"Hei, serius. Maksudku, kau sama sekali tidak cantik dengan wajah tertekuk begitu, Ji. Setidaknya tersenyumlah. Seperti ini."
Sepasang sudut bibir Jiyeon yang semua membentuk garis melengkung ke bawah lantas dibawa naik menuju tulang pipinya melalui gerak jemari Taehyung dengan lembut. Agak meringis dalam diam begitu ekspresi riang Jiyeon benar-benar lenyap dari pandangan selepas Jungkook telah tinggal bersama Yumi. Ini benar-benar memuakkan, sungguh. Kendati Taehyung benci dimana kondisi sahabatnya setiap malam terus mengadukan keluh-kesah yang memekakkan gendang telinga, pun ia tidak bisa menampik bahwa sedikit iba dengan Jungkook.
Dan Jiyeon ... kenapa mendadak murung?
Ada berbagai asumsi yang hinggap di kepalanya, membuat Taehyung larut dalam lamunan sembari menopang dagu dengan satu tangan yang ditumpu ke atas meja cafe. Jika bukan karena permintaan Jiyeon untuk menemani Si Manis ini demi menghindari wajah sang Nenek, Taehyung enggan beranjak dari ranjang empuknya.
"Kak Taehyung! Kak Taehyung!"
Panggilan itu refleks membuat Taehyung kembali ditampar kesadaran dengan kedipan lembut pada hazelnya. Lekas menegakkan punggung seraya satu alisnya menjungkir naik ke atas.
Jiyeon apatis, maka yang dilakukannya adalah melipat bibir sedalam mungkin lantaran sibuk merangkai kata yang akan diudarakan.
"Kenapa?" Kini Taehyung bertanya lagi, tonenya melembut. Mencoba membuat Jiyeon serileks mungkin berada di dekatnya. "Apa ada yang menganggu pikiranmu?"
"Menurutmu, kenapa aku bisa begini?" Aksen Jiyeon kelewat lirih. Jemarinya tiada henti bermain-main dengan gerak random sebagai bentuk pengusir gugup. "Kak Taehyung, bisa beritahu kenapa aku murung seperti ini?"
Semula Taehyung terkesiap pelan, bibirnya menciptakan celah kecil selepas frasa Jiyeon memasuki pendengaran. Berdehem sejemang, maka Taehyung tak langsung membalas. Melainkan kini menyeruput penuh khidmat flavoured soda miliknya. Sedikit rasa menyengat begitu cairan tersebut mengaliri kerongkongan.
Menggeram rendah, adalah Taehyung yang memulai aksaranya dengan sorotan serius.
"Ji? Apakah kau mencintai Jungkook?"
Pertanyaan yang sukses menciptakan bunyi napas terkejut Jiyeon. Parasnya sontak berubah penuh teror begitu onyx kelam Taehyung yang kelewat mencekat. Membuatnya sulit berungkap. Hanya mampu tenggelam dalam iris kepekatan milik Taehyung yang membahayakan. Jiyeon kesulitan menjawab sebaris pertanyaan Taehyung yang baru saja menghantam gendang telinga.
"M-mencintai—"
"Dalam konteks berbeda," Taehyung memotong cepat. Seiring dengan merubah posisi menjadi nyaman seraya kedua tangan kekar itu dibawa menumpu dagunya demi menyoroti Jiyeon lebih serius. "Tentu saja sebagai seorang Kakak, kau sangat mencintainya. Tapi ... ini dalam artian yang berbeda. Maksudku, sebagai seorang pria, Ji? Kau tidak merasakan hal itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Labyrinth Pt. 2 [M] ✓
Fanfiction[SEBAGIAN PART DI HAPUS!] [E-BOOK BISA DIBELI KAPAN SAJA] Disaat Jeon Jiyeon mulai menyadari bahwa sensasi menggelitik nan hangat dalam dadanya itu adalah rasa cinta. Namun, sayang sekali pernyataan itu harus tertahan di kerongkongan manakala menyak...