JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK VOTE DAN COMENT NYA.
TERIMAKASIH
-------------------------------------------------------Happy reading ❤️
"Ikut aku!" perintah Sehun, melangkah ke arah lift—berlawanan dengan ruang rapat.
Lisa mengerutkan keningnya, bingung. Tatapannya turun ke jas di tangannya sebelum akhirnya ia memakainya. Dengan sedikit ragu, ia mengikuti Sehun dari belakang.
"Bagaimana dengan rapatnya, Pak?" tanyanya, mencoba mengingatkan.
"Batalkan," jawab Sehun tanpa ragu, terus berjalan.
"Tapi Pak—"
Sehun tiba-tiba menghentikan langkahnya, menoleh, lalu tersenyum miring. "Apa kau ingin menggoda klien dengan penampilan seperti itu? Jika memang begitu, lebih baik kau menggoda aku saja."
Lisa terperanjat. Wajahnya seketika memanas.
"Tidak, Pak!" jawabnya cepat, nyaris terbata.
Sehun hanya terkekeh kecil sebelum kembali berjalan. Lisa mengikuti dari belakang, masih berusaha mencerna ucapannya barusan.
Mereka masuk ke dalam lift. Sehun menekan tombol basement, menuju parkiran.
Saat pintu lift terbuka, Sehun berjalan menuju mobil sport hitamnya dan membuka pintu penumpang.
"Masuk," perintahnya singkat.
Lisa menatapnya ragu. "Saya, Pak?"
Sehun menghela napas panjang. "Iya. Siapa lagi?"
Lisa buru-buru membuka pintu belakang, mengira akan duduk di sana. Namun, tangannya langsung ditahan oleh Sehun.
"Kau pikir aku supir mu?" desisnya. "Duduk di depan."
Lisa menelan ludah, lalu menutup pintu belakang dan bergegas masuk ke kursi depan.
"Pasang sabuk pengamanmu," kata Sehun, lalu menambahkan dengan nada menggoda, "Atau perlu ku bantu?"
Lisa dengan cepat menarik sabuk pengamannya. "Tidak perlu, Pak!"
Mobil melaju melewati jalanan Seoul yang kini lebih lengang dibanding saat Lisa datang tadi. Ia menatap keluar jendela, masih bingung dengan semua yang terjadi.
Lalu, sesuatu melintas di pikirannya.
"Skuter ku!"
Lisa menoleh ke arah Sehun. "Bagaimana dengan skuter saya?" tanyanya hati-hati.
Sehun tetap fokus pada jalan, ekspresinya tetap dingin. "Akan ada orang yang mengurusnya. Kau tidak perlu khawatir."
Lisa diam, menggigit bibirnya. Kenapa rasanya seperti dirinya semakin terikat dalam permainan Sehun?
Mobil berhenti di depan butik mewah. Lisa mengerjap, tak percaya dengan tempat yang mereka tuju. Ini bukan butik biasa. Ini butik yang sering dikunjungi oleh selebritas dan sosialita kelas atas.
Sehun turun dari mobil, dan Lisa mengikutinya dengan langkah ragu. Begitu mereka masuk, beberapa pegawai langsung menyambut dengan penuh hormat.
"Selamat datang, Mr. Sehun. Ada yang bisa kami bantu?" tanya manajer butik dengan sopan.
"Carikan baju untuk sekretarisku," jawab Sehun santai. "Dan ubah penampilannya."
Lisa menoleh cepat ke arah Sehun, terkejut. "Pak, saya tidak—"
"Tidak ada bantahan."
Manajer butik tersenyum ramah, lalu memberi isyarat kepada pegawai untuk membawa Lisa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mobster
RomantiekDON'T COPY MY STORY Warning full part +21 !!! Banyak mengandung adegan dewasa kata kata fulgar dan lain. Real dari pemikiran kami sendiri. No ciplak ciplak. Bagaimana jadinya jika anak seorang mafia menyamar menjadi seorang kutu buku untuk menjalan...