Chapter 01 : Peduli atau Posesif?

29 6 0
                                    

Happy reading~~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ceklek...

Dengan pelan-pelan Shera membuka pintu kamarnya agar tidak ketahuan penghuni lainnya, tapi ternyata sia-sia. Baru saja ia menyalakan lampu kamarnya tiba-tiba ada Kakaknya yang menatapnya tajam, seolah-olah ingin mengintrogasi.

"Ingat rumah kamu?" tanya Kakaknya.

"Ehehehe maaf Kak," kata Shera dengan memamerkan giginya.

"Sekarang jam berapa?" tanya Seokmin lagi. Dan Shera pun langsung ngeliat jam tangannya.

"Jam tujuh lebih dikit ehehehe, maaf Kak tadi aku habis kerja kelompok," kata Shera.

"Kalau kerja kelompok kenapa sampai 4 jam lebih?" sial, Kakaknya ini emang bener-bener kayak polisi yang lagi ngintrogasi maling, nanya terus.

"Maaf Kak, tadi habis kerja kelompok sebenernya mau pulang, tapi diajak Haechan ke timezone, besok nggak diulangin lagi deh," mohon Shera ke Kakaknya. Kalau begini, Seokmin mana tahan jadinya dia cuman bisa pasrah dan akhirnya maafin Shera.

"Kakak pegang janji kamu, kalau sampai main nggak ngabarin, nggak Kakak bolehin kamu main lagi sama temen-temen kamu. Sekarang kamu mandi terus makan," celoteh Kakaknya, gak ada bedanya sama Bunda Yoona.

"Iya bawel," protes Shera dan langsung lari menuju kamar dan mandi. Setelah mandi, Shera langsung pergi ke dapur menyusul Kakaknya yang lagi masak makan malam. Dan pada saat makanannya sudah siap mereka berdua pun makan dengan hening tanpa ada percakapan sedikitpun karena Shera bingung mau cari topik apa dan masih takut dengan Kakaknya yang kayaknya masih marah.

Bahkan saat selesai makan, Kakaknya yang justru mencuci piring. Jujur Shera benci banget sama suasana kayak gini yang sebenernya gak terjadi sekali ini aja, sering malahan. Kakaknya memanh begitu, terlalu posesif. Shera pun akhirnya hanya bisa menghela nafas dan akhirnya pergi ke kamarny- ralat, kamar mereka berdua, lalu berbaring di ranjang. Beberapa menit telah berlalu dan Shera masih menunggu Kakaknya masuk kekamar, namun belum ada tanda-tanda.

Ceklek...

Akhirnya Kakaknya pun masuk kekamar dan ikut membaringkan tubuhnya di ranjang besar milik mereka dengan posisi membelakangi Shera. Suasana canggung dan hening menyelimuti mereka berdua. Hingga akhirnya Shera menepuk pelan punggung lebar milik Kakaknya.

"Kak Seokmin, masih marah ya? Maafin aku, tadi kan Kakak juga udah pegang janjiku, enggak akan keulang lagi deh," mohon Shera ke Kakaknya. Akhirnya pun Seokmin membalikan tubuhnya dan langsung meluk badan mungilnya Shera.

"Iya, Kakak maafin," jawab Seokmin. Singkat, padat, dan jelas tapi Shera tahu kalau Kakaknya sudah tidak marah lagi dan ikut meluk tubuh Kakaknya.

"Sayang Kakak banyak-banyak!" seru Shera. Seokmin pun tersenyum lebar dan mengacak gemas rambut Shera.

"Udah Kak, tidur yuk besok masih sekolah akunya," ajak Shera.

"Hmm... Bentar lagi,"

Bukannya tidur, justru Seokmin mengeratkan pelukannya dan menaruh kepalanya di perpotongan leher adiknya. Awalnya Shera ingin protes kepada kakaknya namun setelah dilihat lagi, kakaknya telah tertidur lelap.

Kumohon... jangan seperti ini, batin Shera.

Tidak. Shera tidak boleh jatuh lagi ke lubang yang sama yang justru membuat dia semakin terluka. Dan mencintai Seokmin adalah suatu kesalahan yang besar.

TBC

????

Next?

Brother? - Lee SeokminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang