Jujur.

2 0 0
                                    

Setelah Gilang mengantarkan Yovanca sampai depan gerbang rumah Yovanca. Yovanca mengajaknya masuk terlebih dahulu.

Yovanca : " Gilang! Mau ngopi dulu ga? Kopi buatan gua enak lho".
Gilang : " Boleh nih aku masuk? Ntar mamamu marah lagi".
Yovanca : " Iyaaa.... Kamu yang disana itu. Boleh masuk. Cepetan".
Gilang : " Gua bentar aja ya! Eh, btw kan mamamu ga pernah marah ke aku. Hehe".
Yovanca : " Gausah banyak omong. Cepetan, gua bikinin kopi".

Gilang akhirnya masuk kedalam rumahnya. Ternyata, disana tidak terdapat satu orang pun. Rumah itu sekarang hanya ada Gilang dan Yovanca.
"Heh, mama ama papa lu kemana?" tanya Gilang seolah bingung.
Yovanca pun mulai bercerita sambil menyuguhkan secangkir kopi hitam dan roti yang dibuat mamanya siang hari tadi.
"Nih, kopi ama rotinya. Oh iya, mama ama papa gua lagi pergi. Gatau kemana. Biarin lah." Jawab Yovanca.

Gilang mulai memakan sebuah roti buatan mama Yovanca tersebut. Ia tak melupakan secangkir kopi yang dibuatkan oleh Yovanca.

Setelah beberapa saat berlalu, Gilang memutuskan untuk pulang ke rumah huniannya.

05.13.

Yovanca terbangun dari mimpi indahnya. Mimpi yang membawa jauh kesana...

"Mah.. Mamah. Ih, mama mana sih." Gumam Yovanca.

Tiba - tiba ada yang menekan bel rumahnya. Yovanca terkejut bukan main. Bagaimana bisa, orang asing bertamu disaat yang masih pagi begini. Namun, mau tak mau, Yovanca tetap harus membuka pintunya.

"Iya. Siapa?" tanya Yovanca kepada orang tersebut.
"Aku Gilang Yov! Gilang Sanjaya beneran! Cepetan bukain. Dingin tau diluar " teriak Gilang dari luar rumah Yovanca.

Yovanca tak terbiasa untuk bertemu dengan orang asing tetapi ia belum bersiap - siap. Yovanca mempersilahkan Gilang untuk masuk kedalam rumahnya dan menyuruhnya untuk duduk sebentar di sofa hangat rumahnya untuk menunggu Yovanca yang sedang mandi.

05.28

Yovanca menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Gilang yang sedang kedinginan di sofa rumahnya.

Yovanca : " Gilang. Sarapan dulu yuk! Anda pasti lapar sekali. Iya kann?".
Gilang : " Iya nih. Gua laper parah Yov. Udah mandi pagi banget tadi. Takut telat ke rumah lu".

Yovanca bingung atas pernyataan Gilang tadi. Siapa yang menyuruh Gilang kerumahnya diwaktu sepagi itu.

"Gilang, siapa yang menyuruhmu untuk datang kerumahku sepagi ini?" tanya Yovanca.

" Yang menyuruhku adalah mamamu. Dia menyuruhku untuk mengurusimu selama 3 hari ini. Kedua orang tuamu tak bisa pulang untuk saat ini. Pekerjaan mereka sudah semakin menumpuk" Balas Gilang mengatakan yang sejujurnya.

Yovanca : " Oh, dus hij zei het je. hij was zo lui om voor zijn eigen kinderen te zorgen".
Gilang : " Apa yang kamu katakan barusan? Apakah itu Bahasa Belanda?"
Yovanca : " Tak perlu kau pikirkan soal itu Gilang".
Gilang : " Tapi aku sangat ingin tahu soal itu. Kamu kenapa Yov?".
Yovanca : " Ik ben depressief, Gilang."
Gilang : " Wah, kamu sangat fasih berbahasa Belanda. Tunggu dulu. "Depressief.. Depressi.. Depresi!". Kamu depresi Yovanca?"
Yovanca : " Iya, aku depresi. Dan soal Bahasa Belanda itu. Aku sudah banyak belajar sejak kecil".

Gilang terkejut mendengar itu. Ia tak percaya bahwa apa yang Yovanca katakan kemarin, itu adalah sebuah kenyataan.

Gilang POV

"Gila, kenapa gua gatau dari dulu. Yovanca butuh banget gua. Kok gua malah cuekin dia."
"Gua nyesel baru tau ini. Kenapa gua ga peka banget!".

Back Author POV

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

His Name Is Gilang Sanjaya  (De Naam is Gilang Sanjaya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang