletta mulai meneteskan air mata.

Dug! Dug! Dug! Dug!

Rambut Aletta dijambak, lalu kepala Aletta di benturkan ke tembok beberapa kali oleh Maya, dan itu membuat dahi Aletta terlihat memar. Kepala Aletta sangat pusing, hampir saja Aletta pingsan. Saat Maya ingin menampar Aletta lagi, tiba2 Aletto membawa peralatan yang tadi diperintahkan Maya, untuk dibawa ke kamar Aletta jika Arya sudah pulang.

Aletta langsung dibawa ke kasur, lalu Maya memulai drama nya. Mengobati dahi Aletta yang memar, padahal itu adalah perbuatan dirinya sendiri.

"Oh ternyata kamu disin- loh, Aletta sayang, kamu kenapa nak?" Arya menampilkan wajah yang sangat khawatir.

"Al-"

"Itu tadi Aletta di sekolah ngerasa pusing katanya, terus ga sengaja kepalanya terbentur tembok di sekolahnya, tadi Aletta cerita sama aku mas" Maya langsung memotong ucapan Aletta.

"Yaampun lain kali hati-hati ya Letta sayang, dan.. makasih ya ma, udah ngobatin Aletta"

"Ah mas ini apa sih, ini kan emang kewajiban aku sebagai seorang mama nya Aletta, mas." Maya tersenyum malu.

Percaya deh sama Author, mukanya Maya itu kaya minta ditabok banget. Huh! Author kesel banget sama dia. Eh back to story.

"Yaudah papa mau mandi dulu ya" Arya pun meninggalkan kamar Aletta, dan segera ke kamarnya lalu bersiap untuk mandi.

"Dia jahat"

"Itu tadi suara siapa ya? Ah mungkin hanya halusinasiku saja atau mungkin aku salah dengar" Arya langsung bergegas ke kamar mandi.

●●●

"Heh! Awas aja ya kamu! Kalo sampe kamu berani ngadu ke papa kamu, Aku akan membuatmu lebih tersiksa dari ini. Letto sayang, kita keluar yu dari kamar neraka ini, mama gerah banget disini apalagi ada anak gatau diri disini." Ucap Maya kejam.

"Makasih ya ma" Aletta tetap tersenyum, meski fisik dan batinnya saat ini terasa sangat amat menyakitkan.

"Gausah so baik ya kamu. Sana main sama temen-temen haluan kamu itu. Dasar gila"

Sakit. Sangat sakit. Ya. Itu yang dirasakan Aletta saat ini. Bagaimana tidak? Mama yang dia sayangi, mengatakan bahwa dirinya orang gila? Sungguh orangtua yang tak punya hati! Tetapi Aletta ya Aletta. Gadis remaja yang sangat tegar walaupun hatinya rapuh. Ia tetap tersenyum dan tetap akan selalu menyayangi mamanya.

Aletto juga membenci Aletta sama seperti mamanya, tapi Aletto tidak pernah ikut menyiksa Aletta, bahkan melihat Aletta disiksa pun ia tak sanggup. Disatu sisi dia menyayangi Aletta, tapi disisi lain dia sangat membenci Aletta, karena Aletta yang membuat dirinya kehilangan orang yang sangat dicintai dan disayanginya.

__________






HAI!
Sebelumnya maaf ya part ini aku buat pendek hehe.
Gimana? Ada yang penasaran siapa orang yang dimaksud Aletto? Jawabannya ada di part entah ke berapa hehe.. bisa part setelah ini, atau part setelahnya, atau bahkan part terakhir? Liat saja nanti. Hihi..

Kalo kalian penasaran, ikutin terus ceritanya sampai tamat ya!

Jangan lupa vote and coment! Vote kalian sangat berharga^_^

Terimakasih,
Salam

CoretanAN

ALETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang